Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Holoselulosa: Tinjauan Metode Analisis Kimia Konvensional Purwita, Chandra Apriana; Sulaeman, Aminudin; Setiyanto, Henry
JURNAL SELULOSA Vol 10, No 02 (2020): JURNAL SELULOSA
Publisher : Center for Pulp and Paper

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25269/jsel.v10i02.301

Abstract

Holoselulosa merupakan fraksi karbohidrat yang merupakan gabungan antara selulosa dan hemiselulosa. Fraksi holoselulosa menjadi penting karena merupakan bahan baku yang digunakan menjadi berbagai produk yang memiliki bernilai tinggi. Kandungan holoselulosa bervariasi di antara berbagai spesies kayu. Analisis holoselulosa penting untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik dan kualitas bahan baku, mengoptimalkan pemanfaatan sumber bahan baku, dan meningkatkan efisiensi proses sehingga memungkinan komersialisasi proses konversi biomassa menjadi bahan lain yang berekonomis tinggi. Prinsip analisis holoselulosa metode kimia konvensional adalah fraksinasi dan isolasi yaitu dengan menyisihkan lignin, ekstraktif, dan abu, namun menjaga selulosa dan hemiselulosa tetap utuh. Metode analisis holoselulosa biasanya menggunakan metode delignifikasi, menggunakan reagen pengoksidasi kuat pada pH rendah atau tinggi dan suhu tinggi. Metode tersebut meliputi klor dioksida, klor-piridin, klor-etanol amina, klor-1,4-dioksan, klorit asam, dan asam perasetat. Metode natrium klorit banyak digunakan untuk analisis holoselulosa dengan karena prosedur pemisahan sederhana dan delignifikasi cepat. Artikel ini memaparkan sejumlah metode analisis holoselulosa, prinsip penentuan, reaksi, keunggulan dan kelemahan masing-masing metode sehingga dapat memberikan gambaran untuk memilih metode yang sesuai dan akurasi masing-masing metode tersebut.Holocellulose Analysis: A Review of Conventional Chemical Analysis MethodsAbstractHolocellulose is a carbohydrate fraction that is a combination of cellulose and hemicellulose. Holocellulose fraction is important because it is the raw material used to be processed into various high-value products. Holocellulose content varies among various wood species. Holocellulose analysis is important to gain information on the characteristics and quality of raw materials, optimize the utilization of raw material sources, and improve process efficiency so that it is possible to commercialize the process of converting biomass into other high-economical materials. The principle of holocellulose analysis by conventional chemistry method is fractionation and isolation by removing lignin, extractives, and ash, but keeping cellulose and hemicellulose intact. Holocellulose analysis methods usually use the delignification method, using strong oxidizing reagents in low or high pH and high temperatures. Such methods include chlorine dioxide, chlorine-pyridine, chlorine-ethanol amine, chlor-1,4-dioxane, acid chlorite, and peracetic acid. The sodium chlorite method is widely used for the analysis holocellulose because of its simple separation procedure and rapid delignification. This article presents several holocellulose analysis methods, principles of determination, reactions, strengths, and weaknesses of each method to provide an overview for selecting the appropriate method and the accuracy of each method.Keywords: holocellulose analysis, conventional analytical chemistry method, delignification
STUDY ON THE FENTON REACTION FOR DEGRADATION OF REMAZOL RED B IN TEXTILE WASTE INDUSTRY Henry Setiyanto
Molekul Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.276 KB) | DOI: 10.20884/1.jm.2016.11.2.212

Abstract

Remazol Red B is a reactive dye that is often used in the textile industry. The dye can cause serious problems in the environmental / water because it is difficult to be degraded by microorganisms. Decolorization of reactive azo dyes (Remazol Red B) before being discharged into the environment is an important aspect in creating technology (method) that are environmentally friendly. The method chosen for this decolorization is Advanced Oxidation Process (AOP) using the Fenton reaction. The optimum conditions for this reaction is 25 mg/L H2O2 and 1.25 mg/L of Fe2+ to Remazol Red B with initial concentration at 83 mg/L ( with ratio [H2O2]/[Fe2+] = 20). The optimum conditions of this reaction were obtained at pH 3 and temperature of 27 0C, with decolorization efficiency up to 100% for a reaction time of 60 minutes. The kinetic model of dye decoloritation follow the second order reaction. Some of the metal ions were added i.e. Cu2+, Pb2+ and Zn2+ , given no significant impact on the degradation performed. 
Sosialisasi Identifikasi Air Tercemar dan Pelatihan Pembuatan Handsanitizer pada Warga Karang Taruna Harapan Jaya Desa Kersamaju RT01 RW02 Kabupaten Tasikmalaya dalam Meningkatkan Edukasi Kepedulian Lingkungan dan Protokol Kesehatan Muhammad Yudhistira Azis; Arie Hardian; Fuja Sagita; Dian Ayu Setyorini; Henry Setiyanto
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.702 KB) | DOI: 10.26874/jakw.v2i2.169

Abstract

Kersamaju, Cigalontang, Tasikmalaya merupakan salah satu desa yang warganya masih memanfaatkan air sungai sebagai sumber air, sekaligus sebagai tempat pembuangan sampah. Edukasi terkait air tercemar diberikan kepada warga Karang Taruna yang merupakan pionir kemajuan desa yang terdiri dari para warga yang kreatif dan produktif. Selain itu, kegiatan yang dilakukan di masa pandemi menuntut penerapan protokol kesehatan, namun kesadaran warga desa masih kurang dalam menerapkan protokol kesehatan karena belum adanya sarana dan prasarana edukasi warga dalam penerapan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitizer. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan edukasi terkait dampak dan identifikasi air tercemar, serta penerapan protokol kesehatan kepada 20 orang warga Karang Taruna. Metode yang dipilih yaitu forum diskusi dan praktek yaitu praktek identifikasi air tercemar sederhana menggunakan pH universal, pengamatan visual, dan penyaringan air sederhana, serta sosialisasi penerapan protokol kesehatan dengan pembuatan handsanitizer. Kegiatan ini menambah wawasan dan bermanfaat bagi warga Karang Taruna dalam meningkatkan kepedulian lingkungan dan menerapkan protokol kesehatan.
Kinetic Models for the Sorption of Methylene Blue From Aqueous Solution by Molecularly Imprinted Polymers Muhammad Ali Zulfikar; Henry Setiyanto
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2016: Proceeding ISETH (International Conference on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research examined the effect of concentration on Methylene Blue (MB) adsorption by using Molecularly Imprinted Polymer (MIP). The experimental data were analyzed by using pseudo-firstkinetic, pseudo-second-kinetic and particle diffusion models. From the experiment, it could be seen that the MB adsorption using MIP decreased with increasing dye initial concentration. The adsorption kinetic data of MB on MIP was well described by a first-second-order model, with the kinetic constants in the range of 0.037- 0.067 min-1. In addition, the results also indicated that the intra-particle diffusion was not the rate limiting step in the MB adsorption process.
Evaluasi Kemandirian Industri Double Base Propellant dari Perspektif Pasok Mirad Fahri; Irdham Ahmad; Rommie Oktavianus Burra; Henry Setiyanto
EKONOMI KEUANGAN DAN BISNIS Vol 8, No 1 (2023): Ekombis Sains: Jurnal Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis
Publisher : Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24967/ekombis.v8i1.2392

Abstract

Hingga saat ini Indonesia masih mengimpor Double Base Propellant (DBP) untuk keperluan industri amunisi dan roket. Hal ini menyebabkan industri pertahanan Indonesia tidak mandiri. Di lain pihak, bahan baku DBP melimpah di Indonesia. Selulosa dan gliserin dapat dihasikan dari tumbuhan ataupun mikro organisma yang mengandung banyak serat dan minyak. Tujuan riset ini adalah melakukan analisa kemadirian DBP melalui analisis SWOT berdasarkan data rantai pasok permintaan DBP di Indonesia. Hasil akhir dari riset ini diharapkan dapat memberi amsukan kepada pemerintah menuju kemandirian DBP. Riset diawali dengan pencarian referensi data pasok dari sumber terpercaya, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan workshop, diskusi, dan wawancara dari para pakar. Data yang diperoleh dianalisis dengan SWOT, dimana temuan analisa SWOT tersebut menyediakan sudut pandang, memetakan hubungan elemen SWOT, dan merumuskan alternatif rencana aksi. Pembahasan dilakukan dalam perpektif membangun kekuatan, meminimalkan kelemahan, mencari peluang serta melawan ancaman untuk menghasilkan rekomendasi pada penyusunan peta jalan kemandirian bahan baku propelan.