Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REPRESENTASI NILAI - NILAI PLURALISME DALAM FILM LIMA Anggun Viniza Vidia Videska; Vina Zahratul Hayat; Muhamad Afdoli Ramadoni
AL-IDZA'AH: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 4 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/al-idzaah.v4i2.2808

Abstract

Pluralisme dalam hierarki tatanan sosial masyarakat merupakan sebuah fenomena yang tidak mungkin dihindari. Konsep pluralisme sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang. Namun persebaran gagasan ini mengalami kontroversi dan penolakan dari berbagai kalangan sehingga menimbulkan pro dan kontra. Sebagai masyarakat majemuk, idealnya harus bisa hidup dalam pluralisme dengan menjalin harmoni hidup beragama. Menampilkan rasa hormat dan toleransi satu sama lain tanpa harus meyakini keberadaan kebenaran pada agama dan keyakinan agama lain. Berdasarkan konteks di atas, maka muncul pertanyaan bagaimana nilai-nilai pluralisme dalam film lima? Analisis yang akan digunakan adalah teori Question of representation dari Branston dan Stafford (2003: 90-116). Teori ini menjelaskan bagaimana representasi menjalankan proses pembentukan suatu identitas tertentu secara berulang-ulang terhadap objek yang dicitrakan didalam media. Terdapat tiga konsep dari teori ini yaitu stereotyping, representation and the real, question of positive and negative images. Konsep pertama mengkaji asumsi negatif yang tersebar luas tentang kelompok tertentu. Konsep kedua menggambarkan sesuatu secara realita dan tidak terdistorsi. Konsep ketiga mengenai pandangan positif dan negatif masyarakat terhadap suatu kelompok tertentu.Streotip yang dibangun di dalam film lima yakni isu rasisme dan intervensi dalam menilai seseorang bukan berdasarkan prestasi melainkan ras dan warna kulit.
Daya Tarik Dan Makna Elegan Bagi Pecinta Fashion Persepsi Anggota Komunitas Hijabi Tentang Foto Fashion Di Majalah Muhamad Afdoli Ramadoni; Vina Zahratul Hayat
Jurnal Khabar: Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 5 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : STAI Bumi Silampari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37092/khabar.v5i1.478

Abstract

This research is motivated by the existence of photography which cannot be separated, especially in the world of fashion. Because fashion, make-up and photography are one unit that always go hand in hand and both need each other. Fashion Photography, Photos that focus on depicting and presenting various clothing and other fashion items related to lifestyle. Creating fashion photos requires experts in their fields, such as professional photographers and models, but also other fashion lovers, be they buyers, fashion experts, bloggers and fashion vloggers. As a community that the author wants to study, namely the Yogyakarta Hijabie community which gave birth to a generation of Muslimah model labels and raised fashion lovers who are good at creating without forgetting to convey their da'wah through fashion da'wah, we preach. syariah This research is a qualitative descriptive research. The results of the observational analysis research to focus on attractiveness and elegance in fashion photos are the perceptions of members of the hijabi community, namely first, the mindset is relatively the same, namely according to individual perceptions of attractiveness and elegance in fashion photos in magazines. Second, connecting the concept of chic objects as a whole which makes it elegant. Third, elegant or glamorous as a form of feeling more confident.