ABSTRAKLatar Belakang:Tuberkulosis paru (TB Paru) masih menjadi beban kesehatan masyarakat. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengeliminasi penyakit ini. Namun, berbagai faktor menyebabkan upaya eliminasi tuberkulosis paru belum berjalan optimal. Beberapa faktor tersebut terkait kepatuhan berobat atau pemanfaatan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, faktor budaya, dan kepercayaan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan.Metode Penelitian:Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional potong lintang (cross-sectional) menilai 35 pasien TB paru. Data demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan), tingkat pengetahuan, faktor budaya, kepercayaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah variabel dalam penelitian. Kuesioner adalah instrumen penelitian untuk mengukur variabel tersebut.Hasil:Dari hasil penelitian, mayoritas subjek penelitian adalah laki-laki (68,6%), rata-rata usia 44,86 ± 13,808 tahun (rentang usia 23-70 tahun), mayoritas berpendidikan SMA (54,3%), pekerjaan petani (42,9%) dan berpenghasilan dua juta rupiah (45,7%). Tingkat pengetahuan pada 19 (54,3%) orang adalah baik. Faktor budaya pada 20 (57,1%) orang adalah baik. Tingkat kepercayaan pada 22 (62,9%) orang adalah sangat percaya, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada 20 (57,1%) orang adalah baik. Ada pengaruh pengetahuan dan kepercayaan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk TB paru (nilai p 0,05) dan tidak ada pengaruh antara faktor budaya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk TB paru (nilai p 0,05).Simpulan:Ada pengaruh pengetahuan dan kepercayaan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan untuk TB Paru di Puskesmas Aek Kanopan. Untuk itu, perlu edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan masyarakat agar lebih banyak masyarakat yang patuh pengobatan TB Paru.Kata Kunci: faktor budaya, kepatuhan, kepercayaan, pengetahuan, TB Paru