Dwi Octa Amalia, Dwi Octa
Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Kementerian Kesehatan RI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Determinants of Violence Against Children in Indonesia: A Literature Review Amalia, Dwi Octa
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2: June 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.936 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i2.1951

Abstract

 Violence against children is a public health issue that has implications on a child's health and well-being throughout their lifetime. To prevent violence, it is important to understand the factors associated with violence against children. This literature review aims to determine these factors in Indonesia. A total of 1,025 articles published between 2018-2022 were screened from Garuda, Google Scholar, and DOAJ databases. After applying specific criteria and objectives, 16 articles were selected for this review. This review highlights that there are individual, interpersonal, community, and institutional factors that contribute to violence against children. The individual factors that contribute to violence against children include children's knowledge and attitudes, while interpersonal factors such as parental characteristics and the quality of parent-child relationships. Parental characteristics including education, occupation, socio-economic status, and knowledge, as well as the parent-child relationship in terms of parenting and family environment. Community factor is described through the influence of social media. Institutional factors in schools include the traditional bullying practices, the lack of standard operating procedures, and the social environment. It is essential to consider these factors when developing strategies to prevent violence against children in Indonesia. Abstrak: Kekerasan terhadap anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memiliki dampak kesehatan pada kesehatan dan kesejahteraan anak di sepanjang hidupnya. Pemahaman mengenai determinan kekerasan anak diperlukan agar dapat dilakukan berbagai upaya pencegahan terjadinya kekerasan pada anak. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kekerasan terhadap anak di Indonesia. Penelusuran artikel melalui database Garuda, Google Scholar, dan DOAJ. Dari 1.025 artikel yang terbit pada tahun 2018-2022, 16 artikel dipilih berdasarkan kriteria dan tujuan kajian. Determinan kekerasan terhadap anak terdiri dari faktor individu, interpersonal, komunitas, dan kelembagaan. Faktor individu meliputi pengetahuan dan sikap anak. Faktor interpersonal meliputi karakteristik orang tua, hubungan anak dengan orang tua dan teman sebaya. Karakteristik orang tua mencakup pendidikan, pekerjaan, status sosio-ekonomi, dan pengetahuan orang tua, serta hubungan anak dan orang tua melalui pola asuh dan lingkungan keluarga. Faktor komunitas digambarkan melalui pengaruh media sosial. Faktor kelembagaan meliputi tradisi bullying, ketidaktersediaan standar operasional prosedur, dan lingkungan sosial di sekolah. Faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan dalam pengembangan strategi pencegahan kekerasan terhadap anak di Indonesia. 
Fishbone Diagram Analysis in the Implementation of Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) in Indonesia Amalia, Dwi Octa; Sabarinah, Sabarinah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.653 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i1.1672

Abstract

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) is an integrated and comprehensive approach to health service that focuses on reducing morbidity and mortality under-five children. This study aims to get an overview of IMCI implementation in Indonesia. The research uses a literature review method using a qualitative approach analysis, through a fishbone diagram that includes man, method, machine, material, and money. Articles were searched through databases like Google Scholar, Proquest, Scopus, Science Direct, Biomed Central, and Pubmed, with publication years 2016-2022. The challenges in implementing IMCI reported from the 8 articles were lack of training for IMCI officers; low compliance in both IMCI management and form filling; lack of support including supervision from the health office, financial, facilities, and infrastructure. The percentage coverage of puskesmas that implemented IMCI is quite good. However, there are still many under-five children whom IMCI has not served and its implementation has not been under IMCI guidelines. To improve the IMCI quality, it is necessary to conduct training and regular orientation as well as on-the-job training, supervision, monitoring and evaluation both internally and from the local health office periodically, provision of a support system includes facilities and infrastructure, medicine, and medical consumables. Abstrak: Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan komprehensif dan terintegrasi dalam pelayanan balita sakit yang berfokus untuk menurunkan kesakitan dan kematian pada balita. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran implementasi MTBS di puskesmas di Indonesia. Penelitian menggunakan metode literature review melalui pendekatan kualitatif fishbone diagram dengan menganalisis komponen man, methode, machine, materials, and money. Penelusuran artikel melalui database Google Scholar, Proquest, Scopus, Science Direct, Biomed Central, and Pubmed yang terbit tahun 2016-2022. Dari 8 artikel yang direview menunjukkan masih kurangnya petugas MTBS terlatih; rendahnya kepatuhan petugas dalam tata laksana dan kelengkapan pengisian formulir MTBS; kuranganya dukungan dalam hal supervisi dari dinas kesehatan, dukungan dana, sarana dan prasarana. Pelayanan MTBS belum dilaksanakan secara optimal, meskipun cakupan puskesmas MTBS yang melaksanakan MTBS sudah cukup baik. Namun masih banyak balita sakit yang belum dilayani MTBS dan pelayanan belum sesuai dengan standar pedoman MTBS. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan MTBS, perlu dilakukan pelatihan dan orientasi bagi petugas MTBS termasuk on-the-job training (kalakarya MTBS) di puskesmas, peningkatan supervisi fasilitatif, monitoring dan evaluasi secara berkala baik di internal puskesmas ataupun dari dinas kesehatan, penyediaan sarana dan prasarana penunjang, serta obat-obatan dan bahan medis habis pakai.