Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA DAKWAH TEOLOGIS DALAM FILM SICCIN 1: PENDEKATAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES Kurniasari; Iswahyudi
JUSMA: Jurnal Studi Islam dan Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1689.511 KB) | DOI: 10.21154/jusma.v1i1.512

Abstract

Film dianggap media yang paling ampuh terhadap massa sebab sifatnya yang audio dan visual. Film menjadi sangat efektif sebagai media untuk menyebarkan luaskan dakwah Islam. Dengan film, pesan-pesan dan makna pesan yang disampaikan lebih ringan dan tidak terkesan menggurui. Terlebih dalam hal pemahaman terkait agama. Sampai sekarang pembahasan tentang tauhid atau teologi Islam masih merupakan tema yang selalu menarik untuk diteliti. Hidup manusia di dunia ini sangat erat kaitannya dengan Allah sang pencipta alam semesta. Dengan adanya bahasan tentang teologi Islam maka diharapkan dapat memupuk rasa cinta kepada Allah yang lebih mendalam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma analisis untuk mengungkap adanya makna dakwah teologis dalam film tersebut. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan analisis dokumen. Sedangkan Teknik analisis data menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, Makna denotasi dakwah teologis dalam film Siccin 1: dalam bentuk tanda orang berdoa, berdzikir, penanaman keimanan kepada Allah dan yang terakhir, kepercayaan adanya surga dan neraka. Kedua, Makna konotasi dakwah teologis dalam film Siccin 1 yaitu berupa doa yang ditujukan kepada Allah dan kepada selain Allah, yakni Jin. Ketiga, Makna Mitos dakwah teologis dalam film ini adalah, bahwa doa tidak selamanya merepresentasikan hal-hal yang baik, bisa juga merepresentasikan hal-hal yang tidak baik. Kemudian mengenai penciptaan dan keberadaan makhluk ghaib, yakni jin atau setan yang hidup berdampingan dengan manusia adalah benar adanya dan kita patut untuk mempercayai keberadaannya. Serta adanya balasan untuk orang yang beriman dan kufur, berupa balasan di akhirat yakni surga atau neraka.
Analisis Framing Pemberitaan Pencabutan Investasi Miras dalam Perpres 10/2021 di Media Kompas.com dan Liputan6.com Putri Antika Rahma Dewi; Iswahyudi
Jurnal Mediakita : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Mediakita :Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : Fakultas Usluhuddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/mediakita.v6i1.303

Abstract

The revocation of alcohol investment in Attachment III to Presidential Decree Number 10 of 2021 is a public policy phenomenon that had become a trending topic and was widely reported by online media in Indonesia in 2021. The online media that highlighted the revocation of alcohol investment were Kompas.com and Liputan6.com. In this case, the same event can be treated and framed differently by an online media. Therefore, this study aims to describe Kompas.com and Liputan6.com in constructing the reality of the news using syntactic, script, thematic and rhetorical framing and to compare the framing of the two media in reporting on the revocation of alcohol investment. This study uses a qualitative approach with framing analysis method. The framing analysis used is the Zhongdang Pan and Kosicki models. From the results of this study, it can be concluded that the construction of news reality built by Kompas.com emphasizes the aspects of choosing news sources, quotes from news sources and the 5W+1H pattern. The construction of news reality built by Liputan6.com emphasizes aspects of headlines, leads and quotes from news sources. The framing comparison between Kompas.com and Liputan6.com can be seen from the analysis of the overall news. Kompas.com is framing this revocation case from a legal perspective, the reporting side is more critical and tends to think that this revocation is not according to procedure. While Liputan6.com is framing this case from various perspectives, it seems that it places more emphasis on responses and suggestions regarding this revocation and tends to judge that this revocation is appropriate and in accordance with the values ​​of Pancasila.