ainul azhari azhari
Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Ragam Makna Kesahihan Hadis ainul azhari azhari; A. Hasan Asy’ari ‘Ulama`i; Ahmad Musyafiq Musyafiq
Jurnal Living Hadis VOL 3, NO 1 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1396.562 KB) | DOI: 10.14421/livinghadis.2018.1437

Abstract

The scholars of hadith have standards and criteria for determining the validity of the hadith. Therefore, their standards vary and through the different criteria are different in interpreting the authentic hadith. This difference of meaning must be explained in relation to the practice of hadith and its use as an argument. The true meaning according to Muhammad Haqqi al-Nāzilī is a continuous hadith, not narrated through the siqah narrator, in spite of syaż and 'illat and his traditions conveying the privileges of the sunna practices that can motivate someone to carry out the practices of the sunna. So someone who performs these deeds based on authentic hadith and get a reward that doubled because it already knows the virtue of the hadith.The validity of the traditions contained in the book of Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār based on the criteria of the jumhur ulama of hadith states that these traditions do not reach the valid degree. But the traditions in it are dominated by hadith hasan and ḍa'īf. From a number of hadiths sampled in this study proves that there are 14 Hadiths, Hadiths that have ḍa'if degree of hadith 24 hadith, and hadith reaching degree ṣaḥīḥ only 8 hadith. However, according to al-Nāzili hadith in the book of Khazīnat al-Asrār are authentic hadiths based on the standard of criteria that he possesses.  Para ulama hadis mempunyai standar dan kriteria untuk menentukan kesahihan hadis. Maka dari itu, standar mereka berbeda-beda dan melalui perbedaan kriteria tersebut maka berbeda pula dalam memaknai hadis sahih. Perbedaan makna ini harus dijelaskan terkait dengan pengamalan hadis dan penggunaannya sebagai hujah. Makna sahih menurut Muhammad Haqqi al-Nāzilī adalah hadis yang sanadnya bersambung,  tidak diriwayatkan melalui perawi yang ṡiqah, tidak terhindar dari syaż dan ‘illat dan hadis-hadisnya menyampaikan keistimewaan dari amalan-amalan sunah yang dapat memotivasi seseorang untuk melaksanakan amalan-amalan sunah. Sehingga seseorang yang melaksanakan amalan-amalan tersebut berdasarkan hadis sahih dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda karena sudah mengetahui keutamaannya dari hadis tersebut. Kesahihan hadis yang terdapat dalam kitab Khazīnat al-Asrār Jalīlat al-Ażkār berdasarkan standar kriteria jumhur ulama hadis menyatakan bahwa hadis-hadis tersebut tidak mencapai derajat sahih. Melainkan hadis-hadis di dalamnya didominasi oleh hadis hasan dan ḍa’īf. Dari sejumlah hadis yang dijadikan sampel dalam penelitian ini membuktikan bahwa hadis yang berderajat hasan ada 14 hadis, hadis yang berderajat ḍa’if ada hadis 24 hadis, dan hadis yang mencapai derajat ṣaḥīḥ hanya 8 hadis. Tetapi, menurut al-Nāzili hadis dalam kitab Khazīnat al-Asrār merupakan hadis-hadis sahih berdasarkan standar kriteria yang ia miliki.  
Optimalisasi Peran Pemuda Islam Dalam Pengembangan Potensi Wisata Daerah di Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk Kota Tangerang Siti Nurislamiah; Ariesta Setyawati; Ainul Azhari
Abdi Pandawa: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2021): Pemanfaatan dan Optimalisasi E-Learning di masa Pandemi
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.336 KB)

Abstract

ABSTRAK Organisasi pemuda merupakan tempat berkumpulnya para remaja dalam menghimpun berbagai potensi yang mengarahkan dalam kegiatan-kegiatan positif. Organisasi lokal di lingkungan desa/kelurahan merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan ataupun memecahkan permasalahan masyarakat. Salah satu organisasi lokal yang ada di hampir setiap desa atau kelurahan di Indonesia adalah Karang Taruna sebagai tempat atau wadah pembinaan peran muda. Salah satu kegitatan tersebut adalah pemberdayaan kemampuan keagamaan untuk para pemuda kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk Kota Tangerang. terciptanya kerukunan, bergotong royong dalam melakukan program kegiatan dan saling toleransi diantara para pemuda. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan berbagai metode dan tahapan dalam pelaksanaannya, yaitu: observasi, perencanaan, pemetaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Gebang Raya Kecamatan Periuk ini terutama terhadap kegiatan yang dilakukan oleh para pemuda Karang Taruna unit 22, yaitu pengembangan potensi wisata daerah. Program wisata yang ditekankan adalah kampung wisata keramba 22, yang berlokasi di RW 22 Garden City. Program yang dilakukan oleh para pemuda Karang Taruna ini merupakan sebuah jawaban dari pengembangan peran pemuda muslim, yang menggunakan potensinya untuk kebaikan dirinya dan umat (masyarakat sekitarnya). Sedangkan para pemuda diluar sana masih menyibukkan kepentingan pribadinya saja. Kata Kunci : Peran Pemuda, Potensi Wisata, Keramba, Karang Taruna
SOSIALISASI MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE DALAM MATERI IHSAN PADA SISWA SMA NEGERI 20 KABUPATEN TANGERANG Siti Nurislamiah; Ariesta Setyawati; Ainul Azhari; Irawan Irawan; Denny Hermawan
Abdi Pandawa: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2022): Strategi Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Menuju Era Pasca Pandemi
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sesuai dengan kurikulum 2013, bahwa dalam hal pembelajaran peserta didik lebih ditekankan pada aspek pengembangan individu masing-masing. Partisipan dalam kegiatan sosialisasi media pembelajaran online dalam materi meraih kasih allah dengan ihsan adalah siswa-siswi kelas 12 SMAN 20 Kabupaten Tangerang. Pembelajaran online yang digunakan selama pandemi ini membuat pembelajaran secara tatap muka secara online memberikan solusi terhadap pemahaman siswa pada materi yang disampaikan oleh guru meskipun tidak langsung di kelas, tapi melalui pembuatan video pembelajaran terkait dengan materi yang ingin disampaikan. Sehingga dalam penyampaian materi khususnya materi meraih kasih Allah dengan ihsan memudahkan tujuan pembelajaran ini tercapai sehingga dapat memacu siswa-siswi agar menjadi insan yang luhur akan budi pekertinya, juga dapat menjadi pengendalian perbuatannya ketika ia melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt, sehingga ia pun tidak menjadi buruk dan terjatuh dalam perbuatan yang tercela.
Teacher-Student Relationship In Dealing With The Violence In An Educational Environment: Perspective Of Imam Al-Ghazali In The Minhajul Muta’allim Book Ainul Azhari; Nurhalimah Nurhalimah; Aslihatul Rahmawati
At-Tarbiyat Vol 5 No 3 (2022): Islamic Education In Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37758/jat.v5i3.466

Abstract

Teaching and learning activities involve a series of activities carried out by teachers and students who act as actors in education. Both of them interact with each other to achieve predetermined goals. The relationship between teacher and student is inseparable from the components that support ongoing learning activities. The teacher-student relationship is also a protective factor against the emergence of violence in schools. However, sometimes this violence often occurs in educational settings. So, in this study, a researcher will analyze the teacher-student relationship through the thoughts of Imam Al-Ghazali from the Book of Minhajul Muta’allim in dealing with violence in the educational environment. This research is qualitative, using the descriptive-analytical method. and this research is also library research, using content analysis as a data analysis technique because this research relies on text and aims to describe the results of the research. This study explains that Al-Ghazali as a Sufi with a philosophical background has a philosophy of education concept. Al-Ghazali colored his thoughts referring to the basic concept of ethics which is better known as “moral education” which is in line with the goals of education proclaimed by Al-Ghazali, namely to form full-time human beings who aim to get closer to Allah SWT and get happiness in life in the world and the hereafter because of education. According to Al-Ghazali is to eliminate the bad morals of students and in still have good morals in them. In his thinking about the teacher-student relationship, both of them must have a sincere intention in studying and teaching knowledge as well as purifying the soul from despicable morals and bad traits that can eat away at the heart. So as long as the heart is not cleansed of vile things, it will not be easy for it to receive beneficial knowledge. So that it can avoid the occurrence of acts of violence in the educational environment and create an ideal education with a divine foundation and prioritize morality and then the intellectuality of students.
Edukasi pencegahan dan penanganan bullying di lingkungan sekolah berbasis pondok pesantren Ainul Azhari; Aslihatul Rahmawati
Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M) Vol. 5 No. 2 (2024): Jurnal Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (JP2M)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jp2m.v5i2.21817

Abstract

Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional. Dalam melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan pada Pondok Pesantren Daarul Abroor Lebak Wangi Kabupaten Tangerang menggunakan metode PAR (Participatory Action Research)Permasalahan bullying ini seringkali terjadi dalam berbagai konteks sosial, khususnya dalam bidang pendidikan. Karena siswa-siswi SMP dan SMA rentan dari bullying. Upaya penyuluhan perlu dilakukan, agar pelaku dan bullying memahami dampak yang akan terjadi. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan kepada pengurus OSIS SMP dan SMA Daarul Abroor Lebak Wangi. Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah berupa penyuluhan di lingkungan sekolah untuk memberikan pemahaman kepada para siswa tentang bullying dan upaya dalam pencegahan perbuatan bullying dan penanganan dari tindakan bully serta menumbuhkan kesadaran dan membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari untuk berbicara dan bertindak yang sopan kepada guru, teman dan orang tua di rumah. Kemudian dari penyuluhan tersebut dilanjutkan ke pendampingan kepada pengurus OSIS dari SMP dan SMA Daarul Abroor agar dapat dan memiliki peran penting dalam mengawasi serta meminimalisir terjadinya tindakan bullying baik di lingkungan sekolah maupun pondok pesantren. Kegiatan ini terlaksana dengan baik dan lancar.