Rahendra Maya
STAI Al Hidayah Bogor

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STRATEGI PEMBELAJARAN PAI DALAM MENINGKATKAN AKHLAK DAN KEMANDIRIAN ABH (STUDI KASUS DI LPKA KELAS 1 TANGERANG) Muhammad Hidayat Ginanjar; Moch Yasykur; Rahendra Maya
Penamas Vol 32 No 2 (2019): Volume 32, Nomor 2, Juli-Desember 2019
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/penamas.v32i2.279

Abstract

Fenomena anak pelaku tindak kejahatan atau anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) cukup mengkhawatirkan. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan, 5,9 juta anak Indonesia pecandu narkoba dan berbuat kriminal. Faktor pendorong kriminal di kalangan anak di antaranya karena kurang pembinaan, faktor ekonomi, dan terpengaruh teman. ABH dalam sistem peradilan memiliki masalah berupa tekanan mental selama masa tahanan. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sangatlah penting, karena diyakini dapat memperbaiki akhlak dan kemandirian ABH. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi pembelajaran PAI dalam meningkatkan akhlak dan kemandirian ABH di LPKA Kelas 1 Tangerang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran PAI LPKA Kelas 1 Tangerang cukup efektif dalam meningkatkan akhlak dan kemandirian ABH melalui serangkaian tahapan, antara lain: (1) perencanaan strategi berdasarkan penetapan tujuan yang ingin dicapai; (2) metode pendekatan personal antara pendidik dan peserta didik; dan (3) metode pembelajaran disesuaikan kebutuhan. Indikator keberhasilan pembelajaran PAI ditandai oleh adanya perubahan perilaku ABH. Strategi meningkatkan akhlak dengan cara pembelajaran PAI yang tepat melalui pendekatan dialogis kejiwaan, keteladanan, dan pengkajian Islam sebagai upaya memberi pemahaman agama sesuai psikologis serta latar belakang sosial. Keberhasilan pelaksanaan strategi pembelajaran PAI ditunjang oleh kompetensi para pembina LPKA dan faktor penunjang lainnya, diantaranya: fasilitas pendidikan yang memadai seperti masjid, perpustakaan, kerjasama pihak ketiga berupa penyelenggaran program keagamaan yang variatif seperti pesantren kilat, kajian, dan ceramah agama. Strategi meningkatkan kemandirian dilakukan melalui berbagai pelatihan bekerjasama dengan pihak ketiga, antaralain: keterampilan otomotif, sablon, batako, menjahit, tata boga, laundry, perkebunan, pertanian, dan lainnya. Key words: strategi pembelajaran, PAI, akhlak, kemandirian ABH
IMPLIKASI RELASI EKSPLORATIF (ALAQAH AL-TASKHIR) DALAM PENDIDIKAN ISLAM: TELAAH FILOSOFIS ATAS PEMIKIRAN MAJID IRSAN AL-KILANI Rahendra Maya
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 7 No. 02 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v7i2.285

Abstract

AbstractThis article examines Makhjid 'Irsân Al-Kîlânî perspective on explorative relationships between human beings as servants of Allah S.W.T. with the universe or the universe that surrounds and is around them ('alâqah al-taskhîr,' alâqah baina al-insân wa al-kaun); in a frame of worship to Him ('alâqah al-'ibâdah,' alâqah baina al-insân wa Al-Khâliq). The original and pithy thought of Al-Kîlânî is primarily derived from his work entitled Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah Philosophy: Dirâsah Muqâranah baina Falsafah Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah wa Al-Falsafât Al-Tarbawiyyah Al-Mu'âshirah and Ahdâf Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah fî Tarbiyah Al-Fard wa Ikhrâj Al-Ummah wa Tanmiyah Al-Ukhuwwah Al-Insâniyyah supported by several other educational works. The explorative relation ('alâqah al-taskhîr) described by Al-Kîlânî is, among other things, related to the nature of al-taskhîr, the essential objective of al-taskhîr, al-taskhîr objectivity, and the implications of al-taskhîr relations.Keyword: al-taskhîr, 'alâqah al-taskhîr, philosophical, Islamic education.   AbstraksiArtikel ini mengkaji perspektif Mâjid ’Irsân Al-Kîlânî tentang relasi eksploratif antara manusia sebagai hamba Allah S.W.T. dengan alam semesta atau jagat raya yang melingkupi dan ada di sekitar mereka (’alâqah al-taskhîr, ’alâqah baina al-insân wa al-kaun); dalam bingkai peribadatan kepada-Nya (’alâqah al-’ibâdah, ’alâqah baina al-insân wa Al-Khâliq). Pemikiran orisinil dan bernas dari Al-Kîlânî tersebut utamanya berasal dari karyanya yang berjudul Falsafah Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah: Dirâsah Muqâranah baina Falsafah Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah wa Al-Falsafât Al-Tarbawiyyah Al-Mu’âshirah dan Ahdâf Al-Tarbiyah Al-Islâmiyyah fî Tarbiyah Al-Fard wa Ikhrâj Al-Ummah wa Tanmiyah Al-Ukhuwwah Al-Insâniyyah dengan didukung beberapa karya edukatifnya yang lain. Relasi eksploratif (’alâqah al-taskhîr) yang dideskripsikan Al-Kîlânî antara lain berkaitan dengan hakikat al-taskhîr, tujuan esensial al-taskhîr, objektifitas al-taskhîr, dan implikasi relasi al-taskhîr.Keyword: al-taskhîr, ’alâqah al-taskhîr, filosofis, pendidikan Islam.