Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII TERHADAP PEMBUATAN MASKER WAJAH Maruka, Safriyanto S; Nurfadilah, Nurfadilah
KAUDERNI : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.842 KB)

Abstract

Face masks are cosmetics that used to brighten facial skin and protect against free radical damage while maintaining skin's youthfulness. Eucheuma cottonii seaweed is a seaweed that has useful content for the skin, including high antioxidant content, and could use as an essential ingredient in facial masks. The aim of this study to determine the effect of different ratios of seaweed addition to pH, time of drying, and organoleptic preparation, while the benefits of this research were as information material about the use of Eucheuma cottonii seaweed as a natural mask and IPTEK contribution to Central Sulawesi. The research carried out in August 2017 at the Basic Laboratory and the Laboratory of Applied Marine Products Processing Technology, Palu Polytechnic. This research used Randomized Group Desig for Organoleptic and Completely Randomized Design for pH and drying time, with 5 treatments each repeated 3 times, so there are 15 experimental units. The pH value of Eucheuma cottonii seaweed facial masks on each treatment showed that there was no significant difference in the pH value of 7.2 for each treatment. In contrast, for the dried treatment was the best, A5 treatment with a drying time of 20.6 minutes. The quality of Eucheuma cottonii seaweed based on each treatment that was by the applied standards, so the best concentration was on A5 treatment. The pH value, drying time, and organoleptic preparations in this study generally meet the quality standards of masks set by the Indonesian National Standards and supported by existing research results.
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH MANGGA (MANGIFERA INDICA) TERHADAP PEMBUATAN SIRUP BUAH MANGROVE PEDADA (SONNERATIA CASEOLARIS) Novitasari, Maya; Nurfadilah, Nurfadilah
KAUDERNI : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.906 KB)

Abstract

Syrup is a kind of drink in the form of a thick solution with diverse flavors that are not directly drunk but must be diluted first. Dilution is needed because the sugar content in syrup is high, which is between 55% - 65%. The making of syrup can be added with coloring and citric acid to add color and flavor. The purpose of this study was to determine the panelists' acceptance of the manufacture of syrup using raw materials of mangrove fruit. While the benefits of this study researchers are expected to improve their knowledge and skills in processing Mangrove Pedada Fruit (Sonneratia caseolaris) so that they are able to develop the science and technology of processing Mangrove Pedada Fruit (Sonneratia caseolaris) in Central Sulawesi. This research will be carried out in December 2019, at the Applied Marine Products Processing Technology Laboratory, Palu Polytechnic. This study uses RAK (Randomized Block Design) with 3X organploptic test replications, the treatment applied is the addition of mango juice in the production of mangrove fruit syrup (Sonneratia caseolaris) consisting of 5 treatments, each Mangrove juice 0 ml, 150 ml, 175 ml, 200 ml and 250 ml. What was observed was organoleptic which included thickness, color, taste and aroma. Pedada Mangrove Syrup (Sonneratia caseolaris) with the addition of Mango juice (Mangifera indica) is best obtained in the treatment of p1 with an orange color, aroma, taste and thickness that resembles juice in general. Further research needs to be done about the shelf life of Pedada Mangrove Fruit Syrup (Sonneratia caseolaris) with the addition of different Mango Juice (Mangifera indica).
Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Jambu Mente Terhadap Total Bakteri dan Mutu Sensori Permen Herbal Rumput Laut Mukhlis; Safriyanto S Maruka; Nurfadilah
Poltanesa Vol 23 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v23i2.1930

Abstract

Rumput laut merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Jenis rumput laut yang sering dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottonii, Permen merupakan jajanan yang banyak diminati di kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut maka peneliti mencoba membuat permen Hard candy dari tepung rumput laut dan menambahkan ekstrak daun jambu mente sebagai anti bakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun jambu mente terhadap jumlah total koloni bakteri dan sensori permen herbal rumput laut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris parameter yang di gunakan yaitu uji Total Plate Count (TPC) dan uji sensori yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK dengan 5 taraf perlakuan yaitu P1 (0 ml), P2 (10 ml), P3 (20 ml), P4 (30 ml), P5 (40 ml). Jumlah total mikroba terendah terdapat pada perlakuan P5 (2,26 x 103), sampel warna yang disukai yaitu P3(4.67), sampel aroma yang disukai yaitu P5 (4.13), sampel tekstur yang disukai yaitu P5 (4.80), sampel rasa yang disuukai yaitu P1 (4.73). Penambahan ekstrak daun jambu mente pada permen herbal rumput laut sangat berpengaruh terhadap total koloni bakteri karena terjadi penurunan jumlah total koloni bakteri seiring dengan banyaknya ekstrak daun jambu mente yang di tambahkan. Berdasarkan hasil uji sensori permen herbal rumput laut yang ditambahkan ekstrak daun jambu mente mendapatkan hasil memberi pengaruh nyata terhadap warna, tekstur dan rasa pada permen herbal rumput laut, tetapi tidak memberi pengaruh nyata pada aroma permen herbal rumput laut. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan terbaik permen herbal rumput laut dengan penambahan ekstrak daun jambu mente terdapat pada sampel P5 dimana memiliki total mikroba paling terendah yaitu 2,26 x 103 Koloni/g dan sampel P5 memiliki aroma, tekstur, dan rasa yang disukai panelis.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH MANGROVE PEDADA (Sonneratia caseolaris) PADA SABUN CAIR TERHADAP DAYA HAMBAT BAKTERI Escherichia coli Nurfadilah Nurfadilah; Safriyanto S Maruka; Maya Novitasari
CENDEKIA EKSAKTA Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v8i1.8256

Abstract

Buah mangrove pedada dapat diolah menjadi sabun cair antiseptik karena kandungan fitokimia yaitu flavonoid, alkaloid, dan steroid mampu membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat fisik berupa sensori, kadar pH dan tinggi busa serta daya hambat sediaan sabun cair ekstrak buah mangrove pedada terhadap aktivitas bakteri Esherichia coli. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada analisis sensori dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada uji tinggi busa, uji pH dan uji daya hambat bakteri. Perlakuan yang diterapkan yaitu konsentrasi sabun cair yang berbeda, terdiri atas 5 perlakuan dengan konsentrasi (P1 5ml),(P2 10ml), (P3 15ml), (P4 20ml), dan (P5 25ml), dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga total perlakuan berjumlah 20 perlakuan. Hasil uji sabun cair ekstrak buah mangrove pedada memberikan pengaruh nyata pada uji sensori sabun cair, dimana perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P1 dengan penambahan ekstrak buah pedada sebanyak 5 ml, dan perlakuan terbaik untuk uji tinggi busa dan daya hambat bakteri yaitu perlakuan P5 dengan zona hambat 18,55mm termasuk kedalam kategori kuat namun nilai pH dari semua perlakuan belum memenuhi SNI dimana standar kategori aman untuk sabun cuci tangan adalah 4-10.Kata kunci: Ektrak, Buah Pedada, Daya Hambat, Sabun Cair
Uji Total Mikroba, Kadar Air, dan pH Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dengan Perendaman Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Selama Penyimpanan Suhu Ruang Nurfadilah; Maya Novitasari; Safriyanto Maruka
Journal of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI) Vol. 3 No. 2 (2023): SURIMI : Oktober 2023
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/surimi.v3i2.2036

Abstract

Tilapia fish are susceptible to the process of decay, within 2 hours after death the tilapia fish will experience a decline in physical quality. Starfruit extract contains active compounds, namely saponins, triterpenoids and several minerals which are antibacterial substances. This research aims to determine the effect of starfruit extract on the total microbial test, water content and pH of tilapia during room temperature storage. Data analysis used a Completely Randomized Design (CRD). Data were analyzed descriptively for total microbial testing using the Indonesian National Standard calculation method SNI 2332.3-2015 and SNI 01-2346-2006. The differences in treatment in this study were made by differences in the concentration of starfruit extract. The concentration of starfruit juice given was 0 gr (P1), 40 g (P2), 60 gr (P3), 80 gr (P4) and 100 gr (P5) with four repetitions. The samples were then stored at room temperature for 8 hours. Based on the research results, it can be seen that starfruit extract has an influence on the total microbial value, Based on the research results, it can be seen that starfruit extract has an influence on the total microbial value, pH value and water content value of tilapia fish. The number of bacterial colonies in the treatment with the highest amount of extract (100 grams) with the lowest total microbial value was 2.49 x 105 colonies/g. Also, the pH value and water content of all treatments given starfruit extract were still included in the standards for fresh fish. Keywords: Tilapia, Wuluh Starfruit, Total Microbes
Pengaruh Tiga Jenis Garam Terhadap Kualitas Mutu Sensori, Kadar Air dan pH Ikan Asin Layang (Decapterus sp.): Pengaruh Tiga Jenis Garam Terhadap Kualitas Mutu Sensori, Kadar Air dan pH Ikan Asin Layang (Decapterus sp.) Nurfadilah; Safriyanto Maruka
Journal of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI) Vol. 4 No. 1 (2024): SURIMI : April 2024
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/surimi.v4i1.2262

Abstract

Abstrak Ikan merupakan salah satu komoditi hewani yang memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti; protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia, namun ikan mudah mengalami pembusukan (perishable food). Agar ikan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik diperlukan upaya untuk menghambat peroses pembusukan dengan cara pengawetan. Salah satunya dengan menggunakan garam.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tiga jenis garam berbeda terhadap kadar air dan mutu sensori ikan asin layang. Penelitian ini menggunakan metode RAK (rancangan acak kelompok) untuk uji sensori, RAL (rancangan acak lengkap) untuk uji kadar air, pH dan rendemen untuk menentukan berat awal dan berat akhir pada tiap perlakuan. Perlakuan yang di terapkan adalah pengaruh kosentrasi berbagai jenis garam pada pembuatan ikan asin kering yang terdiri atas lima taraf masing – masing yaitu ikan asin dengan penambahan tiga jenis garam sebanyak 15 % dari berat ikan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini yaitu P1= garam halus, P2= garam garapan, P3= garam batu, yang di ulangi sebanyak lima kali. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan tiga jenis garam berpengaruh terhadap hasil uji kadar air, uji pH dan hasil uji sensori penampakan. Sedangkan hasil uji sensori aroma, tekstur, tingkat kesukaan dan jamur tidak memberikan pengaruh yang nyata. Ikan layang asin yang terbaik terdapat pada perlakuan P3 karena memiliki nilai rata-rata sensori tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan memiliki nilai kadar air dan pH yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kata kunci: Garam, Ikan layang asin, Kadar air, Kadar pH, Mutu sensori