Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GEOLOGI DAN BIODIVERSITAS DAERAH KAWASAN BUKIT BIRU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Muhammad Ali Sodikin; Heriyanto .; Koeshadi Sasmito; Puspa Indah Rindawati
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtg.v4i1.6780

Abstract

Kawasan Bukit Biru dikenal sebagai daerah subur dan menyimpan beragam potensi, baik dari geodiversity, biodiversity dan cultural diversity. Berdasarkan hal inilah yang menjadikannya berpotensi menjadi salah satu daerah aspek lokasi geowisata dan menjadikan sebagai kawasan geowisata kreatif yang baru di Indonesia. Kawasan ini memiliki kondisi tatanan geologi yang didominasi oleh bentang alam struktural dan dataran fluvial yang disusun oleh satuan Batupasir Sedang hingga satuan Batupasir Sangat Halus serta endapan alluvial. Metode penelitian yang digunakan adalah penilaian kuantitatif dari penilaian biodiversitas berdasarkan identifikasi objek yang didapat. Penelitian terbagi 3 tahap yaitu pra-lapangan, lapangan dan pasca lapangan. Berdasarkan penelitian, terdapat 2 biodiversitas, yaitu Bothrobelum Rugosum yang merupakan hewan asli hutan kalimantan yang mirip dengan kaki seribu, namun relatif bertubuh pendek dibandingkan dengan kebanyakan kaki seribu lainnya, dengan hanya sebelas hingga tiga belas segmen tubuh dan mampu berguling menjadi bola saat diganggu, sebagai pertahanan melawan predator. Selanjutnya adalah Eutropis Multifasciata merupakan kadal berukuran agak kecil, panjang antara 18 hingga 22 cm dengan sekitar 60% dari panjangnya adalah panjang ekor. Kepalanya berbentuk lancip dengan leher yang sangat pendek. Badannya berbentuk persegi atau kotak. Tubuh bagian atas berwarna coklat tua atau cokelat keabu-abuan mengkilap dengan sisi tubuh berwarna keemasan di dekat leher.
ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDAPAN DENGAN METODE ANALISIS GRANULOMETRI DAERAH TANAH MERAH KOTA SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR Koeshadi Sasmito; Puspa Indah Rindawati; Septian Ade Pradana; Bukit Andika
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.093 KB)

Abstract

Batupasir Formasi Balikpapan yang berumur Miosen Akhir merupakan salah satu elemen penting dalam kaitannya lingkungan pengendapan pada Cekungan Kutai. Lingkungan pengendapan merupakan lokasi/tempat mengendapnya material sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme pengendapan tertentu. Lingkungan pengendapan secara umum dibagi menjadi 3 macam yaitu lingkungan pengendapan darat, transisi dan laut. Pengamatan fisik sedimen dilakukan melalui 2 (dua) pengamatan struktur dan tekstur sedimen. Pengamatan struktur sedimen dapat dilakukan melalui interpretasi informasi geologi dari data bor atau peta geologi yang dicocokkan dengan keadaan lapangan. Pengamatan tekstur sedimen dapat menggunakan analisis ukuran butir sedimen yakni granulometri. Analisis granulometri dilakukan secara grafis dan matematis pada sampel Batupasir daerah penelitian. Analisis granulometri memperlihatkan mean dengan ukuran butir pasir halus dengan nilai 2.54 phi, memiliki sortasi poorly sorted dengan nilai 1.01 phi, skewness fine skewed dengan nilai 0.15, kurtosis extremly lepto kurticdengan nilai 3.83. Jenis mekanisme trasportasi sedimen yang ada pada daerah penelitian termasuk jenis saltasi. Penentuan jenis lingkungan pengendapan daerah penelitian memakai 2 perbandingan yakni penentuan dari analisis profil Stratigrafi dan penentuan analisis ukuran butir (Granulometri). Pada analisa profil singkapan yang dilakukan pada 3 LP, yakni LP 1, LP, 2 dan Lp 4. Pada analisis lingkungan pengendapan dengan analisis granulometri didapatkan dari metode grafis dan metode matematis hasil jenis pengendapan sampel Batupasir G.1A-G.5 pada daerah penelitian yaitu endapan sungai.
KARAKTERISTIK BATUBARA SEAM B DAERAH BANGUN REJO, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR Koeshadi Sasmito; Puspa Indah Rindawati
JURNAL TEKNOLOGI MINERAL FT UNMUL Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL Desember 2020
Publisher : Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtm.v8i2.5193

Abstract

Indonesia memiliki cadangan sumberdaya alam yang sangat melimpah, salah satunya adalah batubara. Batubara merupakan sumberdaya alam yang sangat potensial untuk dikelola dan dimanfaatkan. Desa Bangun Rejo merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumberdaya batubara yang melimpah. Desa ini terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Maka dari itu, sangat menarik untuk dipelajari terkait dengan karakteristik batubara. Tujuan dari penelitian ini ada Mengetahui karakteristik fisik secara megaskopis dari lapisan batubara dan mengetahui bentuk geometri dari batubara. Proses dalam kegiatan penelitian ini dengan melakukan pengamatan dilapangan. Kemudian dilanjutkan pada analisis batubara secara megaskopis dan penarikan korelasi batuan. Dari hasil data lapangan dan analisis didapat bahwa Seam B memiliki warna hitam, cerat coklat, pecahan blocky, rekahan tegak lurus lapisan, rekahan sebagian terisi lempung, mengkilap dengan lapisan buram, komposisi karbon, terdapat lapisan shalycoal 20-30 cm. Lapisan seam batubara memiliki tebal 3,1-3, 38  meter masuk kedalam kategori ketebalan sedang. Kemenerusan dari seam ini secara horizontal berarah timur laut ke barat daya dari konsesi dengan besaran arah azimuth N 189o E - N 191o E. Sedangkan mengikuti arah dip batubara berarah barat laut dari konsesi dengan besaran sudut     23-29o masuk dalam katagori lapisan miring. Untuk kemenerusan lapisan batubara berdasarkan data outcrop dengan mengikuti arah strike batubara anatara singkapan OC-03 dan OC-04 berjarak 430 meter bisa dikategorikan menerus ratusan meter.