p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal KEMBARA ELT Echo
Anwar Efendi
Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

LEARNER FEEDBACK TO THE INITIAL TEACHER EDUCATOR’S EAP TEACHING: A REFLECTIVE STUDY Ihtiara Fitrianingsih; Anwar Efendi; Maman Suryaman; Jamilah Jamilah
ELT Echo : The Journal of English Language Teaching in Foreign Language Context Vol 7, No 2 (2022): DECEMBER
Publisher : IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/eltecho.v7i2.11773

Abstract

While the success of language instruction is unquestionably reflected in students’ performance in communicating in the target language, their voices generally can best express their success, disappointment, or complacency worth to reflect. This article, based on the study held at Universitas Negeri Yogyakarta in 2021, reports on a mixed-methods investigation that examines how an initial teacher educator (ITE) manages a course in English for academic purposes (EAP) from students’ perspectives. Fifty-five sociology education students selected through convenience sampling participated in a quantitative survey and focus group discussion. The quantitative data analysis shows students' positive views regarding the initial teacher educator's general performance, delivery, time management, material, media, assessment, and care. To complement the quantitative findings, the qualitative data scrutinized through thematic analysis suggest three imperative measures for more effective EAP instruction. Even though students rated ITEs performance as "Very Good" and her pedagogical competencies as "Very High," some qualitative data reveal the students' empirical voices that at least several adjustments must be made by acting on three imperative measures. This study provides insights into the self-study design for ITEs on upscaling their TPACK, professional commitments, and pedagogical identity.
Mantende Mamongo: Makna simbolik dalam upacara adat lamaran Suku Pamona di Kabupaten Poso Dandi Golontalo; Anwar Efendi; Ade Nurul Izatti G Yotolembah; Suminto A Sayuti; Hamam Supriyadi; Ari Kusmiatun
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.24015

Abstract

Upacara adat mantende mamongo atau adat lamaran merupakan rangkaian adat Suku Pamona yang dapat dikategorikan sebagai kajian linguistik kebudayaan karena mengandung makna simbolik pada seluruh aspeknya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik baik secara verbal maupun nonverbal pada rangkaian upacara adat Mantende Mamongo. Jenis penelitian ini berupa kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi yang dilakukan di Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Jenis data berupa data lisan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi pada upacara adat, wawancara bersama dua informan yang terdiri dari ketua adat dan tokoh budaya, menggunakan teknik catat dan dokumentasi. Ditemukan hasil yang menunjukan bahwa adanya makna simbolik verbal yang terdiri atas pertanyaan berbahasa Pamona dari dewan adat kepada calon mempelai laki-laki dan perempuan, dengan makna agar mengetahui kesiapan dari kedua calon mempelai. Selain itu, terdapat pula kayori yang diucapkan oleh ketua adat yang bermakna sebuah kegembiraan karena upacara mantende mamongo telah selesai. Pada simbol nonverbal ditemukan pada pakaian adat Suku Pamona, serta bungkusan mamongo yang memiliki makna sebagai niat baik dari pihak laki-laki untuk melamar calon mempelai perempuan. Apabila calon mempelai perempuan membuka bungkusan mamongo dan bersedia memakai kalung emas yang diberikan, maka itu dimaknai sebagai penerimaan lamaran secara sah. Merujuk dari proses penelitian ini, terdapat rekomendasi seperti pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya lokal, dan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang simbol-simbul adat Suku Pamona, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan yang relevan untuk penelitian di masa depan.