Ta’allamu al-Arabiyah Fa Innaha Juzun Min Dinikum (Pelajarilah bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bagian dari agamamu), begitu kira-kira ungkapan yang disampaikan oleh Khalifah kedua, Umar bin Khottob. Beliau berpandangan begitu pentingnya bahasa Arab bagi tingkat keberagamaan seseorang. Ini bisa dipahami lantaran dalam ritual ibadah mahdloh, semua doa dipanjatkan dalam bahasa Arab. Kalaupun seorang hamba bisa membaca Arab tapi tanpa mengetahui makna kandungannya tentu tingkat penghayatan dan peresapan pesan dalam ritus itu akan berbeda dengan mereka yang memahami bahasa Arab. Sehingga bisa diungkapkan logika sederhana, tingkat kekhusyuan ibadah seorang hamba tergantung sejauhmana ia memahami apa yang ia panjatkan dalam bahasa Arab, begitu pula sebaliknya, walaupun ada perbedaan pandangan tentang faktor lain dalam menentukan kekhusyuan ibadah seseorang. Karena itu Madrasah Diniyah Roudlotul Huda Wangkal Krembung Sidoarjo memandang perlunya mengajarkan bahasa Arab sebagai pelajaran yang terpisah dari baca tulis al-Qur’an, sejarah nabi, tata laku ibadah, akidah keyakinan dan materi keagamaan lain walaupun seluruh materi itu ditulis dalam buku ajar dengan menggunakan bahasa Arab. Kalau hanya mengacu kepada apa yang tertulis dalam kitab ajar, tentu bahasa Arab hanya dianggap sebagai bahasa yang pasif, karena tujuannya hanya untuk bisa membaca dan memahami tanpa mampu untuk menjadikan alat komunikasi baik lisan maupun tulisan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa juga dengan pertimbangan kalau pembelajaran bahasa Arab hanya bertumpu pada bahasa yang tertulis dalam buku ajar tentu bahasa santri akan ketinggalan dengan perkembangan bahasa Arab yang begitu cepat. Karena selain tetap memakai literatur buku berbahasa Arab yang sudah diberi arti dan penjelasan minimalis, bahasa Arab juga diajarkan dengan sistem integratif, menggabungkan apa yang tercantum dalam teks buku ajar juga dengan materi kebahasaan yang bersifat murni dan aplikatif. Sehingga ke depan pembelajaran bahasa Arab ini akan membantu santri untuk memahami buku ajar berbahasa Arab secara mandiri, syukur-syukur bisa menyampaikan gagasan atas sebuah persoalan dengan menggunakan bahasa Arab baik lisan maupun tulisan. Dengan penguasaan semacam itu peluang santri untuk melanjutkan misi belajarnya ke negara-negara Timur Tengah akan semakin besar. Menuntut ilmu di Timur Tengah dengan ulam-ulama besar yang menggunakan bahasa Arab tentu menjadi dambaan setiap santri. Mudah-mudahan dikabulkan Allah SWt. Amien.