Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Studi Komparasi Metode Eksperimen Inkuiri dengan Eksperimen Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Materi Perpindahan Kalor Muna, Izza Aliyatul
Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan CENDEKIA VOL 15 NO 2 TAHUN 2017
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/cendekia.v15i2.1006

Abstract

This study aims to compare students learning outcomes in the subject of heat transfer using an inquiry experimental method and a verification experiment. The sampleswere PGMI class students which were selected using the purposive sampling technique. The datawere gained from the learning result of the cognitive domain of students obtained from the pre-test and post-test scores which were analyzed by using t-test of two variant equations and psychomotor domain learning result. The students cognitive learning outcome using inquiry learning (N-gain 56.98%) differed significantly higher than that using verification experimental method (N-gain 39.58%). Meanwhile, in term ofpsychomotor aspects covering the skills of assembling tools in practicum, using practicum equipment, performing experiments according to procedures, taking data in practice, and presenting observation, the learning outcomes usinginquiry experimental method and verification experiment were respectively 77.06% and 74.91%. Thus, it revealed that there was no a significant difference between the use of inquiry experimental method and the verification experimental method on psychomotor aspect learning outcomes on the subject of heat transfer.حاول هذا البحث مقارنة نتائج تعلّم الطلاب في مادة انتقال الحرارة باستخدام طريقة التجربة التحقّقية والتجربة التحقيقية. وعينة هذا البحث هو الطلاب في قسم التربية لمدرسي المدارس الإبتدائية (أ) بأسلوب أخذ العينات المتعمدة ، أما بيانات هذا البحث فهو نتائج الطلاب للجانب المعرفي والجانب النفسحركي المحصولة عليها من الاختبار القبلي والاختبار البعدي وتُحلّل باستخدام اختبار t في التشابه في اثنين بين المتغيّرات. فنتائج التعلم للجانب المعرفي في مادة انتقال الحرارة باستخدام طريقة التجربة التحقيقية (  N-gain 56,98%) ويختلف  أكثر وهو أعلى من التعليم باستخدام الطريقة التجربة التحققية. (N-gain 39,58%). ونتائج التعلم للجانب النفسحركي المشتمل على مهارة تنسيق وتعليق الأدوات المستخدمة في عمل المختبر، واستخدامها، والقيام بالتجربة طبقا للخطوات المقررة، واتخاذ البيانات في عمل المختبر، وعرض نتائج الملاحظة باستخدام طريقة التجربة التحقيقية (77.06% ) لا يختلف كثيرا عن طريقة التجربة التحققية (74,91%) . بهذا لا يوجد فرق كبير بين استخدام طريقة التجربة التحقيقية وطريقة التجربة التحققية تجاه نتائج التعلم في الجانب النفسحركي في مادة انتقال الحرارة.
MISKONSEPSI MATERI FOTOSINTESIS DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) DI SD/MI Muna, Izza Aliyatul
Cendekia: Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan CENDEKIA VOL 10 NO 2 TAHUN 2012
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/cendekia.v10i2.411

Abstract

Abstract: The quality of science education that is still unsatisfying can be effected by misconceptions and learning conditions that less pay attention to learners’ preconceptions. Misconception is frequently happened among students in all levels of education, including elementary school students, secondary schools students, up to university or college students and even someone who have already worked. The most common misconceptions are caused by the initial concept (preconception) in which it was taken to formal education. As a result, many of elementary school students are encountered with misconception. Since childhood, people have already constructed such concepts through daily experiences, and it is possible to say that they have undergone a process of learning early. The cause of misconceptions that happen to learners are vary, including learners from itself, educators, textbooks, contexts, and methods of teaching. All science materials are possible to create misconception among learners, for instance, photosynthesis. The example of misconceptions in this material include the process of photosynthesis in which students assume that it occurs only during the day with the help of sunlight, only plants whose green leaf that capable to have photosynthesis; chlorophyll present in the leaves alone, as well as plants perform photosynthesis during the day while at night plants do breathe. The misconception is a major problem in learning science as it can disrupt the formation of a scientific conception.
Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Muna, Izza Aliyatul
Ibriez : Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains Vol 2 No 1 (2017): Pendidikan dalam Pembelajaran
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.175 KB) | DOI: 10.21154/ibriez.v2i1.29

Abstract

Pentingnya sistem penilaian yang dapat mengukur kemampuan siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotorik maka diperlukan suatu asesmen yang dapat mengukur hasil belajar siswa yang tidak hanya bisa diukur dengan nilai melalui tes tertulis, jadi agar kualitas pembelajaran dapat berkembang lebih baik maka dibutuhkan asesmen portofolio yang merupakan bagian dari penilaian kelas yang saat ini dikembangkan. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang membutuhkan kinerja sesuai konteks, adapun contoh-contoh hal apa saja yang dapat dimasukkan siswa ke dalam portofolio adalah tes, hasil karya yang telah dievaluasi untuk tugas wajib siswa, tugas-tugas kinerja, dan proyek kerja seperti makalah atau tugas lainnya yang dibuat oleh siswa sendiri. Dengan menerapkan penilaian alternatif yaitu salah satunya penilaian portofolio terhadap siswa, dapat dikumpulkan bukti-bukti kemajuan siswa secara aktual yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.Selain itu penilaian seperti ini dirasakan lebih adil dan transparan bagi siswa serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM IPA DI PRODI PENDIDIKAN GURU MI JURUSAN TARBIYAH STAIN PONOROGO Muna, Izza Aliyatul
Kodifikasia Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : IAIN PONOROGO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.981 KB) | DOI: 10.21154/kodifikasia.v10i1.810

Abstract

Salah satu metode pembelajaran IPA yang dapat menciptakan kondisi tercapainya hasil konsep keilmuan IPA dan komponen proses keilmuan IPA adalah dengan melaksanakan pembelajaran di laboratorium yang berupa praktikum. Kegiatan praktikum adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu konsep/prinsip baru bagi mahasiswa yang didasarkan pada konsep atau prinsip yang telah ada dan dirumuskan oleh para ahli. Pengelolaan laboratorium IPA perlu dilakukan agar laboratorium dapat berfungsi optimal. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi kegiatan mengatur, memelihara, serta usaha-usaha menjaga keselamatan para pemakai laboratorium. Berdasarkan observasi awal, laboratorium IPA prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo sudah digunakan sebagai kegiatan pembelajaran maupun praktikum, secara umum alat dan bahan yang dimiliki laboratorium tersebut sudah lengkap dan memadai, akan tetapi belum didukung dengan pengelolaan yang optimal.Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui keadaan laboratorium IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo; 2) Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan praktikum IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo; 3) Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dan solusi penyelesaian dalam pelaksanaan praktikum IPA di prodi PGMI jurusan Tarbiyah STAIN Ponorogo.Penelitian yang dilakukan bersifat evaluatif deskriptif naturalis dan datanya bersifat kualitatif serta kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket yang disampaikan kepada responden yaitu mahasiswa PGMI semester 2 angkatan 2015/2016. Data yang diperoleh di lapangan selanjutnya dianalisis dengan model Milles dan Huberman, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Keadaan laboratorium IPA prodi PGMI berada pada kategori baik, sebesar 72%, ini berarti sarana prasarana sudah lengkap untuk mendukung berlangsungnya kegiatan praktikum; 2) Pelaksanaan kegiatan paktikum IPA prodi PGMI pada kategori baik persentase sebesar 72%. Keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa yaitu keterampilan bekerja di dalam laboratorium (process laboratory skill), keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan manipulasi (manipulative skill), dan keterampilan keselamatan kerja di dalam laboratorium (safety skill). 3) Kendala-kendala yang dihadapi dosen dalam pelaksanaan kegiatan praktikum IPA adalah dana, diikuti jarangnya diklat, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keselamatan kerja, waktu yang tersedia juga sangat terbatas, dan tidak adanya laboran yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium.