Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penyebab Kondisi Rusak Berat Pada Jalan Nasional Wilayah Selatan Banten (Kerusakan Jalan Secara Cepat Dan Masif Pada Tahun 2014) Ade Giskar Al faruq
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 1 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (823.424 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i1.78

Abstract

Kerusakan jalan di Indonesia umumnya disebabkan oleh pembebanan kendaraan yang berlebihan (overload), banyaknya arus kendaraan yang lewat (repetisi beban) sebagai akibat pertumbuhan jumlah kendaraan yang cepat terutama kendaraan komersial dan perubahan lingkungan serta fungsi drainase yang kurang baik. Selain itu, kondisi tanah juga berperan dalam mempengaruhi kondisi perkerasan jalan. Kondisi Jalan Nasional Wilayah Selatan Banten pada Tahun 2014 mngalami kerusakan berat secara cepat dan masif. Metode penelitian pada penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan survei dan metode eksperimen. Kondisi lalu lintas kendaraan berat pada tahun 2014 mengalami volume yang signifikan, dengan muatan kendaraan yang berlebih (overload) ditambah dengan beberapa kondisi tanah (geologi) wilayah selatan Banten yang kurang baik untuk konstruksi. Kondisi geologi lapisan yang bermasalah adalah lapisan tufa dengan lapisan batu lempung serpih, dengan rata-rata kedalaman di – 2.00 meter, Pada umumnya lapisan tufa sangat rentan terhadap inflitrasi air kedalam lapisan tufa tersebut sehingga dapat menyebabkan lapisan tufa menjadi lunak, Muka air terdangkal adalah – 2.00 meter dilokasi sta 0+000, Untuk di beberapa lokasi yang dianggap kritis ( 1 + 475 dan sta 4+575 ) muka air tanah dalam namun karena tidak adanya tata salir dilokasi tersebut dan adanya perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan lapisan tufa menjadi lunak, Tanah lunak di jumpai di lokasi sta 0+000,0+200,0+375,0+500,1+475,4+575 dan sta 8+200 – 250, Rata-rata kedalaman tanah lunak di – 1.40 – 2.00 meter, Nilai DCP di lokasi yang bermasalah bernilai antara 1.75 – 2.74 %, Lokasi yang dianggap kritis adalah sta 0+000 s.d 1+450, 4+500 s.d 5+000 dan sta 6+950 s.d. 8+750. Penanganan kerusakan jalan dengan beberapa alternatif desain perkerasan jalan. Desain konstruksi badan jalan diharapkan merupakan konstruksi yang kedap terhadap air permukaan dan tidak menimbulkan retakan yang dapat mengakibatkan masuknya air ke bawah badan jalan (Desain konstruksi badan jalan diharapkan merupakan konstruksi yang kedap terhadap inflitrasi air ke dalam tanah dasar (lapisan tufa), Pembuatan lapisan pengaliran air di bawah konstruksi badan jalan, f. Pembuatan konstruksi TPT agar memperhatikan dasar lantai kerja, untuk dihindari peletakan lantai kerja pada lapisan yang lunak (nilai sondir 4 atau nilai spt < 5), bila tidak memungkinkan agar di dasar lantai kerja dilakukan pemasangan batu kosong untuk meningkatkan daya dukung tanah.