Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Instalasi Biogas Rumah Tangga Dengan Memanfaatkan Limbah Kotoran Sapi Sebagai Bahan Baku Febriyani Febriyani
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 1 No. 1 (2021): Prosiding SNIP Vol.1 No.1
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.603 KB) | DOI: 10.23960/snip.v1i1.139

Abstract

Minyak bumi tidak dapat lagi diandalkan sebagai sumber energi. Di samping harganya yang semakin tinggi, minyak bumi juga merupakan sumber energi tak terbarukan yang semakin lama keberadaannya akan semakin langka. Salah satu sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan adalah biogas. Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral pada Tahun 2018 menyalurkan bantuan berupa pembangunan peralatan biogas beserta kelengkapannya, tersebar kepada para penduduk yang memiliki ternak sapi di Kabupaten Lampung Timur sebanyak 73 unit. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai proses pembuatan biogas dari limbah kotoran sapi, mengetahui bangunan dan peralatan kelengkapan yang dibutuhkan dan mengetahui nilai ekonomis dari penggunaan limbah kotoran sapi sebagai sumber energi alternatif. Pada pembangunan peralatan biogas skala rumah tangga di Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung, reaktor biogas (digester) yang digunakan adalah digester tipe kubah (fixed dome), dengan limbah kotoran sapi sebagai bahan baku utama. Reaktor ini memiliki 2 kegunaan, yaitu sebagai tempat mencerna kotoran sapi dan sebagai rumah bakteri. Bagian ini dibuat dengan kedalaman 1,525 m atau volume 4 m3 menggunakan pasangan bata. Kubah dibuat dari beton cor dengan tulangan menggunakan bilah bambu. Proses pembuatan biogas dilakukan dengan menggunakan digester sebagai reaktor dan dilengkapi dengan bangunan lainnya sebagai inlet, outlet dan slurry serta instalasi perpipaan sebagai saluran pengeluaran gas dan water drain. Penggunaan limbah kotoran sapi sebagai input atau bahan baku mampu menghemat pengeluaran LPG sebesar Rp960.000,00 per tahun dan memberikan penghasilan tambahan sebesar Rp11.680.000,00 per tahun dari pengelolaan dan penjualan pupuk kompos.