Teknik image fusion telah banyak digunakan oleh peneliti pada berbagai bidang kebutuhan, seperti analisis penggunaan lahan dan lain sebagainya. Namun, teknik image fusion belum dimanfaatkan secara optimal untuk penelitian di wilayah perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat ketelitian teknik image fusion menggunakan metode IHS, brovey dan gram-schmidt untuk diterapkan di wilayah perairan, dalam pemetaan habitat dasar perairan laut dangkal. Lokasi penelitian dilakukan di perairan Pulau Tegal, Provinsi Lampung. Data yang digunakan, yaitu data citra multispektral dan pankrometrik SPOT-6 tahun 2020 serta data sample dari survei lapangan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian kali ini adalah deskriptif kuantitatif dengan memanfatkan hasil uji akurasi dengan perhitungan confusion matrix. Penetapan hasil uji akurasi diperoleh dari Peraturan Kepala BIG No. 8 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis Pengumpulan dan Pengolahan Data Geospasial Habitat Dasar Perairan Laut Dangkal. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat ketelitian teknik image fusion metode IHS memiliki nilai ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan metode brovey dan gram-schmidt untuk diterapkan dalam pemetaan habitat dasar perairan laut dangkal di Pulau Tegal. Hal tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan confusion matrix dengan nilai akurasi keseluruhan (overall accuracy) untuk metode IHS yaitu sebesar 76%, metode brovey yaitu sebesar 71% dan metode gram-schmidt yaitu sebesar 51%.