Dinamika pelayanan Gereja Toraja Mamasa (GTM) pada masa pandemi Covid-19 adalah bagian dari sejarahnya. Sejarah ini adalah bagian dari sejarah karya pemeliharaan dan Penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus. Ini juga sesuai dengan yang dipercaya GTM bahwa bahwa Tuhan Allah yang berkuasa atas sejarah. Mengenai Allah yang hidup dan berkuasa dalam sejarah, kehidupan pribadi dan bangsa-bangsa, Hans-Ruedi Weber, berkata: “Kita diperhadapkan, bukan dengan allah abadi kaum filsuf, tetapi dengan Allah yang hidup, yang berkarya di dalam penciptaan dan sejarah, di dalam kehidupan pribadi maupun di dalam kehidupan bangsa-bangsa. Allah itu berkarya di dalam penciptaan dan sejarah. Iman itu diuji dan harus diaktifkan di dalam situasi-situasi yang kongkret”.1 Pandemi Covid-19 adalah bagian dari situasi konkrit sebagaimana dijelaskan Weber. Dalam rangka menunaikan pelayanannya, terutama pada masa pandemi Covid-19, GTM senantiasa mengandalkan kuasa dan pertolongan Tuhan Allah. GTM mengalami dan menyaksikan pertolongan Tuhan sejak terbentuknya sebagai lembaga. Pelayanan yang masih terselenggara secara dinamis pada masa pandemi Covid-19 membuktikan itu.Tulisan ini bertujuan mengkaji dan memaknai dampak pandemi Covid-19 terhadap pelayanan GTM dari perspektif oikumenis dan kemitraan. Perspektif oikumenis karena GTM adalah bagian dari gereja-gereja yang esa dan am di seluruh dunia. Perspektif kemitraan penting karena GTM adalah bagian dari masyarakat yang lebih luas yang tidak terpisahkan dari pemerintah, dan lembaga keagamaan dan kemasyarakatan lainnya.Tulisan ini merupakan hasil penelitian kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian ini dibangun dari analisis terhadap dokumen-dokumen GTM dan data-data lapangan di lingkup pelayanan GTM, serta tentunya dukungan berbagai pustaka. Penelitian dilakukan kerjasama dengan Komisi Penelitian dan Pengembangan STT Mamasa.