Rachmawati Windyaningrum
Universitas Komputer Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KONSELOR ADIKSI PADA KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI RUMAH PALMA THERAPEUTIC COMMUNITY KABUPATEN BANDUNG BARAT Rachmawati Windyaningrum
Jurnal Kajian Komunikasi Vol 2, No 2 (2014): December 2014
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.892 KB) | DOI: 10.24198/jkk.v2i2.7384

Abstract

Program rehabilitasi pecandu narkoba yang dilakukan secara komunitas, didasarkan atas penggunaan komunikasi dalam komunitas sebagai metode terapi dan rehabilitasi. Program rehabilitasi narkoba yang dimiliki pemerintah Jawa Barat dengan berbasis rumah sakit menggunakan pelayanan metode rehabilitasi therapeutic community. Rumah Palma Therapeutic Community dijadikan sebagai pusat rujukan terapi dan rehabilitasi adiksi dalam membina pecandu narkoba bertujuan membangun kesadaran dalam diri pecandu agar membentuk perilaku yang bernilai dan sesuai dengan pemulihan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan metode terapi komunikasi konselor adiksi dalam membantu pemulihan residen, dukungan keluarga pada komunikasi terapeutik konselor adiksi, dan alasan mantan pecandu yang menjadi konselor adiksi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus eksplanatoris. Informan penelitian adalah konselor adiksi yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan metode terapi komunikasi yang dilakukan konselor adiksi adalah static counseling dan individual counseling. Metode terapi komunikasi tidak terlepas dari kedekatan, kenyamanan, kepercayaan diantara konselor dan residen. Penggunaan komunikasi diantara mereka ditunjukkan dengan bahasa verbal dan nonverbal. Dukungan keluarga residen ditunjukkan dengan adanya komitmen terhadap treatment pemulihan, keaktifan keluarga pada family support group dan family dialog. Alasan mantan pecandu menjadi konselor adiksi karena mereka dapat menjadi role model bagi residen dalam program pemulihan, adanya panggilan hati untuk membantu sesama pecandu, dan sebagai bentuk recovery maintainance setelah mereka selesai menjalani program pemulihan.