Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu wilayah strategis Provinsi Jawa Tengah memiliki masalah ketimpangan antara wilayah bagian utara dan selatan yang ditunjukkan dengan nilai indek williamson sebesar 0,83 dan tingkat pengangguran sebesar 4,51%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang terserap dari rencana investasi program hilirisasi komoditas manggis sebagai komoditas unggulan Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan analisis revenue and cost terhadap 9 program hilirisasi komoditas manggis, maka dihasilkan nilai >1 yang berarti rencana program hilirisasi tanaman manggis menguntungkan investor. Kemudian dengan analisa kelayakan proyek, didapatkan nilai benefit cost rastio (BCR) sebesar 14,1, nilai net present value (NPV) sebesar 2,3 triliun rupiah, nilai internal rate return (IRR) sebesar 0,09, return of Investment (RoI) sebesar 27% sehingga program hilirisasi dinilai menguntungkan. Dengan menghitung elastisitas kesempatan kerja didapatkan nilai sebesar 1,47% dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, maka jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 70.600 tenaga kerja baru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan peningkatan PDRB sektor industri pengolahan komoditas manggis sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan jumlah lapangan kerja baru sebesar 1,47% dari program hilirisasi komditas manggis di Kabupaten Pekalongan sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran dan mengurangi ketimpangan.Kata Kunci: Manggis, Hilirisasi, Kelayakan ProyekPekalongan Regency as one of the strategic areas of Central Java Province has an inequality problem between the northern and southern regions with Williamson indeks of 0.83 and an unemployment rate of 4.51%. The research aims to determine the number of workers absorbed from the investment plan for the mangosteen commodity downstream program as a leading commodity in Pekalongan Regency. The results showed that by using revenue and cost analysis of 9 mangosteen commodity downstream programs, a value of >1 was produced, which means that the planned mangosteen downstream program is profitable for investors. Then by analyzing the feasibility of the project, the benefit cost ratio (BCR) is 14.1, the net present value (NPV) is 2.3 trillion rupiah, the internal rate return (IRR) is 0.09, the return on investment (RoI) ) by 27% so that the downstream program is considered profitable. By calculating the elasticity of employment opportunities, a value of 1.47% is obtained and the assumption of economic growth is 7%, so the number of workers absorbed is 70,600 new workers. The conclusion of this study is that by increasing the GRDP of the mangosteen commodity processing industry sector by 1%, there will be an increase in the number of new jobs by 1.47%, the mangosteen commodity downstream program in Pekalongan Regency is expected to overcome the problem of unemployment and reduce inequality..Keywords: Mangosteen, Downstream, Project Feasibility