Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi potensi retribusi pasar dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah kota samarinda Bramantyo Adi Nugroho; Puput Wahyu Budiman
INOVASI Vol 14, No 2 (2018): November
Publisher : Faculty of Economics and Business Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jinv.v14i2.4318

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kontribusi dan potensi penerimaan dari retribusi pasar yang meliputi Retribusi Pelayanan Pasar dan Retribusi Pemakaian Tempat Berjualan di Pasar Tradisional di kawasan pasar Kota Samarinda, mengidentifikasi hambatan dalam pemungutan retribusi pasar di kawasan pasar Kota Samarinda dan memberikan solusi terhadap hambatan dalam pemungutan retribusi pasar di Kawasan pasar Kota Samarinda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif evaluatif dengan alat analisis kontribusi sesuai dengan Kepmendagri Nomor 690.900.327 dan Analisis Potensi Pasar. Rentang data yang digunakan antara tahun 2012-2017 dan data jumlah ruko, kios, petak, los pada 12 pasar di Kota Samarinda. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kontribusi antara tahun 2012-2017 kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Samarinda memiliki kriteria Sangat Kurang karena nilainya masih dibawah 10 persen. Potensi Retribusi Pelayanan Pasar yang dikelola oleh Dinas Perdagangan Kota Samarinda adalah sebesar Rp. 6.58 Miliar/tahun. Potensi Retribusi Tempat Berjualan Di Lingkungan Pasar Tradisional sebesar Rp. 1.34 Miliar/tahun. Sesuai dengan hasil survei dan wawancara maka diperoleh tiga hambatan utama yang menjadikan pemungutan retribusi pasar tidak optimal yaitu kendala cuaca, pedagang tidak berjualan dan sarana prasarana yang kurang baik.
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BERBASIS KOMODITAS TANAMAN MANGGIS DI KABUPATEN PEKALONGAN Puput Wahyu Budiman
Prosiding Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu) Vol 4 (2022): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/sinamu.v4i1.7929

Abstract

Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu wilayah strategis Provinsi Jawa Tengah memiliki masalah ketimpangan antara wilayah bagian utara dan selatan yang ditunjukkan dengan nilai indek williamson sebesar 0,83 dan tingkat pengangguran sebesar 4,51%. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang terserap dari rencana investasi program hilirisasi komoditas manggis sebagai komoditas unggulan Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan analisis revenue and cost terhadap 9 program hilirisasi komoditas manggis, maka dihasilkan nilai >1 yang berarti rencana program hilirisasi tanaman manggis menguntungkan investor. Kemudian dengan analisa kelayakan proyek, didapatkan nilai benefit cost rastio (BCR) sebesar 14,1, nilai net present value (NPV) sebesar 2,3 triliun rupiah, nilai internal rate return (IRR) sebesar 0,09, return of Investment (RoI) sebesar 27% sehingga program hilirisasi dinilai menguntungkan. Dengan menghitung elastisitas kesempatan kerja didapatkan nilai sebesar 1,47% dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 7%, maka jumlah tenaga kerja yang diserap sebesar 70.600 tenaga kerja baru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan peningkatan PDRB sektor industri pengolahan komoditas manggis sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan jumlah lapangan kerja baru sebesar 1,47% dari program hilirisasi komditas manggis di Kabupaten Pekalongan sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran dan mengurangi ketimpangan.Kata Kunci: Manggis, Hilirisasi, Kelayakan ProyekPekalongan Regency as one of the strategic areas of Central Java Province has an inequality problem between the northern and southern regions with Williamson indeks of 0.83 and an unemployment rate of 4.51%. The research aims to determine the number of workers absorbed from the investment plan for the mangosteen commodity downstream program as a leading commodity in Pekalongan Regency. The results showed that by using revenue and cost analysis of 9 mangosteen commodity downstream programs, a value of >1 was produced, which means that the planned mangosteen downstream program is profitable for investors. Then by analyzing the feasibility of the project, the benefit cost ratio (BCR) is 14.1, the net present value (NPV) is 2.3 trillion rupiah, the internal rate return (IRR) is 0.09, the return on investment (RoI) ) by 27% so that the downstream program is considered profitable. By calculating the elasticity of employment opportunities, a value of 1.47% is obtained and the assumption of economic growth is 7%, so the number of workers absorbed is 70,600 new workers. The conclusion of this study is that by increasing the GRDP of the mangosteen commodity processing industry sector by 1%, there will be an increase in the number of new jobs by 1.47%, the mangosteen commodity downstream program in Pekalongan Regency is expected to overcome the problem of unemployment and reduce inequality..Keywords: Mangosteen, Downstream, Project Feasibility
Hotspot Distribution Analysis as Forest and Land Fire Indicators in the New National Capital City (IKN) Rosalina Kumalawati; Astinana Yuliarti; Jany Tri Raharjo; Rijanta Rijanta; Ari Susanti; Erlis Saputra; Puput Wahyu Budiman; Rahmat Aris Pratomo; Karnanto Hendra Murliawan; Wisnu Putra Danarto; Ghinia Anastasia Muhtar; Rizki Nurita Anggraini
Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan Vol 20, No 3 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/presipitasi.v20i3.691-703

Abstract

East Kalimantan Province is planned as the new national capital city (IKN). Forest and land fires occur regularly every year and their frequency is increasing, especially during the dry season. This research uses secondary data, namely hotspot data. Hotspot data was obtained from the results of the 2012-2022 S-NPP VIIRS image recording. Data analysis in this study used descriptive and statistical analysis. The results of processing and analysis of the distribution of hotspots are overlaid with administrative maps so that the distribution of hotspots in each district in the study area can be identified. The results of the study show that hotspots distribution from the 2012-2022 S-NPP VIIRS image recording in East Kalimantan Province is varies quite a bit in each district. The highest hotspots distribution is in Kutai Kartanegara Regency and the lowest is in Mahakam Ulu and Penajam Paser Utara Regency. The higher number of hotspots is the higher incidence for forest and land fires. The distribution of hotspots needs to be known because it can be a form of early detection and fire mitigation so that the negative impact of fires can be minimized.