Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Tingkat Keparahan Klinik Urtikaria Dengan Kualitas Hidup Penderita Urtikaria Kronik Nisa, Rahmatun; Widjaja, Sani; Yasmina, Alfi
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 2 (2013): September 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i2.944

Abstract

ABSTRACT: Chronic urticaria may decrease the quality of life as a result of complaints of sleep disturbance due to the intense itching, fatigue, social isolation, loss of energy, and emotional or sexual disorders. Quality of life in patients with chronic urticaria can be assessed using the dermatology life quality index. The aim of this research was to determine the relationship between the clinical severity of urticaria and dermatology life quality in patients with chronic urticaria in RSUD Ulin Banjarmasin. The research used analytic observational method with cross-sectional approach. Thirty subjects were taken with purposive sampling. The data were collected with validated dermatology quality of life index questionnaire. The result showed that 60% patients diagnosed with chronic urticaria had mild clinical severity and 40% had severe clinical severity. In patients diagnosed with chronic urticaria, 36.67% had poor quality of life, 43.33% had moderate quality of life, and 20.00% had good quality of life. Statistical analysis with chi-square test with 95% confidence level indicated that there was a significant relationship between the clinical severity of urticaria and dermatology quality of life (p = 0.006). It was concluded that there was a relationship between the clinical severity of urticaria and dermatology quality of life in patients with chronic urticaria in RSUD Ulin Banjarmasin. Keywords: clinical severity, chronic urticaria, dermatology quality of life ABSTRAK: Urtikaria kronik dapat menurunkan kualitas hidup sebagai dampak keluhan gangguan tidur akibat intensitas gatal yang hebat, keletihan, isolasi sosial, kehilangan energi, dan gangguan emosional atau seksual. Kualitas hidup pada penderita urtikaria kronik dapat dinilai menggunakan indeks kualitas hidup dermatologi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan tingkat keparahan klinik urtikaria dengan kualitas hidup dermatologi pada penderita urtikaria kronik di RSUD Ulin Banjarmasin. Rancangan penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian diambil dengan metode purposive sampling sebanyak 30 pasien. Pengumpulan data menggunakan kuesioner indeks kualitas hidup dermatologi yang telah divalidasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita urtikaria kronik menunjukkan tingkat keparahan klinik ringan sebanyak 60% dan tingkat keparahan klinik berat sebanyak 40%. Pada pasien yang didiagnosis urtikaria kronis, 36,67% memiliki kualitas hidup buruk, 43,33%  kualitas hidup sedang, dan 20,00% kualitas hidup baik. Analisis statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat keparahan klinik urtikaria dengan kualitas hidup dermatologi (p = 0,006). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat keparahan klinik urtikaria dengan kualitas hidup dermatologi pada penderita urtikaria kronik di RSUD Ulin Banjarmasin. Kata-kata kunci: tingkat keparahan klinik, urtikaria kronik, kualitas hidup dermatologi
PENENTUAN LAMA WAKTU OPTIMAL PADA PENGUKURAN GLUKOSA DARAH NON-INVASIF Fitrianto, Anwar; Erfiani, Erfiani; Nisa, Rahmatun
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v11i1.43185

Abstract

Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode invasif, yaitu melukai bagian tubuh, seperti jari, merupakan metode yang kurang disukai oleh sebagian besar masyarakat. Untuk itu, diperlukan pengembangan teknologi berupa alat pengukur kadar glukosa darah non-invasif. Alat ini menggunakan prinsip kerja spektroskopi inframerah. Oleh karena itu, lama waktu pengukuran menjadi hal yang harus dipertimbangkan. Keoptimalan lama waktu pengukuran diperlukan agar proses pemeriksaan kadar glukosa darah efisien dan bisa merekam seluruh informasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan lama waktu optimal pada alat pengukur kadar glukosa darah non-invasif. Data yang digunakan merupakan data primer hasil pengukuran kadar glukosa darah dari tiga responden. Data tersebut dianalisis menggunakan metode eksplorasi dan regresi linier. Hasil pemodelan dengan persamaan ,  lama waktu optimal tersebut berada pada waktu perlakuan sebesar 1700 ms dengan menggunakan metode gradien pada kurva.