Moch Fathoni Setiawan
Jurusan Teknik Sipil, Prodi Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

TINJAUAN HOSPITALITY DESIGN PADA PUBLIC OPEN SPACE DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Taman Madukoro) Setiawan, Moch Fathoni; Purnomo, Andi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Public open space is part of the city in the form of outer space is used for activities of daily city dwellers. City park is one of the existing public open space in a city. In 2014, the government returned to a park Semarang Madukoro to perform maintenance on the trees and plants that are there. And like a city park that can fulfill its role as a public open space, it should also be noted the feasibility and design for user friendliness or term is a hospitality design. Hospitality design is the design with the principles of feasibility and comfort so as to create a design that is friendly to users. Feasibility and comfort is needed in a public facility. This research is a case study, the steps taken is to collect information and data on each state and the activities that occur in the Madukoro Park. The focus of the case study is to examine the physical condition of the environment in the Madukoro Park. From the results of observations made in the field, it was found that the physical condition Madukoro Park neighborhood in general in good condition, but based on the results of the analysis, there are still some shortcomings in both design, standards compliance and support facilities that did not exist.Ruang terbuka publik merupakan bagian dari kota yang berupa ruang luar digunakan untuk kegiatan penduduk kota sehari-hari. Taman kota merupakan salah satu ruang terbuka publik yang ada pada suatu kota. Pada tahun 2014, pemerintah Kota Semarang kembali memfungsikan taman madukoro dengan melakukan perawatan pada pohon dan tanaman yang ada disana. Dan layaknya sebuah taman kota yang dapat memenuhi perannya sebagai ruang terbuka publik, maka perlu juga diperhatikan tingkat kelayakan dan keramahan disainnya bagi para pengguna atau istilahnya adalah hospitality design. Hospitality design merupakan desain dengan prinsip-prinsip kelayakan dan kenyamanan sehingga dapat menciptakan desain yang ramah terhadap penggunanya. Kelayakan dan kenyamanan sangat diperlukan dalam sebuah fasilitas publik. Penelitian ini termasuk jenis studi kasus, maka langkah yang  ditempuh adalah mengumpulkan informasi dan data pada setiap keadaan dan aktifitas yang terjadi di Taman Madukoro tersebut. Fokus kasus pada penelitian ini untuk mengetahui kondisi fisik lingkungan di Taman Madukoro. Dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan,  ditemukan bahwa kondisi fisik lingkungan Taman Madukoro secara umum dalam keadaan baik, Namun berdasarkan hasil analisa, masih terdapat beberapa kekurangan baik dalam desain, kesesuaian dengan standar maupun fasilitas penunjang yang belum ada.
STUDI PERILAKU PEJALAN KAKI PADA TROTOAR (PEDESTRIAN WAYS) DI SURAKARTA DITINJAU DARI KENYAMANAN IKLIM Setiawan, Moch Fathoni
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 13, No 2 (2011): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pedestrian way certainly should be able to accommodate the needs of pedestrians and function optimally in order to support the activity or activities in a city. It is intended to support the development and effectiveness of all activities (economic, governance and services) in the city. Pedestrian behavior in this study are shown in the form of public perception in the use of sidewalks in everyday life, viewed from the comfort of Climate. Object of study in this research is Slamet Riyadi Street Chop Surakarta, including lane pavement in the area around gladak, namely the Novotel hotel, Mall, Office, Museum, and shops. The method used in this study is a survey of direct observations in the field. In this study there are two functional variables which include age, educational level, occupation, residence, and the purpose of using the sidewalk path. Structural variables which public opinion about the comfort of pedestrians to use sidewalks on main streets Surakarta (case study Slamet Riyadi road Surakarta) which in its application is limited only in terms of climate comfort. In this study the volume of pedestrian population is 1036 people, and the sample can be taken as a parameter estimate of 10% of the total population obtained from the calculation of researchers. Then the sample size in this study amounted to 100 people assigned pedestrians. Overall opinion of pedestrians against climatic factors indicates that GOOD ENOUGH opinion.Trotoar tentunya harus dapat mewadahi kebutuhan pejalan kaki dan berfungsi secara maksimal guna mendukung aktivitas atau kegiatan di suatu kota. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang perkembangan dan efektivitas segala kegiatan (ekonomi, pemerintahan dan jasa) di kota. Perilaku pejalan kaki dalam studi ini ditunjukkan dalam bentuk persepsi masyarakat dalam memanfaatkan trotoar dalam kehidupan sehari-hari, ditinjau dari kenyamanan Iklim.  Obyek Studi dalam penelitian ini adalah Penggal Jalan Slamet Riyadi Surakarta, meliputi jalur trotoar di kawasan sekitar gladak, yaitu hotel Novotel, Mall, Perkantoran, Musium, dan pertokoan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yaitu pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel fungsional yaitu antara lain umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan tujuan menggunakan jalur trotoar. Variabel struktural yaitu pendapat masyarakat  tentang kenyamanan pejalan kaki terhadap pemanfaatan trotoar di jalan protokol Kota Surakarta (studi kasus jalan slamet riyadi Surakarta) yang dalam aplikasinya dibatasi hanya ditinjau dari kenyamanan iklim. Dalam penelitian ini jumlah volume populasi pejalan kaki adalah 1036 orang, dan dapat diambil sampel sebagai parameter perkiraan sebesar 10% dari jumlah populasi yang diperoleh dari hasil perhitungan peneliti. Maka besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berjumlah 100 orang pejalan kaki. Secara keseluruhan pendapat pejalan kaki terhadap faktor iklim  menunjukkan pendapat yang CUKUP BAIK.
TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN DI PERKOTAAN Fathoni Setiawan, Moch
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 2 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Permasalahan  yang  saat  ini menjadi  isu di  lingkungan perumahan adalah peningkatan pencemaran  udara  dan  kebisingan. Sumber  kebisingan  yang  dominan  di  lingkungan  perumahan adalah  berasal  dari  lalu-lintas  kendaraan  bermotor.  Jumlah  kendaraan  bermotor  di  Indonesia semakin tahun semakin meningkat, akibatnya lingkungan perumahan di Perkotaan menjadi bising. Kebisingan  sendiri  terkait  dengan  kepadatan  lalulintas. Kondisi  ini  ditambah  dengan  penyediaan sarana jalan yang tidak  memadai menjadikan lingkungan perumahan menjadi jalan pintas dari dan ke jalan umum. Hal ini semakin menimbulkan kebisingan di lingkungan perumahan. Penelitian yang dilakukan  di  Kota  Yogyakarta  dan  DKI  Jakarta  memperlihatkan  bahwa  tingkat  kebisingan  yang terjadi  di  lingkungan  perumahan  telah  berada  diatas  ambang  baku  mutu  yang  disyaratkan. Kebisingan  yang  terjadi di  lingkungan perumahan sudah  saatnya memerlukan penanganan  yang serius,  mengingat  pengaruh  buruk  dari  kebisingan  terhadap  kesehatan manusia  pada  akhirnya akan mempengaruhi  kualitas  hidup masyarakat.  Berbagai  penanganan  kebisingan  telah  banyak dilakukan terutama terkait pada 3 (tiga) hal, yaitu pada sumber suara, media suara dan penerima. Penanganan secara arsitektural  lebih  tepat ditujukan pada penanganan media perambatan suara. Pengolahan  ‘jalan’ bunyi yang dalam hal ini bertujuan untuk mengurangi kebisingan yang diterima oleh  penerima  dapat  dilakukan  dengan  cara:  Pertama,  memperpanjang  jalannya  media perambatan  dengan  cara    menjauhkan  antara  sumber  suara  dengan  penerimanya.  Kedua, memberi  penghalang  antara  sumber  dengan  penerima,  penghalang  dapat  berupa  dinding penghalang,  barier  tanaman,  maupun  fasade  bangunan  itu  sendiri.  Penanganan  secara  non Arsitektural  dapat  dilakukan  dengan  cara membuat  kendaraan  bermotor  yang  lewat  lingkungan perumahan menurunkan kecepatannya sampai kurang lebih 20 km/jam. Kata kunci: kebisingan, perumahan, lalu-lintas
TINGKAT KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA Purnomo, Andi; Setiawan, Moch Fathoni
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The comfortability of access from each region in big cities has led to the rapid increasing of regional mobility.The mobility incude the motorists and also pedestrians. Pedestrian path is a container or space for pedestrian activities and activities to provide services to pedestrians so as to improve the smoothness, safety, and comfort for pedestrians. Convenience is one of the vital values that should be enjoyed by people when doing activities. Pedestrian path in Semarang in Simpang Lima area itself is fairly crowded, and has been laid out in such a way for vendors. Crowd arising from the existence of street vendors sometimes make some people feel less comfortable to pass through. Problems that occur will be observed and analyzed, namely the level of comfort in the pedestrian path in  Simpang Lima area based on user perception. The method used is descriptive qualitative theory describing the pedestrian path and direct observation to the object observed coupled with interviewing some respondents.Kemudahan pencapaian (aksesibilitas) kawasan dari dan ke berbagai wilayah di kota-kota besar, telah menyebabkan meningkatnya mobilitas kegiatan kawasan yang  cukup pesat. Mobilitas yang ada tidak hanya kendaraan bermotor tetapi juga pejalan kaki. Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Kenyamanan merupakan salah satu nilai vital yang selayaknya harus dinikmati oleh manusia ketika melakukan aktifitas-aktifitas. Di Kota Semarang jalur pedestrian di kawasan Simpang Lima Kota Semarang sendiri merupakan jalur pedestrian yang cukup ramai, dan sudah ditata sedemikian rupa bagi para pedagang kaki lima. Keramaian yang timbul akibat keberadaan pedagang kaki lima terkadang membuat beberapa orang merasa kurang nyaman untuk melaluinya. Permasalahan yang terjadi akan diobservasi lalu dianalisa, yaitu mengenai tingkat kenyamanan jalur pedestrian di kawasan Simpang Lima Kota Semarang berdasarkan persepsi pengguna. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan teori mengenai jalur pedestrian dan melakukan pengamatan langsung ke obyek yang diamati ditambah dengan mewawancarai beberapa responden. 
TINJAUAN ASPEK KELAYAKAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOMUNAL DI TAMAN MONUMEN 45 KOTA PEKALONGAN Setiawan, Moch Fathoni; Purnomo, Andi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Monumen 45 is one of the city park in Pekalongan City, in which there are statues of the heroes as monument to commemorate the services of the heroes. In this park there are also garden element in shape of hard elements and soft elements. Some hard elements are sitting group, pedestrian area, sports area, and the statue of the heroes (sculpture). The hard elements are referred to support the communal activity for the citizens of Pekalongan. They are functioned as for gathering and chatting, lounging, skateboarding and BMX styling. This study aims to assess the feasibility aspects in Taman Monumen 45 in Pekalongan City. From the research, it was revealed that there are some elements of the park that do not meet the eligibility aspect as constituting elements of communal space. It can be seen from the condition of these elements, either hard material or soft material that is still less maintained and is not in accordance with its function.Taman Monumen 45 merupakan salah satu taman kota di Kota Pekalongan yang mana di sana terdapat patung pahlawan sebagai monumen  untuk mengenang jasa para pahlawan. Pada taman ini juga terdapat elemen taman berupa elemen keras (hard material) dan elemen lunak (soft material). Elemen keras pada taman ini diantaranya sitting group, area pedestrian, sport area, dan patung pahlawan (sculpture). Elemen keras tersebut sebagai salah satu pendukung aktifitas komunal bagi warga Kota Pekalongan seperti berkumpul, mengobrol dan duduk santai, tempat bermain skateboard dan BMX style. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek kelayakan pada Taman Monumen 45 di Kota Pekalongan. Dari hasil penelitian, terungkap bahwa ada beberapa elemen taman yang tidak memenuhi aspek kelayakan sebagai pembentuk elemen ruang komunal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi elemen-elemen tersebut, baik hard material atau soft material yang masih kurang terawat dan tidak sesuai dengan fungsinya.
TINJAUAN HOSPITALITY DESIGN PADA PUBLIC OPEN SPACE DI KOTA SEMARANG (Studi Kasus Taman Madukoro) Setiawan, Moch Fathoni; Purnomo, Andi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v17i1.6889

Abstract

Public open space is part of the city in the form of outer space is used for activities of daily city dwellers. City park is one of the existing public open space in a city. In 2014, the government returned to a park Semarang Madukoro to perform maintenance on the trees and plants that are there. And like a city park that can fulfill its role as a public open space, it should also be noted the feasibility and design for user friendliness or term is a hospitality design. Hospitality design is the design with the principles of feasibility and comfort so as to create a design that is friendly to users. Feasibility and comfort is needed in a public facility. This research is a case study, the steps taken is to collect information and data on each state and the activities that occur in the Madukoro Park. The focus of the case study is to examine the physical condition of the environment in the Madukoro Park. From the results of observations made in the field, it was found that the physical condition Madukoro Park neighborhood in general in good condition, but based on the results of the analysis, there are still some shortcomings in both design, standards compliance and support facilities that did not exist.Ruang terbuka publik merupakan bagian dari kota yang berupa ruang luar digunakan untuk kegiatan penduduk kota sehari-hari. Taman kota merupakan salah satu ruang terbuka publik yang ada pada suatu kota. Pada tahun 2014, pemerintah Kota Semarang kembali memfungsikan taman madukoro dengan melakukan perawatan pada pohon dan tanaman yang ada disana. Dan layaknya sebuah taman kota yang dapat memenuhi perannya sebagai ruang terbuka publik, maka perlu juga diperhatikan tingkat kelayakan dan keramahan disainnya bagi para pengguna atau istilahnya adalah hospitality design. Hospitality design merupakan desain dengan prinsip-prinsip kelayakan dan kenyamanan sehingga dapat menciptakan desain yang ramah terhadap penggunanya. Kelayakan dan kenyamanan sangat diperlukan dalam sebuah fasilitas publik. Penelitian ini termasuk jenis studi kasus, maka langkah yang  ditempuh adalah mengumpulkan informasi dan data pada setiap keadaan dan aktifitas yang terjadi di Taman Madukoro tersebut. Fokus kasus pada penelitian ini untuk mengetahui kondisi fisik lingkungan di Taman Madukoro. Dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan,  ditemukan bahwa kondisi fisik lingkungan Taman Madukoro secara umum dalam keadaan baik, Namun berdasarkan hasil analisa, masih terdapat beberapa kekurangan baik dalam desain, kesesuaian dengan standar maupun fasilitas penunjang yang belum ada.
TINGKAT KENYAMANAN JALUR PEDESTRIAN DI KAWASAN SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG BERDASARKAN PERSEPSI PENGGUNA Purnomo, Andi; Setiawan, Moch Fathoni
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 17, No 2 (2015): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v17i2.6902

Abstract

The comfortability of access from each region in big cities has led to the rapid increasing of regional mobility.The mobility incude the motorists and also pedestrians. Pedestrian path is a container or space for pedestrian activities and activities to provide services to pedestrians so as to improve the smoothness, safety, and comfort for pedestrians. Convenience is one of the vital values that should be enjoyed by people when doing activities. Pedestrian path in Semarang in Simpang Lima area itself is fairly crowded, and has been laid out in such a way for vendors. Crowd arising from the existence of street vendors sometimes make some people feel less comfortable to pass through. Problems that occur will be observed and analyzed, namely the level of comfort in the pedestrian path in  Simpang Lima area based on user perception. The method used is descriptive qualitative theory describing the pedestrian path and direct observation to the object observed coupled with interviewing some respondents.Kemudahan pencapaian (aksesibilitas) kawasan dari dan ke berbagai wilayah di kota-kota besar, telah menyebabkan meningkatnya mobilitas kegiatan kawasan yang  cukup pesat. Mobilitas yang ada tidak hanya kendaraan bermotor tetapi juga pejalan kaki. Jalur pedestrian merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk memberikan pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Kenyamanan merupakan salah satu nilai vital yang selayaknya harus dinikmati oleh manusia ketika melakukan aktifitas-aktifitas. Di Kota Semarang jalur pedestrian di kawasan Simpang Lima Kota Semarang sendiri merupakan jalur pedestrian yang cukup ramai, dan sudah ditata sedemikian rupa bagi para pedagang kaki lima. Keramaian yang timbul akibat keberadaan pedagang kaki lima terkadang membuat beberapa orang merasa kurang nyaman untuk melaluinya. Permasalahan yang terjadi akan diobservasi lalu dianalisa, yaitu mengenai tingkat kenyamanan jalur pedestrian di kawasan Simpang Lima Kota Semarang berdasarkan persepsi pengguna. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan teori mengenai jalur pedestrian dan melakukan pengamatan langsung ke obyek yang diamati ditambah dengan mewawancarai beberapa responden. 
TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN DI PERKOTAAN Fathoni Setiawan, Moch
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 12, No 2 (2010): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v12i2.1351

Abstract

Abstrak: Permasalahan  yang  saat  ini menjadi  isu di  lingkungan perumahan adalah peningkatan pencemaran  udara  dan  kebisingan. Sumber  kebisingan  yang  dominan  di  lingkungan  perumahan adalah  berasal  dari  lalu-lintas  kendaraan  bermotor.  Jumlah  kendaraan  bermotor  di  Indonesia semakin tahun semakin meningkat, akibatnya lingkungan perumahan di Perkotaan menjadi bising. Kebisingan  sendiri  terkait  dengan  kepadatan  lalulintas. Kondisi  ini  ditambah  dengan  penyediaan sarana jalan yang tidak  memadai menjadikan lingkungan perumahan menjadi jalan pintas dari dan ke jalan umum. Hal ini semakin menimbulkan kebisingan di lingkungan perumahan. Penelitian yang dilakukan  di  Kota  Yogyakarta  dan  DKI  Jakarta  memperlihatkan  bahwa  tingkat  kebisingan  yang terjadi  di  lingkungan  perumahan  telah  berada  diatas  ambang  baku  mutu  yang  disyaratkan. Kebisingan  yang  terjadi di  lingkungan perumahan sudah  saatnya memerlukan penanganan  yang serius,  mengingat  pengaruh  buruk  dari  kebisingan  terhadap  kesehatan manusia  pada  akhirnya akan mempengaruhi  kualitas  hidup masyarakat.  Berbagai  penanganan  kebisingan  telah  banyak dilakukan terutama terkait pada 3 (tiga) hal, yaitu pada sumber suara, media suara dan penerima. Penanganan secara arsitektural  lebih  tepat ditujukan pada penanganan media perambatan suara. Pengolahan  ‘jalan’ bunyi yang dalam hal ini bertujuan untuk mengurangi kebisingan yang diterima oleh  penerima  dapat  dilakukan  dengan  cara:  Pertama,  memperpanjang  jalannya  media perambatan  dengan  cara    menjauhkan  antara  sumber  suara  dengan  penerimanya.  Kedua, memberi  penghalang  antara  sumber  dengan  penerima,  penghalang  dapat  berupa  dinding penghalang,  barier  tanaman,  maupun  fasade  bangunan  itu  sendiri.  Penanganan  secara  non Arsitektural  dapat  dilakukan  dengan  cara membuat  kendaraan  bermotor  yang  lewat  lingkungan perumahan menurunkan kecepatannya sampai kurang lebih 20 km/jam. Kata kunci: kebisingan, perumahan, lalu-lintas
STUDI PERILAKU PEJALAN KAKI PADA TROTOAR (PEDESTRIAN WAYS) DI SURAKARTA DITINJAU DARI KENYAMANAN IKLIM Setiawan, Moch Fathoni
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 13, No 2 (2011): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v13i2.7073

Abstract

Pedestrian way certainly should be able to accommodate the needs of pedestrians and function optimally in order to support the activity or activities in a city. It is intended to support the development and effectiveness of all activities (economic, governance and services) in the city. Pedestrian behavior in this study are shown in the form of public perception in the use of sidewalks in everyday life, viewed from the comfort of Climate. Object of study in this research is Slamet Riyadi Street Chop Surakarta, including lane pavement in the area around gladak, namely the Novotel hotel, Mall, Office, Museum, and shops. The method used in this study is a survey of direct observations in the field. In this study there are two functional variables which include age, educational level, occupation, residence, and the purpose of using the sidewalk path. Structural variables which public opinion about the comfort of pedestrians to use sidewalks on main streets Surakarta (case study Slamet Riyadi road Surakarta) which in its application is limited only in terms of climate comfort. In this study the volume of pedestrian population is 1036 people, and the sample can be taken as a parameter estimate of 10% of the total population obtained from the calculation of researchers. Then the sample size in this study amounted to 100 people assigned pedestrians. Overall opinion of pedestrians against climatic factors indicates that GOOD ENOUGH opinion.Trotoar tentunya harus dapat mewadahi kebutuhan pejalan kaki dan berfungsi secara maksimal guna mendukung aktivitas atau kegiatan di suatu kota. Hal ini dimaksudkan untuk menunjang perkembangan dan efektivitas segala kegiatan (ekonomi, pemerintahan dan jasa) di kota. Perilaku pejalan kaki dalam studi ini ditunjukkan dalam bentuk persepsi masyarakat dalam memanfaatkan trotoar dalam kehidupan sehari-hari, ditinjau dari kenyamanan Iklim.  Obyek Studi dalam penelitian ini adalah Penggal Jalan Slamet Riyadi Surakarta, meliputi jalur trotoar di kawasan sekitar gladak, yaitu hotel Novotel, Mall, Perkantoran, Musium, dan pertokoan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yaitu pengamatan secara langsung di lapangan. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel fungsional yaitu antara lain umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan tujuan menggunakan jalur trotoar. Variabel struktural yaitu pendapat masyarakat  tentang kenyamanan pejalan kaki terhadap pemanfaatan trotoar di jalan protokol Kota Surakarta (studi kasus jalan slamet riyadi Surakarta) yang dalam aplikasinya dibatasi hanya ditinjau dari kenyamanan iklim. Dalam penelitian ini jumlah volume populasi pejalan kaki adalah 1036 orang, dan dapat diambil sampel sebagai parameter perkiraan sebesar 10% dari jumlah populasi yang diperoleh dari hasil perhitungan peneliti. Maka besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berjumlah 100 orang pejalan kaki. Secara keseluruhan pendapat pejalan kaki terhadap faktor iklim  menunjukkan pendapat yang CUKUP BAIK.
TINJAUAN ASPEK KELAYAKAN ELEMEN PEMBENTUK RUANG KOMUNAL DI TAMAN MONUMEN 45 KOTA PEKALONGAN Setiawan, Moch Fathoni; Purnomo, Andi
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v18i1.6694

Abstract

Taman Monumen 45 is one of the city park in Pekalongan City, in which there are statues of the heroes as monument to commemorate the services of the heroes. In this park there are also garden element in shape of hard elements and soft elements. Some hard elements are sitting group, pedestrian area, sports area, and the statue of the heroes (sculpture). The hard elements are referred to support the communal activity for the citizens of Pekalongan. They are functioned as for gathering and chatting, lounging, skateboarding and BMX styling. This study aims to assess the feasibility aspects in Taman Monumen 45 in Pekalongan City. From the research, it was revealed that there are some elements of the park that do not meet the eligibility aspect as constituting elements of communal space. It can be seen from the condition of these elements, either hard material or soft material that is still less maintained and is not in accordance with its function.Taman Monumen 45 merupakan salah satu taman kota di Kota Pekalongan yang mana di sana terdapat patung pahlawan sebagai monumen  untuk mengenang jasa para pahlawan. Pada taman ini juga terdapat elemen taman berupa elemen keras (hard material) dan elemen lunak (soft material). Elemen keras pada taman ini diantaranya sitting group, area pedestrian, sport area, dan patung pahlawan (sculpture). Elemen keras tersebut sebagai salah satu pendukung aktifitas komunal bagi warga Kota Pekalongan seperti berkumpul, mengobrol dan duduk santai, tempat bermain skateboard dan BMX style. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek kelayakan pada Taman Monumen 45 di Kota Pekalongan. Dari hasil penelitian, terungkap bahwa ada beberapa elemen taman yang tidak memenuhi aspek kelayakan sebagai pembentuk elemen ruang komunal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi elemen-elemen tersebut, baik hard material atau soft material yang masih kurang terawat dan tidak sesuai dengan fungsinya.