Lashari Lashari, Lashari
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ENBOR SP DITINJAU TERHADAP SIFAT MEKANIK Pangestuti, Endah Kanti; Lashari, Lashari; Hardomo, Agus
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The use of wood in construction world continues to increase both for the use of structural and non-structural.  Needs a very large timber impact on the availability of wood shrinks every year as a result of exploitation by large scale. One attempt to extend the service life of wood is the wood preservation. This study aims to determine mechanical properties of wood by soaking sengon due to cold preservation with preservative EnborSP. The method used is the method of experiments carried out in the Laboratory of Materials of Civil Engineering, Faculty of Engineering, State University of Semarang. The preservation process used isa process with a cold soaking method, with a preservative solution EnborSP with a concentration of 0%, 3%, 6% and 9%. The response observed was the value-the value retention of preservatives, and mechanical properties (compressive strength of parallel fiber direction, flexural strength and surface hardness) of wood. Preservation method applied is cold soaking (for 5 days or 120 hours). Average retention value-average increase of 2.57kg/m3 (3%), 4.89kg/m3 (6%), and 6.74kg/m3 (9%). Value - average compressive strength of parallel to the direction of the wood fiber sengon increase of 149.39kg/cm2 (0%), 156.35kg/cm2 (3%), 187.80kg/cm2 (6%), and 216, 44kg/cm2 (9%). Value – average flexural strength sengon increase of 175.36kg/cm2 (0%), 202.55kg/cm2 (3%), 272.64kg/cm2 (6%), and 362.81kg/cm2 (9%). Value – average penetration sengon wood decreased from 0.93cm (0%), 0.67cm (3%), 0.57cm (6%), and 0.43cm (9%). This decrease shows that there is an increase in the value of the wood sengon surface hardness. Salah satu usaha untuk memperpanjang umur pemakaian kayu adalah dengan pengawetan kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik kayu sengon akibat pengawetan secara rendaman dingin dengan bahan pengawet Enbor SP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Bahan dan Laboratorium Kerja Kayu Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Proses pengawetan yang digunakan adalah proses dengan metode rendaman dingin, dengan larutan bahan pengawet Enbor SP dengan konsentrasi 0 %, 3 %, 6 %, dan 9 %. Respon yang diamati adalah nilai – nilai retensi bahan pengawet dan serta sifat mekanis (kuat tekan tekan sejajar arah serat, kuat  lentur dan kekerasan permukaan) kayu. Metode pengawetan yang diterapkan adalah rendaman dingin (selama 5 hari atau 120 jam). Nilai retensi rata – rata mengalami kenaikan dari 2,57 kg/m3 (3 %), 4,89 kg/m3 (6 %), dan 6,74 kg/m3 (9 %). Nilai rata – rata kekuatan tekan sejajar arah serat kayu sengon mengalami kenaikan dari 149,39 kg/cm2 (0 %), 156,35 kg/cm2 (3 %), 187,80 kg/cm2 (6 %), dan 216,44 kg/cm2 (9 %). Nilai rata – rata kekuatan lentur kayu sengon mengalami kenaikan dari 175,36 kg/cm2 (0 %), 202,55 kg/cm2 (3 %), 272,64 kg/cm2 (6 %), dan 362,81 kg/cm2 (9%). Nilai rata – rata penembusan kayu sengon menurun dari 0,93 cm (0 %), 0,67 cm (3 %), 0,57 cm (6 %), dan 0,43 cm (9 %). Penurunan ini memperlihatkan bahwa ada peningkatan nilai kekerasan permukaan kayu sengon.
PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ENBOR SP DITINJAU TERHADAP SIFAT MEKANIK Pangestuti, Endah Kanti; Lashari, Lashari; Hardomo, Agus
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v18i1.6695

Abstract

The use of wood in construction world continues to increase both for the use of structural and non-structural.  Needs a very large timber impact on the availability of wood shrinks every year as a result of exploitation by large scale. One attempt to extend the service life of wood is the wood preservation. This study aims to determine mechanical properties of wood by soaking sengon due to cold preservation with preservative EnborSP. The method used is the method of experiments carried out in the Laboratory of Materials of Civil Engineering, Faculty of Engineering, State University of Semarang. The preservation process used isa process with a cold soaking method, with a preservative solution EnborSP with a concentration of 0%, 3%, 6% and 9%. The response observed was the value-the value retention of preservatives, and mechanical properties (compressive strength of parallel fiber direction, flexural strength and surface hardness) of wood. Preservation method applied is cold soaking (for 5 days or 120 hours). Average retention value-average increase of 2.57kg/m3 (3%), 4.89kg/m3 (6%), and 6.74kg/m3 (9%). Value - average compressive strength of parallel to the direction of the wood fiber sengon increase of 149.39kg/cm2 (0%), 156.35kg/cm2 (3%), 187.80kg/cm2 (6%), and 216, 44kg/cm2 (9%). Value – average flexural strength sengon increase of 175.36kg/cm2 (0%), 202.55kg/cm2 (3%), 272.64kg/cm2 (6%), and 362.81kg/cm2 (9%). Value – average penetration sengon wood decreased from 0.93cm (0%), 0.67cm (3%), 0.57cm (6%), and 0.43cm (9%). This decrease shows that there is an increase in the value of the wood sengon surface hardness. Salah satu usaha untuk memperpanjang umur pemakaian kayu adalah dengan pengawetan kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik kayu sengon akibat pengawetan secara rendaman dingin dengan bahan pengawet Enbor SP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Bahan dan Laboratorium Kerja Kayu Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Proses pengawetan yang digunakan adalah proses dengan metode rendaman dingin, dengan larutan bahan pengawet Enbor SP dengan konsentrasi 0 %, 3 %, 6 %, dan 9 %. Respon yang diamati adalah nilai – nilai retensi bahan pengawet dan serta sifat mekanis (kuat tekan tekan sejajar arah serat, kuat  lentur dan kekerasan permukaan) kayu. Metode pengawetan yang diterapkan adalah rendaman dingin (selama 5 hari atau 120 jam). Nilai retensi rata – rata mengalami kenaikan dari 2,57 kg/m3 (3 %), 4,89 kg/m3 (6 %), dan 6,74 kg/m3 (9 %). Nilai rata – rata kekuatan tekan sejajar arah serat kayu sengon mengalami kenaikan dari 149,39 kg/cm2 (0 %), 156,35 kg/cm2 (3 %), 187,80 kg/cm2 (6 %), dan 216,44 kg/cm2 (9 %). Nilai rata – rata kekuatan lentur kayu sengon mengalami kenaikan dari 175,36 kg/cm2 (0 %), 202,55 kg/cm2 (3 %), 272,64 kg/cm2 (6 %), dan 362,81 kg/cm2 (9%). Nilai rata – rata penembusan kayu sengon menurun dari 0,93 cm (0 %), 0,67 cm (3 %), 0,57 cm (6 %), dan 0,43 cm (9 %). Penurunan ini memperlihatkan bahwa ada peningkatan nilai kekerasan permukaan kayu sengon.
MEMILIH LOKASI UNTUK BANGUNAN PADA LERENG PERBUKITAN AMAN LONGSOR (STUDY KASUS DI SEKITAR SEMARANG) Lashari, Lashari
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 13, No 1 (2011): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v13i1.1319

Abstract

Abstract: Building is a place for people to do activities which becomes one of their needs. When desire arises to build at hills, e.g. SekaranGunungpatiSemarang topography, it will be better to be aware of landslide. It is easier if safety criteria is known at hills area. Landslide safety criteria is useful to help the authorized people or the society to choose/use a location at hills/slope with known landslide safety level.Research was done by taking a soil sample 4 m below surface at several location in Sekaran hills. Next, land slide resistance parameter is tested. To observe the structure of lower soil layer a geoelectrical examination data is used. A sliding area model is used for analysis with assumption critical area at hard  soil transition layer is around 3 m below surface.Research shows that Sekaran hills at 21o inclination angle is its critical slope  for landslide. At this angle building construction is not preferable, it will be better for solid vegetation. Safe slope angle for building is below 9o in here. Meanwhile, slope angle between 9o to 21o is still considerable for building by keeping soil water content from saturation through greens, good water channel, and some soil strengthening required.Keywords: slope, landslide, SekaranAbstrak: Bangunan adalah salah satu tempat untuk beraktifitas yang menjadi kebutuhan hidup manusia. Jika keinginan dalam mewujudkan suatu banguan tertuju pada perbukitan, seperti topografi perbukitan Sekaran Gunungpati Semarang, sebaiknya dipersiapkan kecermatan terhadap bahaya longsor. Akan lebih mudah bila di wilayah perbukitan diketahui kreteria keamanan. Kreteria  keamanan longsor dapat bermanfaat untuk membantu pihak yang berkompeten atau masyarakat dalam memilih/menggunakan lokasi perbukitan/lereng dengan diketahui tingkat keamanan longsor. Metode pelaksanaan dilakukan dengan mengambil sampel tanah sedalam 4 m di beberapa titik perbukitan Sekaran. Selanjutnya dilakukan pengujian parameter ketahanan longsor tanah.  Untuk mengetahui struktur lapisan tanah bagian bawah digunakan data penyelidikan geolistrik. Analisis digunakan model sliding area dengan anggapan daerah kritis pada lapisan perubahan tanah keras sedalam berkisar 3 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbukitan Sekaran pada kemiringan 21° adalah kemiringan lereng yang mulai tidak aman dari kelongsoran. Kemiringan sebesar ini tidak dianjurkan untuk didirikan bangunan, sebaiknya dimanfaatkan untuk hutan tanaman keras. Kemiringan lereng yang aman untuk didirikan bangunan adalah lereng dibawah kemiringan 9°. Sedangkan Kemiringan lereng dengan kisaran 9° sampai 21°, dapat didirikan bangunan dengan persyaratan mengusahakan kandungan air tanah yang tidak cepat berubah menjadi jenuh, dengan beberapa cara : mempertahankan penghijauan, kelancaran saluran lingkungan, dan beberapa perkuatan tanah yang diperlukan.Kata Kunci: lereng, longsor, Sekaran.
PENGAWETAN KAYU SENGON MELALUI RENDAMAN DINGIN MENGGUNAKAN BAHAN PENGAWET ENBOR SP DITINJAU TERHADAP SIFAT MEKANIK Pangestuti, Endah Kanti; Lashari, Lashari; Hardomo, Agus
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v18i1.6695

Abstract

The use of wood in construction world continues to increase both for the use of structural and non-structural.  Needs a very large timber impact on the availability of wood shrinks every year as a result of exploitation by large scale. One attempt to extend the service life of wood is the wood preservation. This study aims to determine mechanical properties of wood by soaking sengon due to cold preservation with preservative EnborSP. The method used is the method of experiments carried out in the Laboratory of Materials of Civil Engineering, Faculty of Engineering, State University of Semarang. The preservation process used isa process with a cold soaking method, with a preservative solution EnborSP with a concentration of 0%, 3%, 6% and 9%. The response observed was the value-the value retention of preservatives, and mechanical properties (compressive strength of parallel fiber direction, flexural strength and surface hardness) of wood. Preservation method applied is cold soaking (for 5 days or 120 hours). Average retention value-average increase of 2.57kg/m3 (3%), 4.89kg/m3 (6%), and 6.74kg/m3 (9%). Value - average compressive strength of parallel to the direction of the wood fiber sengon increase of 149.39kg/cm2 (0%), 156.35kg/cm2 (3%), 187.80kg/cm2 (6%), and 216, 44kg/cm2 (9%). Value – average flexural strength sengon increase of 175.36kg/cm2 (0%), 202.55kg/cm2 (3%), 272.64kg/cm2 (6%), and 362.81kg/cm2 (9%). Value – average penetration sengon wood decreased from 0.93cm (0%), 0.67cm (3%), 0.57cm (6%), and 0.43cm (9%). This decrease shows that there is an increase in the value of the wood sengon surface hardness. Salah satu usaha untuk memperpanjang umur pemakaian kayu adalah dengan pengawetan kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik kayu sengon akibat pengawetan secara rendaman dingin dengan bahan pengawet Enbor SP. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Bahan dan Laboratorium Kerja Kayu Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Proses pengawetan yang digunakan adalah proses dengan metode rendaman dingin, dengan larutan bahan pengawet Enbor SP dengan konsentrasi 0 %, 3 %, 6 %, dan 9 %. Respon yang diamati adalah nilai – nilai retensi bahan pengawet dan serta sifat mekanis (kuat tekan tekan sejajar arah serat, kuat  lentur dan kekerasan permukaan) kayu. Metode pengawetan yang diterapkan adalah rendaman dingin (selama 5 hari atau 120 jam). Nilai retensi rata – rata mengalami kenaikan dari 2,57 kg/m3 (3 %), 4,89 kg/m3 (6 %), dan 6,74 kg/m3 (9 %). Nilai rata – rata kekuatan tekan sejajar arah serat kayu sengon mengalami kenaikan dari 149,39 kg/cm2 (0 %), 156,35 kg/cm2 (3 %), 187,80 kg/cm2 (6 %), dan 216,44 kg/cm2 (9 %). Nilai rata – rata kekuatan lentur kayu sengon mengalami kenaikan dari 175,36 kg/cm2 (0 %), 202,55 kg/cm2 (3 %), 272,64 kg/cm2 (6 %), dan 362,81 kg/cm2 (9%). Nilai rata – rata penembusan kayu sengon menurun dari 0,93 cm (0 %), 0,67 cm (3 %), 0,57 cm (6 %), dan 0,43 cm (9 %). Penurunan ini memperlihatkan bahwa ada peningkatan nilai kekerasan permukaan kayu sengon.