Hari Hendriarto Satoto
Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ RSUP Dr. Kariadi Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Lesionektomi dengan Elektrokortikografi pada Epilepsi Refrakter: Manajemen Perioperatif Hari Hendriarto Satoto; Bondan Irtani Cahyadi
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) Vol 14, No 2 (2022): Jurnal Anestesiologi Indonesia
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jai.v0i0.48606

Abstract

Latar belakang: Epilepsi refrakter merupakan epilepsi yang tidak membaik dengan pemberian obat anti epilepsi yang adekuat. Epilepsi refrakter terjadi pada 30-40% pasien dengan epilepsi. Bedah epilepsi merupakan salah satu tatalaksana dalam epilepsi refrakter, dan penggunaan elektrokortikografi dapat membantu menentukan daerah yang dioperasi. Penggunaan obat-obatan anestesi memiliki pengaruh terhadap gelombang electrocorticography (ECoG), sehingga diperlukan pendekatan anestesi khusus. Pada laporan kasus ini akan dibahas manajemen perioperatif anestesi untuk operasi lesionektomi dengan bantuan ECoG pada pasien epilepsi refrakter.Kasus: Seorang laki-laki 24 tahun dengan epilepsi refrakter, post kraniotomi pemasangan EEG intrakranial, post kraniotomi evakuasi extra dural haemorraghe (EDH), bronchitis dalam pengobatan direncanakan untuk dilakukan tindakan lesionektomi dengan elektrokortikografi. Pasien memiliki riwayat epilepsi dengan pengobatan rutin berupa asam valproat, namun kejang masih terus terjadi. Kejang berupa kelojotan pada kedua lengan terutama sisi kiri. Kejang berdurasi 10 menit dengan frekuensi kejang 2-10 kali per hari. Sebelum kejang pasien seringkali merasakan adanya kesemutan pada kedua lengan, dan setelah kejang pasien merasa mengantuk. Durante operasi pasien diberikan dosis maintainace dari propofol dan rocuronium. Saat perekaman ECoG, infus propofol dihentikan, sementara rocuronium tetap diberikan. Setelah perekaman ECoG, dilakukan reseksi dan dosis maintainance propofol kembali diberikan sampai operasi selesai.Pembahasan: Bedah reseksi atau lesionektomi merupakan bedah pengangkatan daerah epileptogenik tanpa menyebabkan defisit neurologi permanen. Penggunaan subdural ECoG intraoperatif atau ekstraoperatif dapat membantu untuk menentukan zona epileptogenik akurat. Apabila ECoG dilakukan, anestesi umum perlu disesuaikan agar gelombang ECoG dapat dipertahankan.Kesimpulan: Agen anestesi dosis rendah seperti fentanil, alfentanil, remifentanil, sufentanil dan propofol dapat digunakan untuk operasi epilepsi tanpa mempengaruhi ECoG.