lalu muhammad alditia
Universitas Mataram

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Aplikasi Teori Belajar Konstruktivisme Untuk Menciptakan Siswa Sekolah Dasar Yang Aktif lalu muhammad alditia; Iva Nurwanti
Jurnal Educhild : Pendidikan dan Sosial Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33578/jpsbe.v12i1.7840

Abstract

The purpose of this study is to reveal how to apply and implement constructivism learning theory in the learning process in elementary schools to increase student learning activity. The researcher uses the library study method, where the data source is in the form of research results that have been published in journals, conference proceedings, relevant theories, ministerial regulations, and other relevant sources. Constructivism is a theory that focuses on learning and teaching through a process of understanding gained from experience. This theory focuses on an active learning approach rather than a passive learning approach. The goal is to help students develop concepts and build competencies through a participatory learning process. The use of this theory in learning allows teachers to be able to create a conducive learning environment for students. This can be done by giving assignments that allow students to explore on their own, discuss, and share information and ideas. Teachers must also provide guidance to students while they are learning, understand individual needs and create a pleasant atmosphere. Thus, constructivism theory can be an effective way to create active learning in elementary schools.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana pengaplikasian dan pengimplementasian teori belajar konstruktivisme dalam proses pembelajarn di sekolah dasar untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa. Peneliti menggunakan metode studi kepustakaan, dimana sumber data berupa hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal, conference prosiding, teori-teori yang relevan, peraturan kementrian, dan sumber lain yang relevan. Konstruktivisme adalah suatu teori yang berfokus pada pembelajaran dan pengajaran melalui proses pemahaman yang diperoleh dari pengalaman. Teori ini menitikberatkan pada pendekatan pembelajaran aktif daripada pendekatan pembelajaran pasif. Tujuannya adalah untuk membantu siswa mengembangkan konsep dan membangun kompetensi melalui proses pembelajaran partisipatif. Penggunaan teori ini dalam pembelajaran memungkinkan  guru untuk dapat membuat lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa”.Hali ini dapat dilakukan dengan pemberian tugas yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi sendiri, berdiskusi, dan berbagi informasi dan ide. Guru juga harus memberi bimbingan kepada siswa saat mereka sedang belajar, memahami kebutuhan individu dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Dengan demikian, teori konstruktivisme dapat menjadi cara efektif untuk menciptakan pembelajaran di sekolah dasar yang aktif.
Pengembangan Modul Etnomatematika Kearifan Lokal Suku Sasak Materi Volume Bangun Ruang Kelas V Lalu Muhammad Alditia; Hari Witono; Iva Nurmawanti
HISTOGRAM: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7, No 1 (2023): Histogram
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/histogram.v7i1.2690

Abstract

Permasalahan kesulitan belajar matematika di sekolah dasar ditimbulkan oleh minimnya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran berkualitas, serta muatan pelajaran yang kurang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk  modul etnomatematika berbasis kearifan lokal pada materi volume bangun ruang kelas 5, yang valid dan praktis sebagai produk media pembelajaran untuk memaksimalkan  proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah Research and Development (R&D) menggunakan model pengembangan ADDIE, yang meliputi 5 tahapan penelitian, yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi). Penelitian dilakukan di SDN 52 Cakranegara dengan menggunakan instrumen lembar validasi ahli dan angket respon siswa dan guru untuk mengumpulkan data penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah produk modul memenuhi standar validitas dengan persentase penilaian pada tahap validasi media 94,4 % dan tahap validasi materi 96 % sehingga masuk dalam kategori sangat valid. Pada tahap uji kepraktisan produk modul telah memenuhi kriteria kepraktisan dengan persentase penilaian uji coba kelompok kecil 94 % dan pada uji coba kelompok besar 98,2 % dari siswa dan 100% dari guru sehingga masuk dalam kategori sangat praktis. Berdasarkan keseluruhan tahapan pengembangan yang telah dilakukan maka, produk modul etnomatematika berbasis kearifan lokal suku sasak pada materi volume bangun ruang kelas 5 telah valid dan praktis.   
Etnomatematika: Eksplorasi Konsep Geometri dalam Kearifan Lokal Suku Sasak Lalu Muhammad Alditia; Iva Nurmawanti
Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika Vol. 5 No. 2 (2023): Indiktika : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/indiktika.v5i2.11740

Abstract

Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi geometri di sekolah dasar terjadi karena pembelajaran kurang relevan dengan kehidupan siswa, sehingga diperlukan pendekatan yang mampu membuat pembelajaran menjadi lebih dekat dengan siswa yani melalui pembelajaran berbasis etnomatematika. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan unsur-unsur geometri dalam kearifan lokal suku Sasak sebagai bahan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan studi literatur sebagai pendekatan penelitian untuk mengeksplorasi muatan etnomatematika berupa konsep-konsep geometri dalam kearifan lokal suku sasak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa terdapat muatan konsep geometri berupa geometri bangu datar dan geometri bangu ruang seperti konsep bangun datar lingkaran, persegi, persegi panjang dan segitiga juga muatan geomeri ruang seperti bangun ruang kubus, balok, limas segitiga, prisma segitiga, kerucut dan tabung. Muatan geometri ini ditemukan produk-produk kearifan lokal seperti kerajinan batu perkasa tradisional yakni cerken dan besek, banguna tradisional sperti masjid kuno Bayan dan rumah adat limbungan, kemudian pada kuliner tradisional yakni cerorot, iwel dan timbung juga pada kesenian tradisional yakni alat musik atau instrumen dalam kesenian gendang beleq. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi rujukan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis etnomatematika di sekolah dasar.
Ethnopedagogical Content in the Traditional Art of Sasak Ethnic Group: Gendang Beleq Lalu Muhammad Alditia; Iva Nurmawanti
Didaktika : Jurnal Kependidikan Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30863/didaktika.v17i1.4533

Abstract

The integration of culture in education, known as ethnopedagogy, enhances learning effectiveness. However, limited research exists on this topic.  Therefore, this study aims to explore ethnopedagogical content in gendang beleq art, serving as a reference for integrating culture and local wisdom in Indonesia. This research adopts a qualitative approach, utilizing a literature study method to gather information from various relevant sources like articles, proceedings, and books. The data was analyzed using a qualitative content analysis approach with thematic analysis. Findings reveal that gendang beleq art contains various ethnopedagogical contents. These include ethnomathematics concepts like geometric shapes (such as half a needle, beam, and tube) and flat shapes (triangles, pentagons, and circles). Additionally, the art form incorporates ethnoscience concepts related to sound, as well as concepts of motion, locomotors in floor formations or patterns, and dance during drum beleq performances. Lastly, it encompasses the content of the Pancasila concept, emphasizing integration, unity, justice, and equality. These findings highlight gendang beleq art as a valuable reference for cultural products and local wisdom, with the potential to enhance ethnopedagogical-based learning implementation.Keywords: Ethnopedagogy, Gendang beleq, Sasak ethnic, Traditional art