Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengelolaan Limbah Makanan (Food Waste) Berwawasan Lingkungan Environmentally Friendly Food Waste Management Bambang Hermanu
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 1 (2022): Juni: Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.816 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i1.52

Abstract

Fenomena food waste di Indonesia mencapai 300 kg sampah makanan per orang setiap tahun, sehingga menempatkan Indonesia pada posisi peringkat kedua di dunia dalam jumlah food waste kategori besar. Keadaan tersebut menjadi sangat memprihatinkan, karena akan memicu kontra produktif dimana satu sisi terjadi ketersediaan makanan yang berlebih, sementara di sisi lain masih didapatkan kondisi sebagian masyarakat yang masih kekurangan makanan, sehingga terkesan ada indikasi perilaku yang menyia-nyiakan makanan. Oleh karena itu melalui penelitian ini berdasarkan pendekatan kebijakan yang ada, bagaimana membangun pengelolaan sampah yang baik dan efektif, khususnya sampah makanan dengan cara melakukan perubahan gaya hidup (life style) terhadap makanan yang dikonsumsi secara bijak yang ramah lingkungan namun tidak membebani dengan sampah makanan (food waste) yang berlebihan sebagai dampak dari perilaku hidup konsumtif masyarakat dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memberikan daya dukung terhadap penguatan ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal research), serta dengan mengkaitkan sikap dan perilaku masyarakat terhadap kebiasaan-kebiasaan dalam keseharian. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan inefisiensi pada pola konsumsi dan produksi bahan makanan telah melahirkan timbunan sampah makanan yang mengakibatkan pemborosan sumberdaya dan pencemaran lingkungan.
Implementasi Perlindungan Konsumen Terhadap Peredaran Produk Pangan Yang Melebihi Batas Waktu Layak Edar (Daluwarsa) Bambang Hermanu
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.63 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.302

Abstract

Fenomena yang sering dilihat dan didengar, tidak sedikit kasus yang terjadi terkait dengan pencantuman tanggal daluwarsa pada produk makanan. Masih banyak ditemukannya produk-produk kemasan yang tidak mencantumkan label tanggal kadaluarsa terutama produk industri rumah tangga, yang tentunya akan sangat merugikan bahkan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan konsumen. Perlindungan konsumen harus mendapatkan perhatian yang lebih, tidak saja terhadap barang-barang berkualitas rendah, akan tetapi juga terhadap barang-barang yang membahayakan kehidupan masyarakat. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan  merupakan landasan hukum bagi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran  dan atau perdagangan pangan. Peraturan yang mengatur tentang  produk pangan sampai saat ini sebenarnya sudah dirasakan cukup memadai, namun permasalahannya adalah sampai seberapa jauh para produsen pangan mampu menerapkan atau menindaklanjuti setiap ketentuan dimaksud. Perlindungan terhadap konsumen dipandang dari aspek materiil maupun formal makin terasa sangat penting dan sangat dibutuhkan, mengingat produk pangan yang beredar luas di masyarakat ada indikasi tidak memenuhi standar sebagai produk yang tidak layak.  Dalam rangka mengejar dan mencapai kedua hal tersebut akhirnya baik langsung maupun tidak langsung perlu adanya upaya-upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen. Peran  BPOM  terhadap  konsumen  dan pembinaan  kepada  pelaku  usaha  merupakan  bentuk  perlindungan  hukum  kepada  masyarakat  melalui  proses  sosialisasi,  pembinaan,  pemeriksaan,  dan  pengawasan  terhadap peredaran produk pangan yang beredar di pusat atau sarana pembelanjaan konsumen. Tujuan dari review ini adalah untuk mengetahui penerapan undang-undang perlindungan konsumen  terhadap  produk  pangan  daluwarsa  dan  bagaimana  upaya pengawasan dan pencegahan  produk pangan / makanan  dan  minuman daluwarsa  yang  beredar  di  masyarakat. 
Pengaruh Lama Fermentasi dan Penambahan Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L) pada Sifat Fisik “Black Soyghurt” Milu Afrida; Enny Purwati Nurlaili; Bambang Hermanu
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.167 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.435

Abstract

Soyghurt adalah minuman probiotik yang terbuat dari sari kedelai dengan penambahan bakteri asam laktat. Pembuatan Black Soyghurt yang berbasis sari kedelai hitam dengan penambahan ekstrak bunga telang dan starter yoghurt. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh lama fermentasi dan penambahan ekstrak bunga telang terhadap sifat fisik black soyghurt. Metode penelitian menggunakan faktorial (2x2) dua faktor dengan dasar RAL (Rancangan Acak Lengkap) dan dibandingkan dengan produk komersial sebanyak 3 kali ulangan, sehingga didapatkan 15 unit percobaan. Faktor pertama lama fermentasi 10 jam dan 15 jam. Faktor kedua penambahan ekstrak bunga telang 8% dan 13%. Hasil analisis statistik apabila menunjukkan berbeda nyata maka akan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian pada sifat fisik black soyghurt nilai viskositas 75,00-475,00 mPas, pada uji warna L* 50,81-53,19, a* 10,87-16,06, b* (-1,60)-3,39. Simpulan penelitian ini adalah pengaruh lama fermentasi dan penambahan ekstrak bunga telang tidak berpengaruh terhadap sifat fisik. warna L * kecerahan (putih-hitam) dan warna b* (biru-kuning), tetapi berpengaruh terhadap viskositas warna a* (hijau-kemerahan).
Penyuluhan Legalitas Produk Pirt dan Keamanan Pangan bagi Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang: Counseling on The Legality of Pirt Products and Food Safety For Farmer Women's Group in Tengaran Semarang District Bambang Hermanu; Enny Purwati Nurlaili; Jonathan; Melanita Kristiani; Miranti Mandasari
Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2023): Maret : Perigel: Jurnal Penyuluhan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/perigel.v2i1.456

Abstract

In general, the development of the Integrated Security System (SKPT) in its implementation still experiences synergistic weaknesses between the networks formed, and actually tends to affect the level of effectiveness. This has resulted in many processed food products, especially PIRT that do not have distribution permits, due to various factors and constraints that occur in the field, in addition to law enforcement that is still not optimal, especially those related to the implementation of distribution permit provisions that have not been able to reach all producer communities. PIRT. With the socialization of the PIRT distribution permit, it is hoped that it can further increase the effectiveness of the implementation of the food safety system, which at the same time seeks efforts to improve the SKPT as an ideal and effective policy format, and qualitatively can also further enhance efforts to protect food consumers.
Implementasi Ijin Edar Produk Pirt Melalui Model Pengembangan Sistem Keamanan Pangan Terpadu Bambang Hermanu; Saryana Saryana
Bangun Rekaprima Vol 2, No 2 (2016): Oktober 2016
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.738 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v2i2.452

Abstract

This study examines the problems of effective implementation of the distribution permits of products PIRT as the embodiment of the system of integrated food safety still need to be developed in the form of models, in order to further refine the policy towards the level of optimization and effectiveness is expected, among other things reflected in the indicators of the realization of improved standards of food safety according to Law No. 18 Year 2012 on Food. Based on the results of previous studies have shown, that in general SKPT experienced weakness in its implementation synergy between networks are formed, and significantly tend to influence the level of effectiveness. The research method used is the juridical sociological research, in order to see the empirical facts that occurred in the community by making observations in the form of in-depth interactive communication with the relevant stakeholders as well as the producers and consumers PIRT, through the adoption of the draft approach SKPT development model has been formulated. From the results of this further research, at least can be provided alternative solutions in order to build an integrated synergy to enhance the effectiveness and optimization of the implementation of the provisions of the marketing authorization of food products of domestic industry (PIRT). Thus, on the whole range of research activities, is expected to raise the level of mutual awareness of the importance of food safety, in order to further improve the quality of consumer protection circulation of food from many food products industry household unauthorized distribution.Keywords : Distribution Permits, PIRT, SKPT, Stakeholder.