p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Agrifoodtech
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Lingkungan Zero Waste Melalui Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Menjadi Briket Ayu Ni Komang Ayu Artiningsih
Jurnal Agrifoodtech Vol. 1 No. 2 (2022): Desember : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.443 KB) | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v1i2.199

Abstract

Lingkungan zero waste adalah lingkungan yang bebas dengan limbah disekitarnya, manakala kita membicarakan lingkungan nyaman, terbersit di benak kita adalah keadaan yang bersih tanpa banyak kotoran yang ada disekitarnya. Lingkungan saat ini banyak sekali kendala yang dihadapi, salah satunya adalah sampah yang menumpuk dan menjadi masalah berkepanjangan. Untuk menjadi lingkungan yang bersih maka kita harus ada keperdulian kita, salah satu cara dengan mengolah limbah menjadi bermanfaat. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan janjang kosong dijadikan briket, sehingga lingkungan menjadi zero waste, mengetahui kualitas briket yang dibuat dari limbah janjang kosong.Metode eksperimental, yang dipakai dalam pembuatan briket adalah dengan cara penepungan kemudian mencampur dengan lem dan dilakukan pengovenan, selanjutnya untuk mengetahui kualitas briket yang dibuat dari limbah janjang kosong denagn cara uji analisis briket yang meliputi kadar air, kadar abu, lama nyala dan kekuatn tekan. Berdasarkan dari modifikasi metode penambahan janjang kosong yang berbeda beda. Proses awal sampel pertama dari pembuatan briket adalah melakukan penimbangan bahan baku yaitu janjang kosong, dengan diameter prallon 2 inchi, dibutuhkan janjang kosong sebanyak 30, 40, 50, 60, 70 gr dan lem sebanyak 15 gr, dalam pencampurannya tidak menggunakan air. Setelah semua bahan sudah siap, kemudian dilakukan pengadukan secara rata, dan pengovenan pada suhu 60˚C, selama 6 Jam. Test uji yang dilaksanakan adalah kuat tekan 3.035 cm, lama nyala 2.8 menit, kadar air rata-rata 8.43 %, kadar abu rata-rata 24.2 %. Kesimpulan pada penelitian ini adalah test uji pada kadar abu terlalu tinggi sehingga perlu inovasi dalam pengeringan bahan baku.
Pengelolaan Lingkungan dan Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Naga Menjadi Pewarna Alami Makanan Ayu Ni Komang Ayu Artiningsih
Jurnal Agrifoodtech Vol. 2 No. 1 (2023): Juni : Jurnal Agrifoodtech
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/agrifoodtech.v2i1.1043

Abstract

Makanan yang banyak kita jumpai dipasaran tradisional maupun pasar modern dalam proses pembuatan membutuhkan zat pewarna, tanpa pewarna maka segala jenis makanan maupun minuman tidak akan punya daya tarik bagi konsumen, karena dengan pewarna maka produk mempunyai tekstur dan bisa menaikkan harga jual, disamping eksotik makanan yang menarik, untuk memberi daya tarik warna makanan. Namun demikian masih banyak makanan yang menggunakan bahwa pewarna sintetik yang kadang berbahaya bagi kesehatan manusia. Buah naga merupakan salah satu buah eksotik yang banyak dikonsumsi masyarakat, umumnya yang dikonsumsi adalah daging buahnya, sedangkan kulit buahnya dibuang sebagai sampah atau limbah yang pada suatu saat akan membebani lingkungan hidup. Sejauh ini kulit buah dari buah naga belum dimanfaatkan secara optimal, meskipun sebenarnya memiliki potensi untuk dimanfaatkan menjadi bahan-bahan yang bermanfaat. Salah satu potensinya adalah di manfaatkan menjadi zat pewarna alami pada makanan. Bermacam-macam bahan pewarna saat ini banyak digunakan pada produk makanan, pewarna alami adalah pewarna yang aman untuk kesehatan, dibandingkan pewarna sintetik. Pewarna alami telah banyak diaplikasikan pada pangan, salah satunya yang diangkat penelitian adalah memanfaatkan limbah kulit buah naga sebagai pewarna alami, sehingga diharapkan dengan dimanfaatkannya limbah pertanian yang memiliki potensi sebagai bahan pewarna makanan dapat memberikan jaminan keamanan bagi konsumen juga mengurangi limbah yang akan mencemari lingkungan.