p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Sriwijaya Bioscientia
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Toksisitas insektisida organofosfat terhadap mortalitas Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Nesa Seftiani; Agus Purwoko; Endri Junaidi; Arwinsyah Arwinsyah; Zazili Hanfiah; Syafrina Lamin
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.1.2022.364

Abstract

Organofosfat merupakan zat kimia sintetis yang terkandung dalam pestisida untuk membasmi hama. Organofosfat terdiri dari ester asam fosfat atau tiofosfat yang toksik secara akut terhadap hewan bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak, dan mamalia. Salah satu contoh insektisida organofosfat dengan merek dagang yaitu Dursban 200EC dengan bahan aktif berupa klorpirifos. Ikan mas (Cyprino carpio L.) merupakan salah satu jenis organisme yang hidup di air tawar. Ikan mas memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi dan rentan terhadap perubahan lingkungan, sehingga adanya pencemaran dari limbah insektisida berpotensi membunuh ikan mas tersebut. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan januari 2021 sampai dengan februari 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode eksperimental menggunakan rancangan acak kelompok dan diberi perlakuan menggunakan uji statik (non renewal). Kelompok eksperimen diberi beberapa perlakuan dalam jangka waktu tertentu, setelah itu dilakukan pengamatan dan analisis variabel terikat terhadap variabel bebas dan kontrol. Penelitian menggunakan insektisida organofosfat dengan masing-masing konsentrasi 0 ml/L (kontrol) ; 0,25 ml/L ; 0,75 ml/L ; 1,25 ml/L dan 1,75 ml/L dan diamati setiap 24 jam, 48 jam, 72 jam, dan 96 jam. Analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis varian dan uji lanjut Post Hoc Test (LSD).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada waktu paparan 24 jam didapatkan nilai LC50 sebesar 0944 ml/L, nilai LC50 48 jam sebesar 0,681 ml/L, nilai LC50 72 jam  sebesar 0,095 ml/L,  dan  LC50 96 jam sebesar 1,529 ml/L. Nilai TUa yang didapat dari  pemaparan selama 24, 48, 72 dan 96 jam berturut-turut yaitu sebesar 1,059 ; 1,468 ; 10,52 ; 0,654. Hasil analisis statistik dengan ANOVA diketahui bahwa konsentrasi 0,25 ml/L, 0,75 ml/L, 1,25 ml/L, 1,75 ml/L menyebabkan kematian ikan mas secara signifikan. Kesimpulan penelitian adalah ikan mengalami stres dan kehilangan keseimbangan, gerakan melemah, sisik berlendir, operculum terbuka, insang menjadi pucat sehingga ikan kekurangan oksigen, hingga mengalami kematian. Lethal Consentration (LC50) dari insektisida organofosfat selama 24 jam  sebesar   0,944 ml/L, 48 jam sebesar 0,681 ml/L, 72 jam sebesar 0,095 ml/L, dan 96 jam sebesar 1,529 ml/L. Konsentrasi pertama yang memiliki dampak nyata terhadap ikan mas (Cyprinus carpio L.) yaitu 0,25 ml/L. Konsentrasi yang mulai berpengaruh terhadap mortalitas ikan mas (Cyprinus carpio L.) yaitu 0, 25 ml/L, Semakin tinggi konsentrasi yang   diberikan maka semakin tinggi mortalitas ikan mas. Artinya penggunaan insektisida organofosfat dengan konsentrasi 2 ml/L bersifat sangat toksik terhadap hewan non target.
Inventarisasi awal jamur makroskopis di Kawasan Sumur Tinggi Suaka Margasatwa Isau-Isau Sumatera Selatan Doni Setiawan; Rininta Mutiara Dela; Matrialis Puspito Khirty Maharsi; Wahid Nurrudin; Agus Purwoko; Dwi Puspa Indriani; Enggar Patriono
Sriwijaya Bioscientia Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24233/sribios.3.2.2022.367

Abstract

Kawasan Sumur Tinggi merupakan kawasan hutan Suaka Margasatwa (SM) Isau-isau yang berdekatan dengan lokasi  Desa Lawang Agung dan Desa Pagar Agung yang sudah mulai dipengaruhi adanya berbagai kegiatan aktivitas masyarakat sekitar khususnya perladangan kopi. Mengingat luasnya Kawasan SM Isau-isau dan tingginya aktivitas masyarakat berladang di sekitar pinggir kawasan serta belum pernah dilakukan kajian penelitian  tentang jamur makroskopis maka perlu dilakukan survei inventarisasi awal untuk mengetahui apa saja jenis jamur makroskopis di Kawasan Sumur Tinggi SM Isau-isau. Survei inventarisasi awal ini telah dilakukan  pada bulan  September 2021 dan bulan Juni 2022 di sekitar Kawasan Sumur Tinggi Hutan SM Isau-isau. Pengambilan sampel dilakukan survei langsung dilapangan  dengan metode  jelajah.  Setiap jamur makroskopis yang  didapat di lapangan baik yang terdapat pada substrat kayu, tanah dan serasah diambil kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label untuk diidentifikasi. Dari hasil penelitian inventarisasi awal didapatkan hasil bahwa Jamur makroskopis yang ditemukan dari Filum Ascomycota yang terdiri dari 1 kelas, 1 ordo, 1 famili, 1 genus, dan 1 spesies dan Filum Basidiomycota terdiri dari 1 kelas, 5 ordo 14 famili, dan 29 spesies. Data yang didapatkan menunjukkan bahwa famili jamur Polyporaceae mendominasi di Hutan SM-Isau-Isau sekitar Kawsan Sumur Tinggi yang ditemukan sebanyak 9 jenis. Jamur dari Famili Polyporaceae merupakan jamur dekomposer yang banyak tumbuh pada pohon yang telah mati dan memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan hingga dapat mengembangkan diri secara cepat pada habitatnya yang mempunyai tingkat kelembaban yang tinggi. Dari hasil survei awal ini menunjukan tingginya keberagaman jenis jamur yang berada didalam hutan SM Isau-isau sekitar Kawasan Sumur Tinggi sehingga mempunyai potensi untuk dieksplorasi lebih lanjut.