Pendahuluan: Kualitas kinerja yang kurang baik dalam pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat membuat pasien kurang memahami keadaan penyakitnya serta menambah angka rawatan ulang karena akan berdampak pada ketidaksiapan pasien dalam menghadapi pemulangan dari rumah sakit. Sebenarnya discharge planning dimulai saat pasien masuk ruang rawat inap hingga pasien pulang, sehingga dapat mengurangi LOS (lenght of stay) dan biaya pengobatan, hal tersebut merupakan salah satu indikator kualitas perawatan kesehatan. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan supervisi keperawatan dengan kualitas kinerja perawat dalam pelaksanaan discharge planning diruang rawat inap RSU Haji Surabaya. Metode: Desain penelitian menggunakan analitik corelation, dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil sebanyak 40 responden dari 40 populasi dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen pada penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesoiner dan observasi. Hasil analisa menunjukkan supervisi keperawatan kurang 2,5%, supervisi cukup 77,5% dan supervisi baik 22,0%. Kualitas kinerja perawat dalam pelaksanaan discharge planning baik 27,5%, cukup 72,5%.  Dari hasil uji statistik Correlations Spearman’s Rho tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan <0,05 yaitu sebesar 0,001 dengan Correlation Coefficcent cukup tinggi = 0,525 yang berarti variabel independent dan dependent mempunyai nilai signifikan, sehingga H1 diterima atau ada Hubungan Antara Supervisi Keperawatan Dengan Kualitas Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge Planning. Kesimpulan: Perlu adanya peningkatan supervisi keperawatan oleh kepala ruangan kepada perawat sehingga para perawat akan lebih memahami dan mampu menjaga kualitas pelaksanaan dari setiap proses keperawatan termasuk pelaksanaan discharge planning. Kata kunci : Supervisi keperawatan, Discharge planning, Kualitas kinerja