Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN MELALUI KEPEMIMPINAN MUTU KEPALA RUANGAN (Implementation of Quality Management System of Nursing Care Through Quality Leadership of Head Nurse) hidayat, aziz alimul; Pratiwi, Ana; Agustin, Ratna
Jurnal NERS Vol 11, No 1 (2016): Jurnal Ners
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.85 KB) | DOI: 10.20473/%oj.Ners111%y1-6

Abstract

Introduction: The quality management system is an order that ensures the achievement of goals and quality objectives which are planned in nursing care. One of the factors that may affect the implementation of quality management systems in the inpatient units is the quality leadership of head nurse. This study aims to determine the effect of the quality leadership of the head nurse to the implementation of quality management systems of nursing cares in hospital. Methods: The research method uses analytical research with cross-sectional approach. The sample of this study consists of eight wards; They are Multazam pavillion, Arofah, Sakinah, Shofa Marwah, Annisa, Mina, Ismail, and ICU which meet with the inclusion and exclusion criteria. The data was taken by using simple random sampling. The data collection by using questionnaires, interviews and observation. Data analysis used a simple statistical linear regression tests with a significance the value of α ≤ 0.05. Results: The results showed that the quality of leadership of the head of wards is mostly good (50%) and the implementation of quality management system of nursing care is mostly good (62.5%). Results of analysis of the simple linear regression test on the influence of leadership quality of the head nurse through the implementation of the quality management system of inpatient units (ρ = 0.024). Conclusion: The results of this study expect the nurses to increase the commitment and responsibility in implementing the quality management system of nursing cares in the inpatient units so as to achieve the excellent quality of nursing cares and can boost confidence, satisfaction of patients, families, and communities on nursing care. Keywords: Quality Leadership, Quality Management System Implementation
Optimalisasi Pelaksanaan Discharge Planning Melalui Pengembangan Model Discharge Planning Terintegrasi Pelayanan Keperawatan Agustin, Ratna
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 2, No 1 (2017): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.674 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v2i1.921

Abstract

AbstrakDischarge planning merupakan suatu bentuk perilaku perawat dalam pelayanan keperawatan. Sering dijumpai pelaksanaan discharge planning hanya diberikan pada saat pasien akan pulang dari rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model discharge planning terintegrasi. Penelitian dilakukan melalui 2 tahapan, tahap pertama adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan survei yang bertujuan untuk tersusunnya pengembangan model discharge planning terintegrasi melalui berfikir deduktif induktif, yaitu dengan kajian literature terkait, kajian Standar Operasional Prosedur, dan survei pelaksanaan discharge planning. Penelitian tahap kedua, mengujicobakan pengembangan model discharge planning terintegrasi. Pengambilan sampel pada penelitian tahap pertama menggunakan proporsional random sampling sedangkan pada penelitian tahap kedua menggunakan simple random sampling. Data pada penelitian tahap pertama dianalisis secara deskriptif. Data pada penelitian tahap kedua dianalisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Hasil penelitian pada tahap pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan discharge planning dilaksanakan pada tahapan yang penting saja. Hasil penelitian tahap kedua dengan uji statistik Wilcoon Signed Rank Test membuktikan bahwa model discharge planning terintegrasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan perawat dalam pelaksanaan discharge planning (p=0,004; α ≤ 0,05). Adanya pengembangan model discharge planning terintegrasi menyebabkan penerapan discharge planning dapat terlaksananya sebagaimana mestinya terutama pada tahapan yang sering diabaikan oleh perawat. Pengembangan model discharge planning dapat dilakukan penelitian lanjutan tentang discharge planning berkelanjutan pada rujukan pelayanan kesehatan yang lain maupun home care. Kata Kunci: discharge planning, pengembangan model, terintegrasi
Analisis Segmentasi Pasar Dalam Penggunaan Produk Viefresh Di Wilayah Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya Marta Kusuma Putri; Judith Syifa Fauziah Maria Rahman; Fatma Aulia Nursyifa; Salman Alfarisi; Tri Guntoro Sukarno Putro; Ratna Agustin
BALANCE: Economic, Business, Management and Accounting Journal Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : UMSurabaya Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/blc.v16i2.3133

Abstract

ABSTRACT  Market segmentation is an important strategy in developing marketing programs in this case the marketing of viefresh refrigerator freshener products because it can help marketers to define consumers' needs and desires appropriately. The purpose of this study was to find out how market segmentation in the area around the Muhammadiyah university campus in Surabaya in the use of viefresh products. The research design used was descriptive. The total population is 40 consumers who came to the viefresh product lauching program with a sample of 30 consumers taken by purposive sampling technique. The instrument used is a questionnaire sheet to users of viefresh products including name, age, gender, education, expenses and employment. Data analysis uses descriptive analysis with descriptive statistical tables. The results showed that the demographic segmentation of viefresh product users was mostly 18-22 years old as many as 11 people (36.67%) while based on the majority of female gender as many as 23 people (76.67%) then based on education, the majority of respondents had 12 undergraduate education people (40%) and based on monthly expenditures most of the expenditure ranges from Rp. 2,000,000 to Rp. 2,499,999.00 as many as 12 people (40%) while from the total work the respondents work as entrepreneurs 30 people (100%).Keywords                   : demographic segmentation, innovation products, viefresh productsCorrespondence to       : khadijahfalisha@gmail.com ABSTRAK  Segmentasi pasar merupakan strategi yang penting dalam mengembangkan program pemasaran dalam hal ini pemasaran produk pengharum kulkas viefresh karena dapat membantu pemasar untuk mendefinisikan kebutuhan dan keinginan konsumen secara tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana segmentasi pasar di wilayah sekitar kampus universitas muhammadiyah surabaya dalam penggunan produk viefresh. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jumlah populasi adalah 40 konsumen yang datang dalam acara lauching produk viefresh dengan jumlah sampel 30 konsumen yang diambil dengan teknik sampling purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner kepada pengguna produk viefresh meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengeluaran dan pekerjaan. Analisa data menggunakan analisis dekriptif dengan tabel deskriptif statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmentasi demografi pengguna produk viefresh sebagian besar berusia 18-22 tahun  sebanyak 11 orang (36,67%) sedangkan berdasarkan jenis kelamin mayoritas perempuan sebanyak 23 orang (76,67%) kemudian berdasarkan pendidikan, mayoritas responden berpendidikan sarjana sebanyak 12 orang (40%) dan berdasarkan pengeluaran perbulan sebagian besar pengeluaran berkisar Rp 2.000.000,00-Rp 2.499.999,00 sebanyak 12 orang (40%) sedangkan dari pekerjaan seluruhnya responden bekerja sebagai wiraswasta 30 orang (100%).Kata kunci                  : segmentasi demografi, produk inovasi, produk viefresh,Korespondensi             : khadijahfalisha@gmail.com 
Implementasi Sistem Manajemen Mutu Pelayanan Keperawatan Melalui Kepemimpinan Mutu Kepala Ruangan Aziz Alimul Hidayat; Ana Pratiwi; Ratna Agustin
Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 (2016): April 2016
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.68 KB) | DOI: 10.20473/jn.v11i1.1450

Abstract

Introduction: The quality management system is an order that ensures the achievement of goals and quality objectives which are planned in nursing care. One of the factors that may affect the implementation of quality management systems in the inpatient units is the quality leadership of head nurse. This study aims to determine the effect of the quality leadership of the head nurse to the implementation of quality management systems of nursing cares in hospital.Methods: The research method uses analytical research with cross-sectional approach. The sample of this study consists of eight wards; They are Multazam pavillion, Arofah, Sakinah, Shofa Marwah, Annisa, Mina, Ismail, and ICU which meet with the inclusion and exclusion criteria. The data was taken by using simple random sampling. The data collection by using questionnaires, interviews and observation. Data analysis used a simple statistical linear regression tests with a significance the value of α ≤ 0.05.Results: The results showed that the quality of leadership of the head of wards is mostly good (50%) and the implementation of quality management system of nursing care is mostly good (62.5%). Results of analysis of the simple linear regression test on the influence of leadership quality of the head nurse through the implementation of the quality management system of inpatient units (ρ = 0.024).Conclusion: The results of this study expect the nurses to increase the commitment and responsibility in implementing the quality management system of nursing cares in the inpatient units so as to achieve the excellent quality of nursing cares and can boost confidence, satisfaction of patients, families, and communities on nursing care.
Upaya Pencegahan Kekambuhan Melalui Discharge Planning Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Ratna Agustin
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 2, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.382 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v2i2.922

Abstract

AbstrakPengetahuan dan sikap pasien penyakit jantung koroner (PJK) tentang pencegahan kekambuhan masih kurang karena informasi pencegahan kekambuhan hanya diberikan kepada pasien yang akan pulang. Discharge planning bisa menjadi salah satu alternatif untuk mempersiapkan pasien dapat memahami masalah dan pencegahan perawatan yang harus dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Discharge planning terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy Experiment. Sampel total adalah 12 pasien penyakit jantung koroner yang termasuk dalam kriteria inklusi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah discharge planning dan variabel terikatnya adalah pengetahuan dan perilaku pencegahan kambuh pada pasien penyakit jantung koroner. Data dianalisis dengan Wilcoxon Signed Rank Test dan Mann Whitney dengan tingkat signifikansi ≤ 0,05.Hasil uji statistik dengan Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa pengetahuan kelompok perlakuan memiliki tingkat signifikansi p = 0,024 dan kelompok kontrol adalah p = 0,018. Sikap kelompok perlakuan menunjukkan p = 0,027 dan kelompok kontrol p = 0,414. Uji Mann Whitney menunjukkan bahwa p = 0,002 untuk pengetahuan dan p = 0,002 untuk sikap.Dapat disimpulkan bahwa discharge planning berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan kekambuhan pada pasien penyakit jantung koroner. Studi lebih lanjut harus mengukur pengaruh discharge planning terhadap kepatuhan rehabilitasi jantung pada pasien penyakit jantung koroner. Kata kunci: discharge planning, pengetahuan, penyakit jantung koroner, sikap
HUBUNGAN SUPERVISI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS KINERJA PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING DI RUANG RAWAT INAP RSU HAJI SURABAYA Ratna Agustin; Retno Sumara; Aries Chandra Ananditha; Deny Aufi Putri
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6 No 2 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v6i2.17592

Abstract

Pendahuluan: Kualitas kinerja yang kurang baik dalam pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat membuat pasien kurang memahami keadaan penyakitnya serta menambah angka rawatan ulang karena akan berdampak pada ketidaksiapan pasien dalam menghadapi pemulangan dari rumah sakit. Sebenarnya discharge planning dimulai saat pasien masuk ruang rawat inap hingga pasien pulang, sehingga dapat mengurangi LOS (lenght of stay) dan biaya pengobatan, hal tersebut merupakan salah satu indikator kualitas perawatan kesehatan. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan supervisi keperawatan dengan kualitas kinerja perawat dalam pelaksanaan discharge planning diruang rawat inap RSU Haji Surabaya. Metode: Desain penelitian menggunakan analitik corelation, dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil sebanyak 40 responden dari 40 populasi dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Instrumen pada penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesoiner dan observasi. Hasil analisa menunjukkan supervisi keperawatan kurang 2,5%, supervisi cukup 77,5% dan supervisi baik 22,0%. Kualitas kinerja perawat dalam pelaksanaan discharge planning baik 27,5%, cukup 72,5%.  Dari hasil uji statistik Correlations Spearman’s Rho tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan <0,05 yaitu sebesar 0,001 dengan Correlation Coefficcent cukup tinggi = 0,525 yang berarti variabel independent dan dependent mempunyai nilai signifikan, sehingga H1 diterima atau ada Hubungan Antara Supervisi Keperawatan Dengan Kualitas Kinerja Perawat Dalam Pelaksanaan Discharge Planning. Kesimpulan: Perlu adanya peningkatan supervisi keperawatan oleh kepala ruangan kepada perawat sehingga para perawat akan lebih memahami dan mampu menjaga kualitas pelaksanaan dari setiap proses keperawatan termasuk pelaksanaan discharge planning. Kata kunci : Supervisi keperawatan, Discharge planning, Kualitas kinerja
FAKTOR RESILIENSI PADA PASIEN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE: LITERATURE REVIEW Ratna Agustin; Nugroho Ari Wibowo; Alvian Cholifatul Nubli
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 5 No 1 (2020): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v5i1.17589

Abstract

Penderita TB harus mengkonsumsi obat setiap harinya. Jika tidak maka individu tersebut akan jatuh pada keadaan resistensi obat, hal ini biasanya di sebut TB-MDR. Ketika individu jatuh dalam keadaan resistensi obat ia harus kembali pada pengobatan yang sudah seharusnya dilakukan agar bisa kembali seperti keadaan sedia kala. Perlu adanya keinginan dari dalam diri individu itu sendiri untuk mau melanjutkan kembali pengobatannya. Maka dari itu penderita Tuberkulosis harus memiliki kemampuan relisiansi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian sebelumnya resiliensi pada pasien tuberkulosis dalam melanjutkan hidupnya dengan kondisi yang telah di diagnosa tuberkulosis dangan cara melakukan Literature Review.Sebuah tinjauan sistematis melalui review jurnal mengenani resiliensi pada pasien TB-MDR. Pecarian artikel diakses dari internet database yaitu proquest. Dari review resiliensi pada pasien TB-MDR, ditemukan 10 jurnal. Sistematik review dimuali dari tahun 2016-2020 dengan kesuluruhan jurnal berbahasa inggris, subjek yang diteliti pasien, Ketersediaan teks yaitu Full Text, dan membahas tentang resliensi pada pasien TB-MDR.Ditarik kesimpulan bahwa pada pasien TB-MDR ada beberapa faktor penentu yang dapat mempengaruhi resiliensi pada pasien TB-MDR untuk melanjutkan kembali pengobatannya yang belum terselesaikan. Faktor tersebut adalah dukungan sosial, emosi positif, self-esteem, dan faktor risiko.  Keyword: Resiliensi, Tuberkulosis MDR, dukungan sosial, emosi positif, self-esteem, dan faktor risiko.
The Relationship between Perceived Workload and Organizational Justice Toward Nurses’ Intention to Leave their Profession Ratna Agustin; Aries Candra Ananditha; Yohanes Andy Rias; Jutharat Thongsalab
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol 17 No 3 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.088 KB) | DOI: 10.20884/1.jks.2022.17.3.6570

Abstract

Perceived workload and organizational justice are significantly correlated with nurses’ intention to leave. However, limited studies have used a large sample to investigate this association. Therefore, this study aims to identify the association between perceived workload and organizational justice on nurses’ intention to leave. A cross-sectional online survey was conducted among 278 nurses by the simplified snowball sampling technique method from five hospitals in Surabaya, East Java Province, Indonesia. Adjusted odds ratios (AORs) and multiple linear regression were employed for data analysis. Perceived workload had increased intention to leave by 0.251-fold (95% CI = 0.20 to 0.31; p = <0.001). In addition, individuals with a high score of organizational justice are negatively associated with intention to leave -0.144 (95% CI = -0.19 to -0.10; p = <0.001) after the covariate variable has been adjusted. This study found a significant independent correlation between perceived workload and organizational justice toward nurses’ intention to leave. This suggests that nurses are more likely to consider leaving their jobs when they perceive a more significant workload and receive less organizational justice through policies and practices that intend to replenish resources.
Gender Differences and White Blood Cells on Anxiety Symptoms in Type 2 Diabetes Mellitus: A Community-Based Study Heriningsih, Wiwin Priyantari; Agustin, Ratna; Badriyah, Fatin Lailatul; Priyono, Djoko; Desriva, Nia; Rosyad, Yafi Sabila; Rias, Yohanes Andy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1394.848 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i2.478

Abstract

Gender differences and type 2 diabetes mellitus (T2DM)-associated inflammatory biomarkers are correlated with high levels of anxiety. However, no study has investigated gender differences and high level of white blood cells (WBC) on anxiety among participants with T2DM in Indonesia. We examined the roles of gender and WBCs on anxiety symptoms in T2DM. A cross-sectional study was performed on 294 patients with T2DM recruited from five community clinics with multistage cluster sampling. Depression, anxiety and Stress-21 (DASS-21) a standardized questionnaire was used to measure anxiety and WBCs was determined using an XP-100 automated haematology analyzer. The adjusted coefficients beta (coefficient Beta) and 95% confidence interval (CI) were performed using a multiple linear regression model. Statistical analyses were calculated using SPSS version 25.0, with a p-value of less than 0.05 set as statistically significant. Females exhibited significantly higher levels of anxiety (Beta=0.26, 95% CI=0.07–0.94) than male respondents. Notably, respondents with WBCs of ³7.576 had significantly higher anxiety (Beta=2.04, 95% CI=1.12–3.71) than patients with WBCs of less than7.576. There was high prevalence of axienty symptoms in this Indonesian sample of respondents. Female and high level of WBCs exist on increasing susceptibility to anxiety symptoms among individuals with T2DM.Abstrak: Perbedaan jenis kelamin dan biomarker inflamasi terkait diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) berkorelasi dengan tingkat kecemasan yang tinggi. Namun, belum ada penelitian yang menyelidiki perbedaan jenis kelamin dan sel darah putih (WBC) pada kecemasan di antara penyandang T2DM di Indonesia. Kami memeriksa peran jenis kelamin dan WBCs pada gejala kecemasan untuk penyandang T2DM. Studi cross-sectional dilakukan pada 294 penyandang T2DM yang diperoleh dari lima klinik komunitas dengan multistage cluster sampling. Depresion, Anxiety and Stress-21 (DASS-21) merupakan kusioner standar yang digunakan untuk mengukur kecemasan dan WBCs ditentukan dengan menggunakan penganalisis hematologi otomatis XP-100. Koefisien yang disesuaikan beta (koefisien ?) dan interval kepercayaan 95% (CI) dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda. Analisis statistik dihitung menggunakan SPSS versi 25.0, dengan nilai p kurang dari 0.05 ditetapkan sebagai signifikan secara statistik. Wanita menunjukkan tingkat kecemasan yang jauh lebih tinggi (? = 0,26, 95% CI = 0,07-0,94) dibandingkan responden laki-laki. Khususnya, responden dengan nilai WBCs ³7.576 memiliki kecemasan yang lebih tinggi secara signifikan (? = 2.04, CI 95% = 1.12–3.71) dibandingkan responden dengan nilai WBCs kurang dari 7.576. Terdapat prevalensi gejala axienty yang tinggi pada sample dari responden sampel di Indonesia dalam penelitian ini. Wanita dan nilai WBCs yang lebih tinngi memiliki peningkatan kerentanan terhadap gejala kecemasan di antara individu dengan T2DM.