Hestin Dwi Rahayu
Universitas Ngudi Waluyo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin dengan Sectio Cesarea di RSUD Sungai Lilin Kabupaten Musi Banyuasin: Description of the Characteristics of Maternity with Sectio Cesarea at Sungai Lilin Hospital, Musi Banyuasin Regency Hestin Dwi Rahayu; ariA Widyaningsih
Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS) Vol. 4 No. 2 (2022): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v4i2.202

Abstract

According to WHO (World Health Organization) the average standard of sectio cesarean (SC) operation is around 5 - 15%. Data from the WHO Global Survey on Maternal and Perinatal Health showed that 46.1% of all births were by cesarean delivery. The number of maternal deaths in South Sumatra Province in 2018 was 120 people, an increase from 2017. Even at Sungai Lilin Hospital there were the most cases that were a threat, namely in Sectio Cesarean (SC) deliveries, namely in 2018 as many as 83 (18.9%) people. , in 2019 as many as 93 (21.2%) people, in 2020 as many as 97 (22.1%) people and in 2021 (January-November) as many as 166 (37.8%) people, which has increased from 2018-2021 . To describe the characteristics of mothers giving birth with cesarean section at Sungai Lilin Hospital, Musi Banyuasin Regency in 2021. This study used a descriptive analytic survey method with a cross sectional approach. The population of this study were all mothers who gave birth at Sungai Lilin Hospital in 2021 (January-November) with a total sample of 166 respondents. Shows that there are 103 respondents (62.0%) who perform cesarean section in low education, compared to 63 respondents (38.0%) with higher education. At the age of the mother, it is more common at the age of the mother who is not at risk (>20-< 35 years) as many as 124 respondents (74.7%) of the mothers with risk age (<20->35 years) as many as 42 respondents (25.3%) and in parity mothers who gave birth a lot by cesarean section, parity multiparous mothers were 101 respondents (60.8 %), the parity of primiparous mothers was 51 respondents (30.7%) and the parity of grandemultiparous mothers was 14 respondents (8.4%). The conclusion of the research shows that the incidence of cesarean section based on education is more in low education as many as 103 respondents (62.0%), at age it is more common at the age of mothers who are not at risk (>20-<35 years) as many as 124 respondents (74.7%) and on parity multiparous mothers as many as 101 respondents (60.8%). It is hoped that it can be input and strive for the patient's mindset about not distinguishing between education and medical indications. ABSTRAK Menurut WHO (World Health Organization ) standar rata-rata operasi sectio cesarea (SC) sekitar 5 - 15%. Data WHO Global Survey on Maternal and Perinatal Health menunjukkan 46,1% dari seluruh kelahiran melalui persalinan SC. Jumlah kematian ibu maternal di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2018 sebanyak 120 orang meningkat dari tahun 2017. Bahkan di RSUD Sungai Lilin terdapat kasus terbanyak yang menjadi ancaman yaitu pada persalinan sectio Cesarea (SC) yaitu pada tahun 2018 sebanyak 83 (18,9%) orang, tahun 2019 sebanyak 93 (21,2%) orang ,tahun 2020. Sebanyak 97 (22,1%) orang dan tahun 2021 (Januari-November) sebanyak 166 (37,8%) orang, yang mengalami peningkatan dari tahun 2018-2021. Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu bersalin dengan sectio cesarea di RSUD Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2021. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Sungai Lilin tahun 2021 (Januari-November) dengan sampel yang diambil secara total sampling berjumlah sebanyak 166 responden. Distribusi frekuensi pada pendidikan rendah sebanyak (62.0%) dari pada ibu yang pendidikan tinggi sebanyak (38.0%) , pada umur ibu lebih banyak terjadi pada usia ibu tidak beresiko (>20-<35 tahun) sebanyak (74.7%) dari pada ibu dengan usia berisiko (<20->35 tahun) sebanyak (25.3%) dan pada paritas ibu yang banyak melahirkan dengan sectio cesarea paritas ibu multipara sebanyak (60.8%), paritas ibu primipara sebanyak (30.7%) dan paritas ibu grandemultipara sebanyak (8.4%). kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian tindakan sectio cesarea berdasarkan pendidikan lebih banyak pada pendidikan rendah sebanyak (62.0%), pada umur lebih banyak terjadi pada usia ibu tidak beresiko (>20-<35 tahun) sebanyak (74.7%) dan pada paritas ibu multipara sebanyak (60.8%). Diharapkan agar dapat bisa menjadi masukan dan mengupayakan terhadap pola pikir pasien tentang tidak membedakan antara pendidikan dengan indikasi medis.
Implementasi Asuhan Kebidanan Komunitas Kelas Ibu Hamil, Pijat Oksitosi, Yoga Maternitas, Pengukuran Gizi Balita, dan Perencanaan Kehamilan Sehat di Desa Gogodalem Kecamatan Bringin Baptisa Marcelina Bulu; Ari Andayani; Dita Murtika Sari; Hestin Dwi Rahayu; Nabila Zulfika Sari; Restu Almunawaroh; Ria Angela
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community is a group of people in large numbers and forms social groups that work together to achieve common interests or goals, occupying a certain area for a long time and therefore producing a culture (customs, norms and values) that is made into a common basis, thus forming a social system that can fulfill its own needs, both the need for self-regulation, self-reproduction and self-creation. Community is a collection of people who have at least one common characteristic such as geography, work, ethnicity, interests and others by Riyadi, (2014). In this case, the role of health workers, especially midwives, is required to be able to provide good services from before marriage to the postpartum period and women's health throughout the life cycle both in hospitals and villages that are curative or clinical in nature as well as in efforts to provide services before marriage to postpartum which are promotive, preventive and able to mobilize community participation in maternal and child health efforts, in accordance with the principles of Primary Health Care (PHC). Depkes RI (2016). The activity begins with an assessment conducted by direct interview, observation and door to door secondary data collection in Gogodalem village, Problems in pregnant women who don’t understand the danger signs of pregnancy are 57%, in postpartum mothers the milk is still not smooth as much as 12.5%, also the toddlers there are still underweight toddlers as much as 0. 92%, there are still prospective bride who still lack knowledge about pregnancy planning and stunting for about 100%, from the results of this activity in pregnant women carried out to find out whether pregnant women already know yoga to reduce back pain after being given IEC and Demonstration of pregnant women's knowledge have a good result in reducing back pain and maternal knowledge about pregnancy danger signs has increased after being given counseling, after being given education and demonstration, the breast milk production experienced a good increase and good result, after measuring height and weight, most of the toddlers have good nutrition, and in the prospective bride's knowledge of pregnancy planning after being given education, the knowledge of the prospective bride is good, pregnant women can handle back pain and understand the danger signs of pregnancy, postpartum women have been able to smooth their breast milk, early detection in toddlers is quite good, and in prospective brides already understand in pregnancy planning. Abstrak Komunitas adalah suatu kumpulan orang-orang dalam jumlah yang banyak dan membentuk kelompok-kelompok sosial yang bekerja sama untuk mencapai kepentingan atau tujuan bersama, menempati suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama dan karenanya menghasilkan suatu kebudayaan  (adat istiadat, norma dan nilai) yang di jadikan dasar bersama, sehingga membentuk suatu system sisoal yang dapat memenuhui kebutuhannya sendiri, baik kebutuhan untuk mengatur diri sendiri, reproduksi sendiri maupun penciptaan sendiri. Komunitas adalah kumpulan orang yang memiliki minimal satu karakteristik yang sama seperti geografi, pekrjaan, etnik, minat dan lain- lain Riyadi, (2014). Dalam hal ini peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk dapat memberi pelayanan baik dari sebelum menikah sampai dengan masa nifas dan kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya baik diinstitusi rumah sakit maupun desa yang bersifat kuratif atau klinis maupun juga dalam upaya-upaya pelayanan sebelum menikah sampai nifas yang bersifat promotif, Preventif dan mampu menggerakan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan ibu dan anak, sesuai dengan prinsip Primary Health Care (PHC). Depkes RI (2016). Kegiatan diawali dengan   pengkajian yang dilakukan dengan cara wawancara langsung, observasi dan pengambilan data sekunder secara door to door  di desa Gogodalem, Masalah pada ibu hamil yang tidak memahami tanda bahaya kehamilan sebanyak 57%, pada ibu nifas ASI-nya masih tidak lancar sebanyak 12,5%, kemudian pada balita masih terdapat balita gizi kurang sebanyak 0.92% kemudian pada catin masih terdapat 100% catin yang masih kurang pengetahuan tentang perencanaan kehamilan dan stunting, dari hasil kegiatan ini pada ibu hamil dilakukan untuk mengetahui apakah ibu hamil sudah megetahui yoga terhadap penurunan nyeri punggang setelah di berikan KIE dan Demonstrasi pengetahunan ibu hamil cukup baik dalam mengurangi nyeri pinggang dan punggung serta pengetahuan ibu mengenai tanda bahaya kehamilan sudah mengalami peningkatan setelah diberikan penyuluhan, setelah diberikan edukasi dan demonstrasi pengeluaran ASI ibu Sudah cukup baik, setelah dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan diadapatkan sebagian besar balita memiliki gizi yang baik, dan pada calon pengantin pengetahuan perencanaan kehamilan setelah diberikan edukasi pengetahuan calon pengantin sudah baik, pada ibu hamil sudah dapat menangani nyeri pinggang serta punggung dan juga memahami tanda bahaya kehamilan, serta ibu nifas  dapat memperlancar produksi ASI-nya, deteksi dini pada balita didaptakan cukup baik, dan pada calon pengantin sudah mengerti dalam perencanaan kehamilan.