Firdaus El Afghani
Institut Teknologi Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KESTABILAN TEROWONGAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI MASSA BATUAN SISTEM-Q DAN METODE ELEMEN HINGGA PADA BUKAAN TEROWONGAN TAMBANG KUBANG CICAU 536 MILIK PT ANTAM UBPE PONGKOR, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Tedy Cahya Nusantara; Imam Achmad Sadisun; Firdaus El Afghani
JURNAL TEKNIK GEOLOGI : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Teknik Geologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Publisher : Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jtgeo.v4i2.5464

Abstract

Produksi utama emas dan perak PT Antam berasal dari area tambang emas Pongkor, Jawa Barat. Metode penambangan yang digunakan oleh PT Antam Pongkor merupakan metode penambangan bawah tanah (cut and fill). Penelitian dilakukan pada area tambang Kubang Cicau tepatnya pada bukaan terowongan Kubang Cicau 536. Penelitian dilakukan bertujuan untuk menentukan nilai klasifikasi Sistem-Q. Nilai Sistem-Q digunakan untuk penentuan saran perkuatan pada terowongan. Evaluasi kestabilan terowongan dan analisis numerik dilakukan berdasarkan jenis potensi runtuhan. Analisis numerik dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga terhadap parameter faktor keamanan. Pada pengamatan lapangan, didapatkan litologi penyusun Kubang Cicau 536 terdiri dari tuf lapili. Klasifikasi massa batuan Sistem-Q menunjukkan kategori massa batuan buruk. Parameter-parameter massa batuannya menunjukan bahwa runtuhan yang berpotensi terjadi adalah runtuhan bertipe baji. Berdasarkan kelas massa batuan pada klasifikasi Sistem-Q dihasilkan saran perkuatan berupa baut batuan dengan jarak 1,3 – 1,6 m yang dipasang secara sistematik. Hasil analisis numerik dan evaluasi penerapan perkuatan berdasarkan nilai Sistem-Q, menunjukkan bahwa nilai faktor kemanan memiliki rentang antara 1,686 – 6,137. Nilai faktor keamanan tersebut melebihi standar minimum nilai faktor keamanan yang telah ditetapkan oleh PT Antam Pongkor. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, disimpulkan bahwa saran perkuatan berdasarkan klasifikasi massa batuan Sistem-Q dapat diterapkan pada bukaan terowongan Kubang Cicau 536.
POTENSI PENGAYAAN TIMAH DAN UNSUR TANAH JARANG PADA ENDAPAN PLASER DI DAERAH AIR BELO, KABUPATEN BANGKA BARAT Firdaus El Afghani
Bulletin of Geology Vol 6 No 1 (2022): Bulletin of Geology
Publisher : Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB), Institut Teknologi Bandung (ITB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah penelitian terletak di Air Belo, Kabupaten Bangka Barat. Penelitian bertujuan untuk menentukan daerah potensi timah dan unsur tanah jarang serta menentukan arah eksplorasi lanjut di daerah penelitian. Studi ini berfokus pada endapan aluvial yang tergolong sebagai endapan plaser. Endapan plaser di daerah penelitian terdiri atas dua jenis yaitu endapan aluvial purba dan endapan sungai aktif. Metode penelitian yang dilakukan antara lain pemetaan geologi, analisis geokimia, dan Grain Counting Analysis (GCA). Analisis geokimia dengan metode X-ray Fluorescence (XRF) Portable dilakukan terhadap sampel endapan aluvial dan granit untuk mengetahui kandungan timah dan unsur tanah jarang. Mineral berat yang terkandung dalam endapan aluvial diidentifikasi menggunakan GCA. Berdasarkan analisis geokimia, daerah pengayaan timah terletak di area tenggara daerah penelitian sedangkan daerah pengayaan unsur tanah jarang terbagi menjadi tiga area yaitu area baratlaut, baratdaya, dan utara daerah penelitian. Oleh karena itu, arah eksplorasi lanjut untuk timah yaitu pada arah tenggara daerah penelitian sedangkan arah eksplorasi lanjut untuk unsur tanah jarang yaitu arah baratlaut, baratdaya, dan utara daerah penelitian. Disisi lain, GCA menunjukkan bahwa mineral berat yang diduga membawa timah dan unsur tanah jarang adalah kasiterit, zirkon, dan turmalin. Densitas mineral menjadi faktor pengontrol penyebaran timah dan unsur tanah jarang di daerah penelitian. Sebagai contoh, unsur tanah jarang lebih tersebar dibandingkan timah dikarenakan mineral pembawa unsur tanah jarang seperti turmalin (ρ=2,9-3,1 g/cm3) dan zirkon (ρ=4,6-5,8 g/cm3) memiliki densitas yang lebih rendah sehingga lebih mudah tertransport dibandingkan kasiterit (ρ=6,98-7,01 g/cm3).