Farida Iriani
Fakultas Pertanian, Universitas Insan Cendekia Mandiri

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Fitokimia Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Produk Olahan Minuman Penyegar Farida Iriani
Composite: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5 No 1 (2023): Februari
Publisher : University of Insan Cendekia Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37577/composite.v5i1.509

Abstract

Daun kelor merupakan salah satu sumber pangan bergizi tinggi, dan sudah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat di daerah tropis umumnya, terutama India, Afrika, negara bagian Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Khasiat lain daun kelor telah direkomendasikan sebagai suplemen penambah daya tahan tubuh yang dapat menunjang kebugaran fisik agar terhindar dari bahaya covid-19. Daun kelor segar yang berasal dari pohon kelor sehat, telah diteliti jenis fitokimia yang terkandung didalamnya setelah menjadi simplisia menggunakan pelarut metanol 80% dan metode gas kromatografi dengan alat GCMS tipe QP-2010. Sampel daun kelor lainnya telah diolah menjadi serbuk kering untuk dibuat dalam kemasan menjadi teh herbal, kemudian diukur kadar air atas perbedaan temperatur oven pengering. Diperoleh 17 jenis fitokimia daun kelor yang teridentifikasi melalui alat GCMS antara lain adalah senyawa karbinol, n-heksana, siklopentana, dan golongan etanol beserta derivat-derivatnya. Keempat jenis senyawa dominan tersebut, merupakan senyawa hasil metabolit sekunder yang berpotensi sebagai senyawa antioksidan, antiinflamasi, antibiotik atas infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur, sebagai pelarut untuk terjadinya reaksi-reaksi kimia menghasilkan beragam senyawa derivat lain yang bermanfaat bagi industri pangan, dan kesehatan kulit. Teh herbal daun kelor yang dikeringkan melalui oven pengering pada temperatur 50oC dan 60oC memiliki kadar air lebih tinggi daripada 70oC yaitu, 12,70%, 12,84% dan 10,06%. Ketiga nilai kadar air yang diperoleh memenuhi standar pembuatan teh herbal, namun masing-masing perlakuan belum diuji terhadap organoleptik (aroma dan rasa) serta daya simpan.