This Author published in this journals
All Journal Pharmasipha
Nungki Ervia Agustina Jayadi
Program Studi Farmasi, STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Pharmasipha

Aktivitas antibakteri fraksinasi daun sirih merah (Pipper crocatum) terhadap bakteri Staphylococus aureus secara in-vitro Nungki Ervia Agustina Jayadi; Choirul Huda; Fatimah Fatimah
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 7, No 1 (2023): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v7i1.8960

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pengobatan untuk penyakit infeksi secara efektif dapat menggunakan     antibiotic namun sekitar 40%-60% antibiotik digunakan secara tidak tepat. Pemakaian antibiotik tidak rasional menyebabkan resistensi antibiotik. Atas dasar hal tersebut, maka perlu dikembangkan penggunaan bahan-bahan alam sebagai alternatif dalam mengobati penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui apakah fraksi eter daun sirih merah memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan konsentrasi fraksi yang optimum dalam hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daun Sirih Merah diekstraksi dengan metode maserasi memakai etanol 70% berikutnya fraksinasi memakai pelarut aquadest, diklorometana, dan n-Heksana. Skrining fitokimia ekstrak daun Sirih Merah terhadap kandungan flavonoid, alkaloid, dan saponin. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi paper disc dengan kontrol positif kloramfenikol serta dengan kontrol negatif DMSO 10%. Hasil skrinning fitokimia ekstrak positif ada senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Fraksi aquadestilata, n-heksana, dan diklorometana daun sirih merah mempunyai aktivitas sebagai antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus secara in vitro. jika dilihat dari zona hambat yang terbentuk, konsentrasi optimum yaitu pada fraksi n-heksan konsentrasi 45% dilihat dari hasil uji post-hoc aktivitas antibakteri n-heksan 45% adalah yang paling mendekati kontrol positif.