Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI ANTIBAKTERI TANAMAN PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP BAKTERI PATOGEN PENYEBAB DIARE Ni Made Wagi Ambakesari; Ni Luh Putu Wina Ewiantini; Ni Kadek Wini Ewintiani; Garry Ganvis Jonteo Hani; Afta Daniel Zato Waruwu; Ni Kadek Yunita Sari
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol 5 (2022): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.194 KB)

Abstract

ABSTRAKEscherichiacoli,Shigelladysenteriae,Staphylococcusaureus,danSalmonellathypimerupakan bakteri penyebab diare. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatanuntuk diare adalah tanaman pepaya. Tanaman pepaya(Carica papayaL.) merupakan salah satutanamanherbayangmemilikibanyakmanfaatbagikesehatansalahsatumanfaatnyaadalahkemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri(antibacterial)karena tanaman pepaya(CaricapapayaL.)mengandungberbagaimacamsenyawaantaralainenzimpapain,saponin,flavonoid, serta tanin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antibakteri ekstrak etanoldaun, biji, kulit buah pepaya(Carica papayaL.) dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhanbakteri patogen penyebab diare yaituEscherichia coli, Shigella dysenteriae,Staphylococcus aureus,danSalmonella thypi. Metode yang digunakan adalahsystematic literature reviewdengan carameninjau jurnal-jurnal ilmiah yang berasal dari Google Scholar, dan PubMed yang diterbitkan dalamkurun waktu 10 tahun terakhir. Hasil studi literatur ini menunjukkan bahwa bagian daun, dagingbuah, biji buah, dan kulit batang pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli,Shigella dysenteriae,Staphylococcus aureus,danSalmonella thypisecara in-vitro namun ekstraketanoldaunpepayamemilikidayahambatpalingtinggidibandingkandenganbagianlaindaritanaman pepaya.Kata Kunci :Bakteri penyebab diare, Tanaman Pepaya, Antibakterial
DETEKSI VIRUS AFRICAN SWINE FEVER (ASF) PADA SAMPEL ORGAN BABI MENGGUNAKAN RT-PCR: ARTIKEL REVIEW Afta Daniel Zato Waruwu; Garry Ganvis Jonteo Hani; I Gede Widhiantara
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas metode Real-time PolymeraseChain Reaction (RT-PCR) dalam mendeteksi virus African Swine Fever (ASF) pada sampelorgan babi. Metode RT-PCR digunakan untuk deteksi cepat dan akurat, memungkinkanpengambilan tindakan pencegahan yang efektif terhadap penyebaran virus ASF. Penelitian inimenjelaskan prosedur pengujian RT-PCR, termasuk preparasi sampel, ekstraksi RNA,pembuatan master mix, penambahan template, dan amplifikasi. Hasil interpretasi RT-PCRdidasarkan pada nilai Cycle threshold (Ct) yang mengindikasikan jumlah target virus dalamsampel. Kurva amplifikasi juga digunakan untuk menentukan keberhasilan amplifikasi dalamthermal cycler. Diharapkan metode RT-PCR dapat membantu dalam pencegahan penyebaranvirus ASF
Tinjauan Perbandingan Evektifitas Pemeriksaan Histopatologi Dan FAT (Fluorescent Antibody Test) Pada Virus Rabies: Artikel Review Garry Ganvis Jonteo Hani; Afta Daniel Zato Waruwu; Putu Angga Wiradana; I Gede Widhiantara
Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA) Vol. 6 (2023): PROSIDING SINTESA
Publisher : LPPM Universitas Dhyana Pura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Virus rabies merupakan patogen zoonotik yang menyebabkan penyakit serius padamamalia, termasuk manusia. Identifikasi cepat dan akurat dari virus ini penting untukmanajemen kasus dan pencegahan penularan. Tinjauan ini mengevaluasi efektivitas duametode diagnostik utama, yaitu pemeriksaan histopatologi dan Fluorescent Antibody Test(FAT), dalam mendeteksi virus rabies. Pemeriksaan histopatologi, yang melibatkan analisisstruktur sel dan jaringan secara mikroskopis, telah lama menjadi standar dalam diagnosisvirus rabies Namun, kelebihan waktu yang diperlukan untuk memproses sampel dankompleksitas prosedurnya dapat menjadi kendala. FAT menggunakan antibodi fluoresen untukmendeteksi antigen virus rabies secara langsung dalam jaringan yang terinfeksi. Metode inidikenal karena kecepatan hasilnya, tetapi kemungkinan adanya hasil palsu positif dan negatifmemerlukan peninjauan kritis. Peninjauan ini memberikan wawasan mendalam tentangperkembangan terkini dalam diagnosis virus rabies dan memberikan dasar untuk pemilihanmetode diagnostik yang paling efektif dalam konteks penelitian dan pengelolaan penyakit ini.Hasil menunjukan bahwa pemeriksaan FAT lebih efektif karena Metode ini dapat memberikanhasil dalam waktu yang relatif singkat dan Proses FAT lebih sederhana serta peralatan yanglebih mudah diakses dibandingkan Histopatologi.