This Author published in this journals
All Journal Telematika MKOM
Anas Andriana Yusup
Magister Ilmu Komputer Program pascasarjana Universitas Budi Luhur

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SENTRALISASI DATABASE DAFTAR HITAM: STUDI KASUS INTERNATIONAL REMITTANCE BANK Moedjiono Moedjiono; Anas Andriana Yusup; Hendro Purwoko
Telematika MKOM Vol 6, No 1 (2014): Jurnal Telematika MKOM Vol. 6 No. 1 Maret 2014
Publisher : Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9241.934 KB)

Abstract

PT. International Remittance Bank  memiliki database-database untuk menyimpan semua daftar hitam baik nasional maupun internasional, permasalahannya adalah saat ini disimpan pada database-database yang terpisah yang menyebabkan pembuatan laporan semua daftar hitam menjadi lama, karena tidak adanya format data yang standar, koneksi  database yang berbeda-beda, biaya investasi dan pemeliharaan yang tinggi untuk infrastruktur, network maupun sekuriti, sulit untuk melakukan monitoring, serta dilihat dari sisi arsitektur dan desain aplikasi dan database menjadi tidak efektif. Pada penelitian ini Penulis merancang database daftar hitam secara sentralisasi dengan menggunakan metode prototipe dimana database daftar hitam sentral akan menjadi pusat penyimpanan dari database-database daftar hitam yang ada pada PT. International Remittance Bank, hal ini sudah dilakukan pengujian menggunakan ISO 9126 dengan hasil prosentase 91,37% sangat baik untuk diimplemetasikan. Perancangan database daftar hitam ini akan diimplementasikan pada tanggal 27 Maret 2014. Database daftar hitam sentralisasi  akan memberikan manfaat diantaranya; menurunkan biaya investasi infrastruktur, jaringan maupun sekuriti; memudahkan dalam mengelola dan mengawasi database daftar hitam; arsitektur dan desain menjadi efektif; mudah dalam pengembangan aplikasi karena sudah ada standar format baik untuk pembuatan laporan maupun aplikasi pencegahan dini atau validasi yang terintegrasi terhadap transaksi yang mencurigakan (watch list filtering) dari semua daftar hitam yang ada; mengurangi resiko operasional, kredit  dan resiko reputasi; untuk meningkatkan kepuasan kepada nasabah; serta mendukung pemerintah nasional maupun internasional dalam memberantas adanya transaksi yang mencurigakan baik Anti Money Laundering (AML), pendanaan teroris maupun kejahatan kriminal lainnya.