p-Index From 2019 - 2024
0.961
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL TEKNIK MESIN
Agus Suprihanto
Department of Mechanical Engineering, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISA PENGARUH TEKANAN DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN HASIL PEMBUATAN INSOL SEPATU DARI MATERIAL KOMPOSIT SILICONE RUBBER DAN TALC MENGGUNAKAN CETAKAN ALUMINIUM DENGAN PROSES INJECTION MOLDING Gilbert Fedrick Purba; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 1 (2023): VOLUME 11, NOMOR 1, JANUARI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan insol sepatu pada penelitian ini menggunakan proses injection molding. Insol sepatu dibuat dengan menggunakan material silicone rubber. Alasan digunakannya material silicone rubber atau karet silikon adalah bahannya yang elastis, tingkat kekerasan yang rendah, tahan air, dan tahan lama terhadap aus ketika penggunaan yang sangat lama. Proses injeksi molding adalah metode pembentukan material termoplastik dengan cara penginjeksian material yang meleleh karena pemanasan oleh heater ke dalam bentuk cetakan yang sudah dirancang. Jenis cetakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aluminium. Dilihat dari proses yang dilakukan, hasil dari pembuatan insol sepatu dipengaruhi oleh suhu dan tekanan yang diberikan. Suhu yang terlalu panas mengakibatkan adanya porositas sehingga suhu paling optimal untuk pembuatan insol sepatu dengan metode injection molding adalah adalah 75⁰C. Adapun tekanan yang terlalu kecil dapat membuat material tidak mengeras secara merata disebabkan oleh lamanya material silicone rubber menyebar ke permukaan secara menyeluruh. Oleh sebab itu, tekanan yang optimal atau dianjurkan dalam pembuatan insol sepatu berbahan dasar silicone rubber RTV 497 adalah 150 bar. Pada penelitian ini sudah dilakukan beberapa pengujian dan dapat diketahui bahwa rata-rata kekerasan insol sepatu setelah melakukan 36 kali pengujian adalah 14.9. Dari pengujian ini dapat dilihat bahwa semakin besar tekanan dan suhu yang diberikan, maka semakin  besar juga nilai kekerasan yang didapat. Densitas rata-rata insol sepatu dari 4 kali pengujian yang sudah dilakukan adalah 1,25 gram/Tear strength rata-rata insol sepatu adalah 0,575 N/mm dan regangan rata-rata dari insol sepatu tersebut adalah 1,43. Dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai regangan suatu material, maka semakin tinggi juga nilai tear strength dari material tersebut. Selain itu, semakin besar gaya yang diputuhkan untuk membuat material putus, maka semakin besar juga nilai regangan yang didapat. Secara menyeluruh, waktu yang digunakan untuk membuat insol sepatu berbahan dasar silicone rubber dengan metode injection molding adalah 50 menit.
PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP PENGELASAN SMAW PADA MATERIAL AISI 1045 TERHADAP LAJU KOROSI DI AIR LAUT Nurul Widiyanto; Agus Suprihanto; Gunawan Dwi Haryadi
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 3 (2023): VOLUME 11, NOMOR 3, JULI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia dengan luas wilayah yang didominasi oleh lautan, tentu diperlukannya sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang aktivitas masyarakat. Salah satu material yang banyak digunakan untuk konstruksi tersebut adalah baja AISI 1045. Luasnya penggunaan pengelasan karena biayanya lebih terjangkau dan pelaksanaannya yang relatif lebih cepat. Namun dalam proses pengelasan, bagian yang dilas menerima siklus pemanasan setempat dan selama proses berjalan, suhunya berubah, sehingga distribusi suhu tidak merata. Tegangan sisa akibat pengelasan akan mengurangi umur pakai material karena akan memicu atau mempercepat timbulnya korosi. Tujuan penelitian ini dilakukan, untuk mengetahui laju korosi dan nilai kekerasan pada material uji tanpa post weld heat treatment dengan spesimen uji lainnya yang diberikan variasi suhu post weld heat treatment 400°, 500°, 600° dengan holding time masing-masing 1, 2, dan 4 jam. Metode yang digunakan dalam pengujian laju korosi adalah elektrokimia, sesuai standar ASTM G102-89, 2015 dan metode kekerasan vickers sesuai standar ASTM E92. Dari hasil penelitian spesimen uji non post weld heat treatment memiliki nilai laju korosi yang paling tinggi yaitu 0,3040 mmpy; 0,3098 mmpy; dan 0,3066 mmpy. Sedangkan spesimen uji dengan post weld heat treatment variasi suhu 600° dan holding time 4 jam memiliki nilai laju korosi paling rendah yaitu adalah 0,1292 mmpy; 0,1256 mmpy; dan 0,1278 mmpy. Nilai rata-rata kekerasan pada daerah weld metal, HAZ, dan base metal yang paling tinggi yaitu pada variasi non post weld heat treatment dengan nilai kekerasan berurutan sebesar 228 HV, 391 HV, dan 333 HV. Sedangkan nilai kekerasan terendah yaitu pada variasi post weld heat treatment 600° dan holding time 4 jam, dengan nilai rata-rata kekerasan berurutan pada daerah weld metal, HAZ, dan base metal yaitu 155 HV, 239 HV, dan 217 HV.
PENGARUH VARIASI WAKTU PENCELUPAN HOT DIP GALVANIZING TERHADAP KETEBALAN DAN KEKERASAN LAPISAN DENGAN MENGGUNAKAN BAJA ST 60 Amadeus Bagas Maruli Jarwanto; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 3 (2023): VOLUME 11, NOMOR 3, JULI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baja digunakan secara luas dalam berbagai industri dan aplikasi sehari-hari, seperti konstruksi, permesinan, dan kerajinan. Namun, penggunaan baja secara langsung tanpa mengalami treatment dalam mesin dan struktur terhambat oleh korosi, yang mengakibatkan degradasi prematur. Hal ini menyebabkan perubahan fisik dan mekanis pada logam, mendorong perlunya tindakan pengendalian korosi untuk memperpanjang umur pakainya. Penelitian ini berfokus pada salah satu teknik pengendalian korosi, yaitu hot dip galvanizing, yang melibatkan pelapisan baja dengan logam anoda pengorbanan, seng (Zn). Proses ini mengandalkan konsep anoda pengorbanan untuk melindungi baja dari korosi. Potensial elektroda seng yang lebih rendah dibandingkan dengan baja membuatnya menjadi anoda pengorbanan yang ideal. Proses galvanizing melibatkan perendaman baja ke dalam seng cair pada suhu sekitar 450ºC, Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu pencelupan terhadap ketebalan lapisan coating dan kekerasan nya. Dari hasi pengujian didapatkan nilai ketebalan maksimum adalah 0,4677 mm. Nilai kekerasan permukaan yang paling tinggi didapatkan sebesar 84,1111 Hv. Nilai kekerasan lapisan yang paling tinggi didapatkan sebesar 340,3334 Hv. Terdapat lapisan yang membentuk ikatan metalurgi antara seng cair dan permukaan baja, menghasilkan lapisan intermetalik Fe-Zn.
PEMBUATAN CETAKAN INJECTION MOLDING UNTUK MEMBUAT BANTALAN KETIAK TONGKAT KRUK DARI MATERIAL POLYPROPYLENE Ian Aditama Putra; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 3 (2023): VOLUME 11, NOMOR 3, JULI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tongkat kruk adalah salah satu perangkat medis yang penting dalam membantu mobilitas individu yang mengalami cedera, cacat fisik, atau kondisi medis tertentu. Bantalan ketiak pada tongkat kruk memainkan peran penting dalam menopang beban tubuh dan mengurangi tekanan pada ketiak. Pada penelitian kali ini dilakukan pembuatan cetakan injection molding untuk pembuatan bantalan ketiak tongkat kruk yang berbahan polypropylene. Untuk mendapatkan hasil produk yang terbaik dilakukan perancangan, pembuatan, dan percobaan cetakan dengan variasi parameter yaitu tekanan injeksi sebesar 100, dan 150 bar. Kemudian dilakukan variasi temperatur leleh sebesar 160°C, 180°C, dan 200°C. Pada penelitian ini juga dilakukan pengujian kekerasan dan pengujian densitas pada material hasil cetakan. Simulasi statik dilakukan menggunakan Solidworks 2018 untuk mengetahui kelayakan dari desain produk yang dibuat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa parameter pencetakan yang paling sesuai adalah tekanan injeksi 150 bar dan temperatur leleh 200°C, kemudian pengujian material dan simulasi statik menunjukkan bahwa produk bantalan ketiak tongkat kruk sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh ISO 1134:2007.
PEMBUATAN INJECTION UNIT MESIN INJECTION MOLDING UNTUK MEMBUAT BANTALAN KETIAK TONGKAT KRUK DARI MATERIAL POLYPROPYLENE Febri Firmansyah; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 3 (2023): VOLUME 11, NOMOR 3, JULI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Injection molding adalah salah satu teknik manufaktur yang paling umum digunakan dalam produksi massal produk plastik. Proses ini melibatkan melelehkan bahan baku plastik, seperti Polypropylene (PP), menjadi bentuk cair dan menginjeksikannya ke dalam cetakan dengan tekanan tinggi. Setelah bahan plastik mengisi seluruh rongga cetakan, ia akan didinginkan dan mengeras untuk membentuk produk akhir. Mesin injection molding memiliki tiga komponen dasar. Unit injeksi, cetakan dan sistem penjepit. Unit injeksi juga disebut plasticator, menyiapkan lelehan plastik yang tepat dan melalui unit injeksi mentransfer lelehan ke komponen berikutnya yaitu cetakan. Dalam pembuatan injection unit ini didapat kapasitas barel sebesar 137,444????????3. Parameter yang perlu diperhatikan adalah dimensi dari setiap bagian alat, suhu, tekanan, dan waktu. Pada penelitian ini didapatkan juga parameter pencetakan yang paling sesuai yaitu tekanan injeksi 150 bar dan temperatur leleh 200°C, kemudian dilakukan pengujian material yaitu pengujian densitas didapat hasil 0.89 gr/cm3 dan pengujian kekerasan sebesar 75.6 shore D.
PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN BAJA ST60 TERHADAP SIFAT MEKANIK HASIL PELAPISAN HOT DIP GALVANIZING Malik Sanjaya; Yusuf Umardani; Agus Suprihanto
JURNAL TEKNIK MESIN Vol 11, No 3 (2023): VOLUME 11, NOMOR 3, JULI 2023
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekasaran permukaan baja ST60 terhadap ketebalan lapisan, struktur mikro, dan sifat mekanik hasil pelapisan hot dip galvanizing. Tahapan awal penelitian yang dilakukan antara lain pembuatan desain dan perancangan tungku hot dip galvanizing, pembuatan spesimen, dan pengujian kekasaran permukaan. Selanjutnya proses galvanizing dimulai dari tahap pre-treatment yang terdiri dari degreasing, washing, pickling,  fluxing dan diakhiri dengan proses hot dip galvanizing dengan variasi kekasaran permukaan spesimen berdasarkan grid amplas 100, 400, 800, dan 2000. Lama pencelupan dibuat serupa 3 menit dan suhu diatur dalam rentang 450-455ºC untuk semua spesimen. Berdasarkan hasil pengujian kekasaran permukaan, didapat nilai kekasaran permukaan terbesar 2,073 untuk variasi amplas 100 dan nilai terkecil 0,442 untuk variasi amplas 2000. Hasil pengujian ketebalan lapisan menunjukan nilai ketebalan lapisan tertinggi terdapat pada spesimen variasi amplas 100 dengan nilai 246 µm, dilanjut dengan variasi amplas 400 dengan nilai 156 µm, variasi amplas 800 dengan nilai 113 µm, dan variasi amplas 2000 dengan nilai ketebalan lapisan terkecil yaitu 73 µm. Hasil pengujian mikrografi menujukan terdapat lapisan difusi yang terdiri dari gamma layer, delta layer, zeta layer, dan eta layer. Pada pengujian bending, didapatkan bahwa sifat lapisan galvanizing yang terbentuk bersifat getas, dibuktikan dengan patahnya seluruh spesimen jika ditekuk hingga sudut 45º. Pengujian kekerasan micro Vikers menunjukan bahwa nilai kekerasan tertinggi terdapat pada spesimen variasi amplas 100 dengan nilai 67,466 HV, dilanjut dengan variasi amplas 400 dengan nilai 65,544 HV, variasi amplas 800 dengan nilai 51,022 HV dan nilai terkecil didapat oleh variasi amplas 200 dengan nilai 42,966 HV. Dapat disimpulkan, semakin tinggi nilai kekasaran permukaan baja ST60 maka semakin tinggi nilai ketebalan lapisan dan nilai kekerasan hasil proses pelapisan hot dip galvanizing.