Segel Ginting, Segel
Program Magister Pengelolaan Sumber Daya Air, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesa No.10 Bandung 40132.

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Optimasi Pemanfaatan Air Embung Kasih untuk Domestik dan Irigasi Tetes Ginting, Segel; Rahmandani, Dadan; Indarta, Abid Hendri
Jurnal Irigasi Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Irigasi
Publisher : Balai Teknik Irigasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1515.139 KB) | DOI: 10.31028/ji.v13.i1.41-54

Abstract

The Government of Indonesian was built Embung Kasih (retention basin) to overcome limited water resources in Tuatuka Village, NTT Province. It was planned for irrigation and domestic use. Retention basin operations require detailed planning with limited storage, so the water utilization optimizes are necessaries. These are needed to determine water use with several scenarios of rainfall conditions. It was conducted by the Generalized Reduced Gradient Method to maximize water use as an objective function. Water utilizes simulation in 1974 to 2015 was conducted as an evaluation of the reliability assessment. The objective of this research determines water used optimally for domestic use and irrigation. The results are obtained by several scenarios. The first scenario related to normal rainfall conditions, water use for domestic is around 2,604 people or irrigating 2.746 ha area using drip irrigation. The second scenario for extreme wet rainfall conditions, water use for domestic is around 3,601 people or land irrigating around 4.698 ha area. The third scenario with extreme dry rainfall conditions can produce water use for domestic is around 454 people or land irrigating around 0.45 ha area. Following their results by using the simulation method with data from 1974 to 2015, water use for domestic is, determined to be around 454 people, and an area irrigated 1 Ha with operational reliability assessment reaching 78.57%.
PENGEMBANGAN MODEL HIDROGRAF SATUAN SINTETIS (HSS) DPMA-IOH DAN PENERAPANNYA PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI Ginting, Segel; Utaminingsih, Widya
Jurnal Teknik Sipil Vol 27, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2020.27.1.9

Abstract

AbstrakDesain hidrograf banjir diperlukan untuk merencanakan infrastruktur sumber daya air seperti waduk atau bendungan. Umumnya lokasi rencana infrastruktur sumber daya air belum tersedia data hidrologi untuk mendapatkan hidrograf banjir. Model hidrograf satuan sintetis (HSS) digunakan untuk memperoleh hidrograf banjir pada lokasi yang belum tersedia data hidrologi (ungauged). Model hidrograf satuan sintetis sangat populer digunakan di Indonesia karena keterbatasan data yang tersedia dan penggunaannya yang sederhana yaitu berdasarkan karakteristik DAS. Namun untuk mendapatkan hasil hidrograf banjir yang sesuai dengan data pengamatan memerlukan kalibrasi paramater model hidrograf satuan sintetis. Model HSS DPMA-IOH merupakan salah satu model yang dikembangkan berdasarkan modifikasi metode DPMA-IOH (menghitung rata rata debit puncak banjir) yang dikembangkan oleh DPMA (Direktorat Penyelidikan Masalah Air) dan IOH (Institute of Hydrology). Metode DPMA-IOH merupakan metode empiris yang dikembangkan di Indonesia khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera. Model HSS DPMA-IOH mengembangkan persamaan untuk menghitung debit puncak hidrograf satuan, waktu ke puncak dan waktu dasar berdasarkan karaktersitik DAS serta bentuk hidrografnya. Prediksi debit puncak hidrograf satuan ditentukan berdasarkan nilai rata-rata debit banjir tahunan yang dihitung dengan metode DPMA-IOH. Parameter waktu ke puncak dan waktu dasar ditentukan berdasarkan karakteristik DAS. Bentuk kurva hidrograf satuan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan model distribusi probabilitas gamma dan berdasarkan fungsi persamaan kurva naik dan kurva turun. Model HSS DPMA-IOH yang telah dihasilkan, diterapkan pada beberapa DAS di Indonesia yaitu DAS Ciliwung-Katulampa (Pulau Jawa), DAS Palung-Surodadi (Pulau Lombok), DAS Tukad Bandung-Denpasar (Pulau Bali), DAS Tukad Nyuling-Tiyingtali (Pulau Bali), DAS Kendilo (Pulau Kalimantan) dan DAS Singkoyo (Pulau Sulawesi). Hasil ujicoba pada beberapa DAS tersebut menunjukkan bahwa model HSS DPMA-IOH memiliki koefisien Nash-Sutcliffe di atas 83 % untuk menghasilkan hidrograf banjir, sehingga dapat membantu para perencana sumber daya air dalam menjalankan tugasnya. AbstractWater resources infrastructure planning such as reservoirs or dams require the design of a flood hydrograph. Hydrological data are generally not available at the location of the water resources infrastructure plan. Flood hydrograph design uses hydrological data. Design of flood hydrographs at locations without hydrological data (ungauged catchment) can use synthetic unit hydrographs. The synthetic unit hydrograph model is a popular application in Indonesia because of the limited data, and its simple use which is based on the characteristics of the watershed. However, to get flood hydrograph results that are in accordance with observational data requires calibration of parameters of synthetic unit hydrograph models. The DPMA-IOH?s synthetic unit hydrographs model is one of the models developed based on the modification of the DPMA-IOH method (calculating the mean annual flood discharge) developed by the DPMA (Direktorat Penyelidikan Masalah Air) and the IOH (Institute of Hydrology). This empirical method was developed in Indonesia, especially in Java and Sumatera to calculate the mean annual flood discharge. DPMA-IOH?s synthetic unit hydrographs was developed based on mean annual flood discharge and watershed characteristics to predict the unit hydrograph peak flow, time to peak and base time of ungauged catchment. Prediction of unit hydrograph peak flow is determined based on mean annual flood discharge calculated by the DPMA-IOH method. The time to peak and base time parameters are determined based on the characteristics of the watershed. The unit hydrograph shape using two approaches. There are using the gamma probability distribution and a rising and limb recession curve function. The DPMA-IOH?s synthetic unit hydrograph model is applied to several watersheds in Indonesia, namely the Ciliwung-Katulampa watershed (Java Island), Palung-Surodadi watershed (Lombok Island), Tukad Badung-Denpasar watershed (Bali Island), Tukad Nyuling-Tiyingtali watershed (Bali Island), Kendilo Watershed (Kalimantan Island) and Singkoyo Watershed (Sulawesi Island). The results of application in several watersheds have shown that the DPMA-IOH?s synthetic unit hydrographs model has above 83 percent Nash-Sutcliffe coefficient for obtaining flood hydrographs. The DPMA-IOH?s synthetic unit hydrograph model can help planners to design flood hydrographs.
PENGEMBANGAN HIETOGRAF HUJAN RENCANA DI KOTA BEKASI Ginting, Segel
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 19, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2020.v19i2.3441

Abstract

Hietograf hujan rencana memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan besarnya puncak dan volume banjir. Umumnya, prediksi banjir berdasarkan hujan rencana dibutuhkan hietograf hujan, dan biasanya dipenuhi dengan menggunakan pola yang dihasilkan dari wilayah lain, sehingga memberikan hasil yang kurang tepat. Untuk itu, maka dibutuhkan pola pola hietograf yang sesuai dengan kondisi setempat, khususnya di Kota Bekasi. Kajian ini bertujuan untuk mengembangkan pola hietograf hujan rencana di Kota Bekasi, supaya membantu perencana dalam merencanakan dimensi saluran drainase yang tepat. Berbagai variasi tipe data hujan dibutuhkan untuk kajian. Data hujan durasi pendek dengan interval pencatatan 5 menit berhasil dikumpulkan. Data tersebut diolah menjadi data hujan durasi 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit, 1 jam sampai dengan 3 jam. Metode menggunakan analisis statistik terhadap data historis dengan membentuk grafik yang menghubungkan antara pesentase akumulasi hujan ( dengan persentase durasi hujan . Hasilnya, telah terbentuk pola hietograf di Kota Bekasi untuk durasi 60 menit sampai 180 menit. Pola hietograf yang dihasilkan memiliki bentuk early peak dan berbeda dengan pola distribusi hujan yang telah banyak digunakan seperti metode Mononobe, metode Chicago, metode SCS dan metode Huff
ANALISIS FREKUENSI REGIONAL UNTUK DATA HUJAN HARIAN MAKSIMUM MENGGUNAKAN METODE L-MOMEN Ginting, Segel
Akselerasi Vol 3, No 1 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPrediksi curah hujan dengan peluang kejadian tertentu adalah merupakan salah satu faktor dalam melakukan perencanaan bangunan hidraulik, dataran banjir, pengelolaan DAS, dan lainnya. Memperkirakan nilai curah hujan dengan peluang kejadian tertentu secara akurat akan meningkatkan keamanan bangunan yang direncanakan. Perkiraan nilai curah hujan untuk peluang kejadian tertentu dilakukan dengan analisis frekuensi regional menggunakan L momen dan cluster analysis. Data hujan harian maksimum di lokasi kajian dibagi menjadi 3 cluster yang memiliki karakteristik data statistik yang serupa berdasarkan nilai rata-rata hujan maksimum tahunan dan koefisien variasi data. Berdasarkan dari 3 kelompok tersebut, selanjutnya dilakukan analisis keheterogenitasan wilayah untuk menguji homogenitas kelompok data. Pengujian ini membandingkan karateritik data statistik L momen dengan hasil monte carlo simulation dan menunjukkan hasil bahwa ketiga kelompok data tersebut homogen sehingga dapat menggunakan flood index masing-masing pos untuk memprediksi curah hujan rencana periode ulang tertentu dengan mengkalikan dengan growth factor. Nilai dari growth factor diperoleh dari dari masing-masing kelompok yang mewakili seluruh pos dalam kelompok tersebut dan prediksi hujan periode ulang 2 sampai dengan 1000 tahun dilakukan berdasarkan distribusi GEV untuk seluruh pos hujan yang dianalisis. Kata kunci: Regional frequency analysis, L-momen, cluster analysis,