p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Majalah Farmaseutik
Marta Halim
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IKIFA

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Demografi Usia Remaja Terhadap Pengetahuan Swamedikasi Jerawat Marta Halim; Farida Tuahuns; Leonov Rianto
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81856

Abstract

Jerawat merupakan berupa peradangan kulit dengan gejala bintik merah menonjol dan sakit dapat berisi nanah atau bintik putih/hitam. Berdasarkan data Global Burden of Disease acne vulgaris terjadi pada 85% remaja berusia 12–25 tahun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya acne vulgaris salah satunya yaitu permasalahan jerawat akibat penggunaan masker dalam jangka panjang pada masa pandemi Covid-19. Menurut penelitian Changxu Han melaporkan dari tanggal 15 April hingga 4 Mei 2020 sebanyak 15 pasien mengalami tingkat keparahan jerawat dari ringan hingga sedang, dengan gambaran klinis mask acne yang paling sering tampak adalah adanya komedo dan papul di pipi dan hidung dibandingkan nodul dan kista pada dahi. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa kemunculan jerawat dapat mengurangi kepercayaan diri dan kualitas hidup pada seseorang terutama remaja. Penyakit ini juga tidak hanya memberikan efek secara fisik pada penderitanya, tetapi juga menimbulkan efek psikologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh demografi remaja terhadap swamedikasi pada jerawat di SMK Nusantara 1 Ciputat Bulan Juni 2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif komparatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dan didapatkan responden sebanyak 124 orang. Pengambilan data dilakukan berdasarkan data primer berupa kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang swamedikasi jerawat secara keseluruhan, memiliki pengetahuan baik 101 responden (81%), diikuti oleh kategori pengetahuan cukup 23 responden (19%). Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan antara faktor demografi usia dengan tingkat pengetahuan responden.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Pasien TB Paru Marta Halim; Vonny Nofrika; Rahmat Widiyanto; Dwi Puspitasari
Majalah Farmaseutik Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v19i1.81858

Abstract

Menurut WHO, Global Tuberculosis Report tahun 2016, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua didunia setelah India, dengan angka kematian diperkirakan sebanyak 1,4 juta. Ketidakpatuhan penderita TB paru dalam minum OAT menyebabkan angka kesembuhan penderita rendah, angka kematian tinggi dan resiko kekambuhan meningkat. Pengetahuan mengenai TB paru sangatlah penting guna menyadarkan pasien agar patuh minum obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT pada pasien TB paru di RS Budi Lestari Bekasi periode April 2019. Penelitian ini merupakan penelitian non- eksperimental secara analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan di RS Budi Lestari menggunakan total sampling dengan 60 responden. Tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien diukur menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan Morysky Medication Adherence Scale (MMAS-8). Kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan sebesar 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik 51,70%, cukup 48,30%, dan kurang  0%. Tingkat kepatuhan minum OAT tinggi 43,33%, sedang 48,33%, dan rendah 8,33%. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT menunjukkan Sign(2-tailed) 0,001 < 0,05 dengan nilai korelasi (r) 0,423. Kesimpulan penelitian ini adalah pasien TB paru di RS Budi Lestari Bekasi mayoritas memiliki pengetahuan yang baik dan kepatuhan minum OAT yang sedang. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT di RS Budi Lestari Bekasi, dengan tingkat korelasi cukup dan searah.