Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SENI PERTUNJUKAN NUSANTARA DALAM VIRTUAL (Basijobang di Ranah 50 Koto) Khanizar Khanizar
Jurnal Penelitian Budaya Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpeb.v7i2.35428

Abstract

Bagi perkuliahan secara daring pada ruang tempat berlangsungnya apa yang di sebut Felix Guattari sebagai revolusi hasrat (desiring revolution). Revolusi hasrat, sebagaimana dijelaskan Guattari, adalah sebuah pergerakan dalam menghancurkan segala bentuk penekanan dan setiap model normalitas (normality) yang ada di dalam kegiatan. Dengan “menggalang sebuah politik hasrat radikal,yang dibebaskan dari segala bentuk sistem perkuliahan dan hasrat mencair setiap model dengan cara menggalang kekuatan-kekuatan secara etnomusikologis. Tentu saja dalam pertunjukan tradisi basijobang yang ada di Kabupaten 50 Kota tepatnya pada daerah Sago Halaban membiarkan mengalir secara bebas aliran hasrat dengan ke segala arah, dan tanpa menghancurkan kode-kode sosial yang menghalanginya. Pada pertunjukan Basijobang oleh seniman (tukang Sijobang) membebaskan estetikanya dari konsep diri dan identitas diri yang tetap dan pasti. Mahasiswa dalam sebuah ruang tempat hasrat mengalir ke segala arah tanpa ada pengendalian (social, agama moral). Hasrat tak ubahnya seperti mutan, yang selalu berwujud, berubah bentuk, berubah tanda, berubah kode, dan makna yang di biarkan terpancang pada sebuah titik yang tetap dan pasti-semuanya harus bergerak, berpindah,berganti tempat layaknya seorang nomad. Lewat kecairan seperti itu, skizofrenia menjadi sebuah wacana produksi harsat yangsangat produktif dan kreatif, tanpa perlu terikat oleh kedalaman makna dan intensitas bentuk. Kata kunci: Ruang virtual, Etnomusikologi, field work, Basijobang