Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rancang Bangun Portable Weather Station Dalam Mendukung Pengamatan Mikropartikel Di Cekungan Udara Bandung Raya Robbi Adam Aldino Barus; Indra Chandra; Indra Wahyudin Fathona
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pembangunan portable weather station pada pengamatan mikropartikel di cekungan udara Bandung Raya penting dilakukan untuk mengukur kondisi meteorologi dan mengidentifikasi potensi sumber polusi udara. Perangkat yang digunakan terdiri dari sensor temperatur dan kelembaban relatif (DHT22), sensor tekanan udara (BMP180), sensor intensitas cahaya (BH1750), sensor kecepatan angin (hall sensor), dan sensor arah angin (HMC5883L). Alat ukur konsentrasi massa partikulat yang digunakan adalah Nanosampler dan sensor PM2.5. Pengukuran dilakukan selama 25 hari (17 Agustus – 11 September, 2018), di atap gedung Tokong Nanas, Universitas Telkom, Bandung (~675 mdpl; 6°58'22.4"S dan 107°37'47.1"E). Hasil pengukuran meteorologi menunjukkan bahwa temperatur berada pada kisaran 25oC-30oC di siang hari dan relatif lebih dingin di malam hari (18oC-20oC). Massa udara lebih kering di siang hari (35%-60%) dibandingkan di malam hari (>80%). Tekanan udara yang terukur sebesar 930 hPa. Arah angin berasal dari Tenggara menuju ke arah Barat Laut. Hasil analisis OC-EC diketahui bahwa sebagian besar polusi udara teridentifikasi dari jalan raya, industri dan tempat pembakaran sampah terbuka. Hal ini terkait dengan kandungan OC primer dan char-EC yang lebih besar dari kandungan OC sekunder dan soot-EC. Sebagian besar komposisi kimia yang teridentifikasi adalah garam laut (NaCl), dan ammonium sulfat ((NH4)2SO4). Hal ini mengindikasikan bahwa lokasi pengukuran terpapar polusi jarak jauh. Kata kunci : Bandung, Portable Weather Station, polusi udara, meteorologi, ion Abstract Development of portable weather station for monitoring microparticles in Greater Bandung air basin is very important to measure meteorological conditions and to identify potential sources of polluted air. We used temperature and relative humidity sensors (DHT22), air pressure sensors (BMP180), light intensity sensors (BH1750), wind speed sensors (hall sensors), and wind direction sensors (HMC5883L). Particulate matters mass concentration were measured by Nanosampler and PM2.5 sensor. Field observation was carried out for 25 days (August 17 - September 11, 2018), on the roof of the Tokong Nanas building (~ 675 masl), Telkom University, Bandung (~ 675 masl; 6 ° 58'22.4 "S and 107 ° 37'47.1" E). Result of meteorogical parameter show that temperatures in the range of 25oC - 30oC during the day and cooler in the night (18 oC -20 oC). Dry air mass were observed during day time (35% -60%) and it was different than night (>80%). The air pressure is stable at 930 hPa. Most of the air mass were coming from the Southwest to the Northwest, with averaged wind speed around 1 – 2 Km. This study found that most of local air pollution sources came from highways, industrial area, and residental-waste burning. It was identified by higher mass concentration of primary OC and Char-EC than secondary OC and Soot-EC. Meanwhile, the source of long-range transport of pollution air is sea-salt (NaCl) and ammonium sulfate ((NH4)2SO4). Keywords : Bandung, sensor, air pollution, meteorology, ion
Studi Elektroda Berbahan Dasar Jahe (zingiber Officinale) Untuk Aplikasi Superkapasitor Elektrokimia Gede Ananta Wikrana Putra; Indra Wahyudin Fathona; Abrar Abrar
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Electrochemical supercapacitor merupakan suatu perangkat penyimpanan energi yang sangat berpengaruh pada teknologi masa depan. Perangkat penyimpan energi listrik ini memiliki keunggulan dibandingkan baterai, fuel cell, dan kapasitor konvensional karena dapat menyimpan energi yang besar dan daya yang tinggi. Electrochemical supercapacitor memiliki beberapa keunggulan diantaranya memiliki kapasitansi spesifik yang tinggi, modelnya sederhana dan aman dalam penggunaannya. Mekanisme penyimpanan energi pada electrochemical supercapacitor menggunakan double layer yang terdapat pada pori elektroda [1]. Mangan secara teoritis memiliki kapasitansi yang tinggi yaitu 1,370 F/g. Beberapa peneliti telah menggunakan electrodeposition untuk membuat film oksida mangan berpori yang digunakan sebagai elektroda superkapasitor. Metode ini menghasilkan kapasitansi spesifik elektroda berkisar antara 377 F/g sampai dengan 445 F/g [1]. Tumbuhan jahe (zingiber officinale) merupakan sumber dari bahan mangan yang dapat digunakan untuk membuat elektroda superkapasitor. Proses sederhana yang telah dilakukan seperti mengambil endapan jahe dan menghasilkan lapisan tipis elektroda kerja dengan ketebalan yang berukuran mikrometer. Kemudian kinerja dari lapisan tipis elektroda tersebut akan dievaluasi menggunakan Cyclic Voltammetry [1]. Kata Kunci : Superkapasitor, mangan, elektroda, kapasitansi. Abstract Electrochemical supercapacitor is an energy storage device that is very influential on future technology. This electrical energy storage device has advantages over conventional batteries, fuel cells and capacitors because it can store large energy and high power. Electrochemical supercapacitor has several advantages including having a high specific capacitance, a simple and safe model of its use. The energy storage mechanism in electrochemical supercapacitor uses a double layer found in the pore electrode [1]. Mangan theoretically has a high capacitance of 1,370 F / g. Some researchers have used the electrodeposition to make porous manganese oxide films which are used as supercapacitor electrodes. This method produces electrode specific capacitance ranging from 377 F / g to 445 F / g [1]. Ginger plant (zingiber officinale) is a source of manganese material which can be used to make supercapacitor electrodes. A simple process that carried out such as taking a ginger deposit will be carried out and produce a thin layer of working electrode with a thickness measuring micrometer. Then the performance of the thin layer of electrode will be evaluated using Cyclic Voltammetry[1]. Keynote : Supercapacitor, manganese, electrode, capacitance
Studi Penggunaan Bahan Alami Buah Kapulaga (amomum Compactum) Untuk Fabrikasi Elektroda Pada Elektrokimia Kapasitor Muhammad Awaludin Arsyad; Abrar Abrar; Indra Wahyudin Fathona
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kapasitor elektrokimia atau superkapasitor merupakan sebuah alat yang menjanjikan dalam penyimpanan energi listrik dengan kapasitansi dan densitas daya yang tinggi yaitu 5 kF[1]. Hal paling penting yang menyebabkan superkapasitor dapat menyimpan muatan adalah luas permukaan elektroda dan material bahan penyusun elektroda tersebut. Elektroda berpori yang memiliki permukaan spesifik yang besar menjadi perhatian yang serius dalam penelitian saat ini. Selain itu, unsur material dari penyusun elektroda tersebut juga menjadi aspek yang mempengaruhi kapasitansi. Mangan oksida merupakan material yang paling banyak digunakan dan paling banyak diteliti untuk menyusun elektroda superkapasitor karena memiliki nilai kapasitansi yang tinggi yaitu 265-320 F/g. Tumbuhan seperti elettaria cardamomum merupakan sumber dari bahan mangan yang dapat digunakan untuk membuat elektroda superkapasitor. Proses sederhana yang dilakukan seperti penumbukkan telah dilakukan pada bahan alami yang dipakai dan menghasilkan lapisan tipis elektroda dengan ketebalan yang berukuran mikrometer. Kemudian kinerja dari lapisan tipis elektroda tersebut dievaluasi menggunakan Cyclic Voltammetry dan didapatkan nilai kapasitansi spesifik maksimum 0.33 F/g. karakterisasi lapisan tipis elektroda menggunakan SEM dan EDS menunjukkan struktur morfologi permukaan tidak seragam ada yang halus dan ada yang kasar, kandungan Mn hanya 0.05 wt% dan kandungan terbanyak didominasi oleh C sebesar 45.76 wt%. Kata kunci : Superkapasitor, mangan, elektroda, kapasitansi Abstract Electrochemical capacitors or supercapacitors are a promising tool for storing electrical energy with high capacitance and power density of 5 kF. The most important thing causes a supercapacitor able to store charge is the electrode surface area and the material that form the electrode. Porous electrodes that have large specific surface are in serious concern on research nowadays. In addition, the material elements of those electrode constituents are also an aspect that affects the capacitance. Manganese Oxide is the most widely used and studied to form supercapacitor electrodes because it has high capacitance of 265-320 F/g. Plants such as elettaria cardamomum are sources of manganese which can be used to make supercapacitor electrodes. Simple processes has been done such as mashing on the natural materials that is used and produces thin layer of electrodes in micrometers thicknesses. Then, the performance of those thin layer of electrodes is evaluated using Cyclic Voltammetry and obtained maximum capacitance is 0.33 F/g. Characterization of thin electrode layers using SEM and EDS showed that the surface structure of the morphology was not uniform, there was a smooth one and rough one, the content of Mn was only 0.05 wt% and the highest content was dominated by C with 45.76 wt%. Keynote : Supercapacitor, manganese, electrode, capacitance.