<![CDATA[Prinsip kerja sama merupakan salah satu prinsip percakapan dalam ilmu pragmatic. Prinsip ini menekankan prinsip kerja sama harus terjalin diantara penutur dan mitra tutur yang terjadi dalam sebuah percakapan. Kerja sama yang dimaksud tentunya harus berhubungan dengan tuturan yang diujarkan. Oleh karna itu, penutur harus berupaya agar tuturanya relevan dengan konteks, jelas dan tentunya mudah dipahami padat dan ringkas dan selalu pada persoalan. Hal tersebut dirangkum dalam maksim-maksim yang terdapat dalam prinsip kerja sama. Jenis dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatic. Metode deskriptif adalah pemaparan yang berpusat pada penggambaran secara rinci akan situasi lapangan, baik itu berupa kata-kata, kalimat, atau gambar-gambar yang bermakna dan dapat merangsang munculnya pemahaman yang lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Data penelitian ini berupa tuturan-tuturan, kata-kata, kalimat-kalimat interaksi proses belajar mengajar Bahasa Indonesia (transkip percakapan). Teknik pengumpulan data menggunakan tahapan observasi, teknik simak libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan, ada dua hal yang merupakan hasil dari peneitian ini. Pertama, terdapat 50 tuturan yang dianalisis, dan 32% penggunaan dominan maksim kuantitas di sekolah yang dianalisis menggunakan prinsip kerja sama yang dikemukakan oleh Grice. Dan berdasarkan hasil analisis dari pelaksanaan penelitian ini bahwa tingkat prinsip kerjasama pada interaksi belajar mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Kutalimbaru lebih menggunakan maksim kuantitas Selama berinteraksi.]]>
