Informasi berperan penting dalam membantu manajer untuk mengambil keputusan.Pada satu sisi, karyawan yang berperan sebagai agen pada teori keagenan akan senang dan bangga ketika melaporkan kesuksesan yang mereka raih kepada prinsipal mereka dalam mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Di sisi lain, karyawan juga sering menutup-nutupi kesalahan yang mereka perbuat, terutama jika kinerja yang telah ditetapkan dari organisasi tidak dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh budaya dan akulturasi etnis keturunan Tionghoa dalam keiginannya untuk berbagi informasi dalam aspek keperilakuan, dan menjelaskan bagaimana budaya dan akulturasi tersebut mempengaruhi keinginan karyawan untuk berbagi informasi dalam aspek akuntansi keperilakuan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimendengan rancangan acak lengkap pola faktorial.Faktor pertama adalah tingkat akulturasi etnis keturunanan Tionghoa yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu etnis keturunan Tionghoa Sampel pada penelitian ini adalah etnis keturunan Tionghoa yang memiliki akulturasi rendah (TAR) dan etnis keturunan Tionghoa yang memiliki tingkat akulturasi tinggi akulturasi tinggi (TAT). Faktor kedua adalah keberadaan supervisor yang dibedakan pula pada dua katagori ada supervisor (AS) dan tidak ada supervisor (TAS). Hasil penelitian menujukkan bahwa latar belakang budaya dan tingkat akulturasi etnis keturunan Tionghoa mempengaruhi keinginan seseorang dalam berbagi informasi,dan keberadaan supervisor tidak mempengaruhi keinginan seseorang dalam berbagi informasi.