Cley Talakua
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ambon

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Penggantian Piston Standart dengan Piston Modifikasi Sepeda Motor Honda Beat Cley Talakua
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.284 KB)

Abstract

Pengaruh Penggantian Piston Standart dengan piston modifikasi sepeda motor Honda Beati. Pada umumnya mesin berfungsi untuk mengatur proses perubahan energy yang terkandung dalam bahan bakar menjadi tenaga. Semua sepeda motor menggunakan sistem pembakaran di dalam silinder. Artinya pembakaran bahan bakar dalam (internal combustion engine) energy yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar. Piston berfungsi untuk memampatkan campuran bahan bakar dan udara. Permasalahan yang akan diangkat adalah pengaruh bentuk dari piston terhadap perbandingan kompresi. Yang mana kita ketahui motor Honda Beat memiliki jenis piston flat, hal ini menyebabkan pembakaran yang terjadi pada ruang bakar kurang sempurna, jika kita bandingkan dengan piston model dome. Hasil dari penelitian ini menunjukan pada pengukuran menggunakan kompresi tester di dapat hasil piston standar 6 kg/cm2 dan piston dome 7,35 kg/cm2 dengan selisih 1,35 kg/cm2 sedangkan pada pengukuran menggunakan perhitungan mendapat hasil piston standar sesuai dengan spesifikasi yaitu 9,2: 1 dan piston dome 10,5 : 1 dengan kenaikan 1,3 berarti dengan adanya kenaikan perbandingan kompresi maka mengakibatkan tenaga atau output mesin meningkat. Pada hasil uji coba dengan berkendara terlihat perbedaan pada piston standar d an piston dome modifikasi terletak pada rpm atau kecepatan, dimana jika menggunakan piston dome maka kelebihan yang utama yaitu pada kecepatan tinggi karena lebih cepat mencapai top speed sedangkan jika menggunkan piston standar maka akan ada sedikit keunggulan akselerasi pada kecepatan rendah.
Analisa Performa Refrigeran R-410a sebagai Alternatif Pengganti R-22 Cley Talakua
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.837 KB)

Abstract

Penggunaan R-22 sebagai media pendingin telah menimbulkan permasalahan terhadap lingkungan yaitu kerusakan lapisan ozon, maka dalam bidang pengkondisian udara kini mulai mencari alternative lain yaitu refrigerant -419a. Penilaian terhadap ketiga refrigeran didasarkan pada cooling index dimana diklaim bahwa penggunaan refrigeran R-32 lebih unggul dibanding R-22. Melalui penelitian ini hendak diketahui berapa besar Coefficient of Performance (COP) dan Kapasitas Refrigerasi (Qe) yang dapat dihasilkan untuk kedua refrigeran tersebut, tujuannya untuk dapat membandingkan keunggulan tiap refrigeran berdasarkan besar COP antar refrigeran dan menilai manakah refrigeran yang memberi Kapasitas Refrigerasi (Qc) terbaik sebagai pengganti R-22. Penelitian dilakukan secara teoritik pada perubahan sifat masing-masing refrigeran pada kondisi kerja siklus kompresi uap dengan temperatur evaporasi (Tevap) sebesar 0, -5, dan -10oC, temperatur refrigeran dipanaskan lanjut (?TSH) sebesar 50 oC, temperatur kondensasi (Tkond) 45 oC dan temperatur refrigeran bawah-dingin (?TSC) 10 oC dan daya kompresi sebesar 1 PK. Hasilnya Coefficient of Performance (COP) pada penggunaan refrigeran R-22 lebih tinggi dibandingkan pada penggunaan refrigeran refrigeran R-410a, jika dirancang untuk kondisi kerja siklus yang sama, masing-masing sebesar 3,617 dan 3,243 jika bekerja pada temperatur evaporasi sebesar 0 oC; 3,133 dan 2,804 jika bekerja pada temperatur evaporasi sebesar -5 oC; dan sebesar 2,741 dan 2,445 jika bekerja pada temperatur evaporasi sebesar -10 oC. Berdasarkan besar COP tersebut, jika instalasi ini bekerja dengan daya kompresi 1PK, maka kapasitas pendinginan (Cooling Capacity) peggunaan refrigerant R-22 lebih tinggi dibandingkan refrigeran R-410a.