Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemaknaan perempuan Generasi Z terhadap maskulinitas joget Tiktok Dyah Pithaloka; Ivan Taufiq; Mutia Dini
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 7 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v7i1.24793

Abstract

Indonesia adalah negara yang memiliki akar budaya timur sangat kuat dan sistem patriarki masih mengakar. dengan adanya budaya yang beragam di Indonesia, terdapat pula beragam persepsi khalayak terhadap isi media, terutama di media sosial yang saat ini sudah menjadi kebutuhan generasi muda yang saat ini masuk dalam lingkup generasi Z. Belakangan ini, media sosial TikTok menjadi salah satu platform yang memiliki tingkat penggunaan terbanyak. Penggunaan media sosial TikTok tidak memandang jenis kelamin maupun gender, semua bisa menunjukan performanya melalui aplikasi tersebut. Fokus pada penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan perempuan generasi Z mengenai laki-laki yang mengikuti trend TikTok, salah satunya unggahan joget TikTok yang dilakukan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tanggapan generasi z yang berjenis kelamin perempuan menenai maskulinitas dari unggahan joget TikTok. Data yang dihasilkan dari wawancara informan, dan akan disajikan dalam bentuk kualitatif deskriptif. Penentuan sumber data ini dilakukan memakai teknik snowball sampling. Penelitian ini mencoba mencari tahu bagaimana cara publik memahami dan menafsirkan isi pesan (pemberian makna), berdasarkan pengalaman dan pandangannya dalam berkomunikasi dan mengonsumsi konten media online, yang dianalisis Teori Resepsi Stuart Hall, melalui pembongkaran pesan media melalui tiga kemungkinan posisi, yaitu dominan, negosiasi dan oposisi. Hasil penelitian secara umum menggambarkan bahwa adalah hal yang wajar bagi laki-laki untuk melakukan joget di TikTok, karena hal itu milik semua gender, namun perlu ditekankan bahwa untuk laki-laki terutama di Indonesia dimana hegemoni patriarti masih sangat mengakar, sebaiknya tarian yang dilakukan juga bukan tarian dengan gerakan gemulai.   Indonesia is a country that has solid Eastern cultural roots and a patriarchal system that is still deeply rooted. With the existence of diverse cultures in Indonesia, there are also various audience perceptions of media content, especially on social media, which has now become a necessity for the younger generation, which is currently included in the scope of Generation Z. Recently, social media TikTok has become one of the platforms that have highest usage rate. The use of social media TikTok does not look at gender or gender. Everyone can show their performance through the application. This research focuses on how Generation Z women interpret meaning regarding men who follow the TikTok trend, one of which is men's upload of TikTok dances. This study aims to look at the responses of the female generation Z regarding masculinity from TikTok dance uploads. Data generated from informant interviews will be presented in a descriptive qualitative form. Determination of data sources is done using the snowball sampling technique. This study tries to find out how the public understands and interprets the contents of messages (giving meaning) based on their experiences and views in communicating and consuming online media content, which is analyzed by Stuart Hall's Reception Theory, through dismantling media messages through three possible positions, namely dominant, negotiation and opposition. The study results generally illustrate that it is natural for men to dance on TikTok because it belongs to all genders. However, it needs to be emphasized that for men, especially in Indonesia, where patriarchal hegemony is still very deep-rooted, it is better if the dances are performed as well, not a dance with graceful movements.
Pemanfaatan Twitter Akun Autobase @JPFBASE Sebagai Media Komunikasi Bagi Kalangan Penikmat Pop-Culture Jepang di Pekanbaru Kamila Khairunnisa; Dyah Pithaloka
Jurnal PIKMA : Publikasi Ilmu Komunikasi Media Dan Cinema Vol. 6 No. 1 (2023): September
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas AMIKOM Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24076/pikma.v6i1.1318

Abstract

Abstrak Keberadaan berbagai budaya Jepang, meningkatkan karakteristik mereka secara global. Akun autobase @JPFBASE adalah media yang dikhususkan bagi para penggemar untuk berbagi opini, informasi, dan berdiskusi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pop-culture Jepang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana penggemar pop-culture Jepang memanfaatkan fitur autobase  sebagai media komunikasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan para peminat pop-culture Jepang memanfaatkan akun @JPFBASE sebagai sarana informasi, sarana menjalin hubungan, sarana edukasi, dan sarana hiburan. Hasil penelitian mengungkapkan faktor pendukung dan penghambat berperan besar dalam pemanfaatan basis tersebut. @JPFBASE adalah akun yang terbuka untuk umum bagi para pengikutnya untuk mendiskusikan konten Jepang terkait secara terbuka. Sebaliknya, followers yang belum di-follow oleh @JPFBASE tidak bisa mengirimkan menfess. Karena followers yang masif, beberapa menfess seringkali tidak terjangkau.
Studi Fenomenologi Media Sosial Sebagai Media Komunikasi Pembangunan Daerah Ivan Taufiq; Dyah Pithaloka; Beva Rahmadani
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 11 No 02 (2023): Medium (Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau)
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/medium.2023.vol11(02).15154

Abstract

Perkembangan teknologi saat ini sudah sangat maju dan berkembang, perkembangan teknologi tersebut memunculkan sebuah era yang kita sebut sebagai era digital. Perkembangan digital dan internet memunculkan sebuah media baru yaitu media sosial. Media sosial merupakan sebuah wadah bagi masyarakat dalam menampilkan aktifitas sehari-hari atau bahkan ada yang menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana media sosial dimanfaatkan oleh masyarakat dalam konteks positif yaitu menyebarkan informasi bagi pembangunan daerah yaitu Kota Pekanbaru. Munculnya masyarakat yang menggunakan media sosial dalam konteks pembanugnan daerah tentu menjadi sebuah hal yang tidak wajar atau dalam penelitian ini sebuah fenomena. Media sosial yang sudah menjadi media komunikasi aktif dan interaktif mampu memberikan informasi berkaitan dengan permasalahan yang ada di masyarakat dan juga mampu menjadi media aspirasi masyarakat. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan studi fenomenologi dengan menggunakan analisis kualitatif. Penelitian kualitatif berfungsi untuk mampu mendeskripsikan secara detail informasi yang diperoleh dari informan, Adapun informasi yang akan dikumpulkan dalam peneliti ini adalah bagaimana perubahan masyarakat tradisional menuju masyarakat digital dalam konteks pembangunan daerah, serta mencari hubungan antara masyarakat dengan penggunaan media sosial hari ini. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 (lima) orang yang mana informan merupakan masyarakat Kota Pekanbaru yang memiliki akun Instagram dan pernah menggunakan media sosialnya untuk menyebarkan informasi berkaitan kritik atau saran dalam sarana dan prasarana Kota Pekanbaru. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan adanya faktor-faktor tertentu yang berhasil peneliti peroleh yaitu masyarakat sudah sangat memahami budaya masyarakat digital, masyarakat Kota Pekanbaru juga sudah bisa menggunakan media sosialnya untuk membuat konten yang berkaitan dengan Kota Pekanbaru, adanya faktor komunikasi dan pengembangan kapasitas diri dari masyarakat pengguna media sosial di Kota Pekanbaru juga menjadi poin penting dalam memanfaatkan media sosial sebagai media pembangunan daerah.