Widya Nurul Annisa
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENERAPAN TERAPI OKSIGEN DAN INHALASI TERHADAP KADAR SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN ASMA BRONKHIAL DI RUANG IGD RS. TK. II PELAMONIA MAKASSAR Abdul Herman Syah Thalib; Widya Nurul Annisa
IMJ (Indonesian Midwifery Journal) Vol 6, No 2 (2023): IMJ (Indonesia Midwifery Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/imj.v6i2.8363

Abstract

Latar Belakang : WHO bekerja sama dengan (GANT) Global Astma Network memprediksikan bahwa saat ini jumlah penderita asma di dunia telah mencapai 334 juta orang, dan memperkirakan jumlah penderita yang mengalami asma akan berkembang lebih dari 100 juta pada tahun 2025. Di Indonesia prevalensi asma sebanyak 2,4 % penduduk dari total penduduk 273,5 juta jiwa. Penyakit Asma mengganggu saluran pernapasan, dengan gejala yang datang terus-menerus atau kekambuhan yang sering muncul sehingga seseorang yang menderita asma diperlukan perawatan. Seseorang yang terkena penyakit asma bronkhial akan mengalami ketidakefektifan jalan napas sehingga terjadi penurunan ventilasi yang actual, dan dapat menyebabkan kematian. Penanganan utama yang diberikan yaitu pemberian oksigen melalui (HFNC), terapi inhalasi nebulizer, pemberian obat, posisi semi hingga high fowler, fisioterapi dada, ajarkan pasien latihan pernapasan, dan menganjurkan pasien minum air hangat. Tujuan : mengetahui penerapan terapi oksigen dan inhalasi terhadap kadar saturasi oksigen pada pasien asma bronkhial di RS. TK. II Pelamonia Makassar. Metode : Studi kasus ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Hasil : Penerapan terapi oksigen dan inhalasi terhadap pasien asma bronkhial selama 3 hari menunjukkan perubahan kadar saturasi sebelum dan setelah pemberian terapi oksigen dan inhalasi bagi, dengan pemberian oksigen masker simple mask 6 L/i dan terapi nebulizer combivent pada Tn ā€œZā€ kemudian pemberian oksigen nasal kanul 3 L/i dan terapi nebulizer ventolin pada Ny ā€œNā€. Kesimpulan : Penerapan terapi oksigen dan terapi inhalasi nebulizer dapat meningkatkan kadar saturasi oksigen dan membuat jalan napas menjadi efektif.Background: WHO in collaboration with the (GANT) Global Asthma Network predicts that currently the number of asthma sufferers in the world has reached 334 million people, and estimates that the number of sufferers who experience asthma will grow to more than 100 million in 2025. In Indonesia, the prevalence of asthma is as high as 2.4% of the population of a total population of 273.5 million people. Asthma disease interferes with the respiratory tract, with symptoms that come continuously or recur frequently so that someone who has asthma needs treatment. A person affected by bronchial asthma will experience airway ineffectiveness resulting in a decrease in actual ventilation, and can cause death. The main treatment given is administration of oxygen through (HFNC), nebulizer inhalation therapy, administration of drugs, semi to high Fowler's position, chest physiotherapy, teaching patients breathing exercises, and encouraging patients to drink warm water. Objective: to determine the application of oxygen therapy and inhalation to oxygen saturation levels in bronchial asthma patients at the hospital. kindergarten. II Pelamonia Makassar. Methods: This case study uses a descriptive research design. Results: The application of oxygen therapy and inhalation to bronchial asthma patients for 3 days showed changes in saturation levels before and after administration of oxygen therapy and inhalation of portions, by administering oxygen with a simple mask 6 L/i mask and combivent nebulizer therapy to Mr "Z" then administering oxygen nasal cannula 3 L/i and ventolin nebulizer therapy in Mrs "N". Conclusion: Application of oxygen therapy and nebulizer inhalation therapy can increase oxygen saturation levels and make the airway more effective.