p-Index From 2019 - 2024
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL AGRIUST
Surya Abadi Sembiring
Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Dampak Kebijakan Subsidi Pupuk Terhadap Produksi Gabah di Indonesia Surya Abadi Sembiring; Julia Hutauruk; Fransisca Ernawati Ndruru
JURNAL AGRIUST Volume 1 No 1 Tahun 2020
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.293 KB) | DOI: 10.54367/agriust.v1i1.1021

Abstract

Tujuan penelitian adalah menganalisis dampak  kebijakan subsidi pupuk terhadap produksi gabah. Penelitian menggunakan data time series tahun 1985-2015.  Metode analisis yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan luas panen sebesar 1 persen maka produksi gabah naik sebesar 1,561 persen, peningkatan trend teknologi menyebabkan  produksi gabah naik sebesar 0,032 persen, kenaikan jumlah penggunaan pupuk urea sebesar 1 persen maka produksi gabah akan naik sebesar 0,096 persen, dan dengan kebijakan subsidi pupuk maka produksi gabah akan naik sebesar 0,046 persen. Kebijakan subsidi pupuk akan menyebabkan kenaikan produksi, sedangkan tanpa kebijakan subsidi akan menurunkan produksi gabah.
Aliran Barang, Jasa dan Tunai Usahatani Padi Sawah dengan Sektor Rumah Tangga dan Sektor Lainnya Surya Abadi Sembiring; Stefanus Deras; Merlin Sinaga
JURNAL AGRIUST Volume 1 No 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.345 KB) | DOI: 10.54367/agriust.v1i2.1439

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan aliran barang jasa dan tunai usahatani dengan sektor rumah tangga dan sektor lainnya. Daerah penelitian yaitu Desa Sei Rakyat, dengan populasi petani padi sawah 250 KK dan jumlah sampel 49 KK.  Metode analisis dengan deskriptif. Jumlah  tenaga kerja  rumah tangga untuk kegiatan usahatani yaitu 31,175 Hari Kerja Pria (HKP), dengan luas rata-rata usahatani 0.55 ha. Rata-rata penerimaan tunai usahatani Rp 15,678,473 sedangkan  rata-rata pengeluaran tunai Rp 3.194.163 sehingga diperoleh pendapatan tunai usahatani (farm net cash flow) Rp 12.484.310.  Produksi dijual dalam bentuk gabah dengan  harga jual gabah rata-rata Rp 4.727 per kg.  Tanaman kelapa sawit memberikan kontribusi terbesar yaitu 60.11 persen terhadap penerimaan rumah tanggga dibandingkan tanaman lainnya, seperti kacang hijau 36.46 persen, dan tanaman lainnya  3.43 persen Persentase keterkaitan usahatani dengan lembaga keuangan sekitar 55 persen, yang mengindikasikan bahwa 6 (enam) dari 10 usahatani padi sawah terkait dengan lembaga keuangan. Persentase pembayaran ke sektor lain, untuk pupuk 57.85 persen, obat-obatan 31.29, sisanya benih 10.85 persen.   Upah yang dibayarkan usahatani terhadap sektor lainnya yaitu  tenaga kerja luar keluarga, Rp 71.979.500 atau per usahatani Rp 1.468.949 dalam satu musim tanam.
Estimasi Fungsi Produksi dan Tingkat Kelayakan Usahatani Kopi Arabika Petani Kopi di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo Cyprianus PH. Saragi; Surya Abadi Sembiring; Roka Simanullang
JURNAL AGRIUST Volume 2 No 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.25 KB) | DOI: 10.54367/agriust.v2i1.1776

Abstract

Kopi arabika merupakan salah satu tanaman tahunan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi arabika dan tingkat kelayakan usahatani kopi arabika. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani kopi melalui survey kuesioner yang telah dipersiapkan dan data sekunder diperoleh melalui instansi terkait seperti, BPS Tanah Karo, Dinas Pertanian, dan situs-situs internet. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,919 menunjukkan bahwa 91,9% variasi variabel dependen (produksi) usahatani kopi arabika dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yang terdapat dalam model. Sedangkan sisanya sebesar 8,1% variasi variabel dependen dipengaruhi oleh variasi variabel independen lain diluar model. Secara serempak variabel independen yaitu luas lahan, tenaga kerja, insektisida dursban, pupuk RI, pupuk ammaphos berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu produksi kopi arabika. Secara parsial luas lahan, tenaga kerja, dan pupuk ammaphos berpengaruh nyata terhadap produksi kopi Arabika, sedangkan variable insektisida dursban dan pupuk RI tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi Arabika. Usahatani kopi arabika layak diusahakan dilihat dari R/C sebesar 4,32.
Efektivitas Harga Pembelian Pemerintah Terhadap Harga Gabah Kering Giling Berdasarkan Instruksi Presiden Tentang Kebijakan Perberasan Surya Abadi Sembiring; Henrykus Sihaloho; Tiemce Novita Sirait
JURNAL AGRIUST Volume 2 No 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.736 KB) | DOI: 10.54367/agriust.v2i1.1792

Abstract

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan efektivitas harga pembelian pemerintah terhadap harga gabah kering giling berdasarkan Instruksi Presiden tentang kebijakan perberasan. Data penelitian menggunakan data time series 1987-2017 dan dokumen data harga pembelian pemerintah terhadap gabah kering giling berdasarkan Instruksi Presiden tentang kebijakan perberasan. Analisis data dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 1987-1999, perbedaan rata-rata harga aktual Gabah Kering Giling dengan harga pembelian Koperasi Unit Desa terhadap Gabah Kering Giling yaitu Rp 69.01, atau persentase harga aktual Gabah Kering Giling lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah terhadap GKG sebesar 15.37 persen. Pada tahun 2000-2017, perbedaan rata-rata harga aktual Gabah Kering Giling terhadap harga pembelian Bulog terhadap GKG yaitu Rp 269.32, atau persentase harga aktual GKG lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah sebesar 9.15 persen. Pada kurun waktu 1987-2017, perbedaan rata-rata harga aktual GKG terhadap harga pembelian pemerintah terhadap GKG berdasarkan Inpres sebesar Rp 185,32, atau persentase harga aktual GKG lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah sebesar 9,77 persen. Dengan demikian implementasi harga pembelian pemerintah terhadap GKG berdasarkan Inpres adalah efektif.
Dampak Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah Terhadap Produksi Gabah Indonesia Berdasarkan Instruksi Presiden Surya Abadi Sembiring; Hendrykus Sihaloho; Tiemce Novita Susanti Sirait
JURNAL AGRIUST Volume 2 No 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.019 KB) | DOI: 10.54367/agriust.v2i2.2251

Abstract

Tujuan studi menganalisis dampak luas panen, tren teknologi, rasio harga GKG dengan HPP GKG dan kebijakan harga pembelian pemerintah terhadap GKG dengan produksi gabah di Indonesia. Penelitian menggunakan data time series dari tahun 1987 sampai 2017. Metode analisis dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil studi, secara serempak variabel luas panen, tren teknologi, rasio harga GKG dengan HPP GKG dan kebijakan harga pembelian pemerintah mempengaruhi produksi gabah, sedangkan secara parsial, luas panen dan kebijakan harga pembelian pemerintah berpengaruh positip dan signifikan terhadap produksi gabah, sedangkan trend teknologi, rasio harga GKG dengan HPP GKG, berpengaruh positip tetapi tidak signifikan terhadap produksi gabah. Kenaikan luas panen satu persen menyebabkan produksi gabah naik 1,569 persen. Kecenderungan trend teknologi sebesar satu persen menyebabkan produksi gabah naik 0,012 persen. Kenaikan rasio harga GKG dengan HPP GKG satu persen menyebabkan produksi gabah naik 0,004 persen. Kebijakan harga pembelian pemerintah terhadap GKG menyebabkan produksi gabah naik sebesar 0,082 persen, sedangkan tanpa kebijakan produksi gabah Indonesia turun sebesar 0,082 persen.
Hubungan Luas Lahan Terhadap Realisasi Pupuk Bersubsidi Berdasarkan Permentan No 41 Tahun 2021 Surya Abadi Sembiring; Henrykus Sihaloho; Parsaoran Sagala
JURNAL AGRIUST Volume 3 No 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.713 KB) | DOI: 10.54367/agriust.v3i1.2578

Abstract

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2021, luas lahan yang dibutuhkan untuk memenuhi subsidi pupuk adalah 2 hektare. Tujuan penelitian adalah menganalisis luas lahan dan realisasi pupuk bersubsidi dalam Permentan No 42/2021. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Kelompok Tani tahun 2022 sebanyak 169, dan jumlah responden dengan metode Slovin adalah 92 orang. Realisasi pupuk bersubsidi adalah perbedaan pupuk bersubsidi diterima petani dengan pupuk bersubsidi diusulkan di RDKK. Realisasi pupuk bersubsidi dihitung dalam persen. Metode penelitian adalah uji Chi-suare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara luas lahan dengan realisasi subsidi pupuk urea, artinya semakin luas lahan maka semakin besar kekurangan realisasi subsidi pupuk urea. Terdapat korelasi antara luas lahan dengan realisasi subsidi pupuk NPK, artinya semakin luas lahan maka semakin besar kekurangan realisasi pupuk NPK bersubsidi.