Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SMART LIBRARY: ANTARA KONTESTASI ATAU KOLABORASI DENGAN GOOGLE DALAM MENGHADAPI DIGITAL NATIVE Silva Enlevi; Anis Masruri
JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN (JIPER) Vol. 5, No. 1 (2023): Maret
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jiper.v5i1.14374

Abstract

Google telah berhasil di dalam memenuhi beragam kebutuhan generasi Digital native, maka diperlukan sebuah perubahan yang dilakukan oleh perpustakaan. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan perpustakaan gaya baru, yakni perpustakaan pintar (Smart library). Smart library akan dirasa mampu dalam menghadirkan segala hal yang dibutuhkan oleh generasi digital native saat ini. Metode yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yang dilakukan dengan menganalisis data melalui kegiatan mengumpukanberbagai macam sumber yang relevan dengan topik yang sedang diteliti, seperti buku, jurnal ilmiah, prosiding, maupun artikel ilmiah lainnya. metode kepustakaan juga dapat dipahami sebagai suatu metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan menyatat, serta mengolah bahan penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah smart Google yang mengusung sebuah konsep baru dari perpustakaan, memberikan sebuah tawaran yang menarik kepada pemustaka. Anggapan pemustaka bahwa perpustakaan sebagai sebuah ruang fisik yang usang, dan tidak mampu menyaingi Google kini telah terbantahkan. Smart library yang merupakan perpustakaan pintar, dengan kemampuan yang pintar, akan mampu menciptakan manusia yang juga pintar. Smart library mengusung konsep dasar dengan berorientasi kepada kenyamanan pengguna, dengan open data repository, yang didukung oleh technological playground, serta berlokasi di lingkungan yang sustainable, akan mampu berkembang dan melayani pemustaka yang tidak hanya berasal dari generasi sekarang (digital native), akan tetapi juga generasi-generasi yang akan datang. Selain itu, smart library juga mempunyai dimensi dengan smart services, smart people, smart governance, dan smart place. Dimensi yang dimiliki smart library, akan mampu bersaing dengan Google sebagai pusat sumber daya informasi kontemporer. Kata Kunci:Perpustakaansmart librarygoogle 
KETERAMPILAN INTERPERSONAL SEBAGAI MODAL KULTURAL DI DALAM MENGHADAPI TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS INKLUSI SOSIAL Silva Enlevi; Anis Masruri
Pustakaloka Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21154/pustakaloka.v15i1.5586

Abstract

Abstrak: Keterampilan interpersonal merupakan salah satu modal wajib yang harus dimiliki pustakawan untuk dapat melaksanakan program inklusi sosial, karena dalam konsepnya, inklusi sosial sangat erat kaitannya dengan hubungan perpustakaan terhadap masyarakat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa keterampilan interpersonal menjadi modal kultural di dalam program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Penelitian ini menggunakan studi kepustaaan (library research). Caranya yaitu dengan menganalisis data melalui kegiatan mengumpukan berbagai macam sumber yang relevan dengan topik yang sedang diteliti, seperti buku, jurnal ilmiah, prosiding, dan artikel ilmiah lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah keterampilan sosial adalah sebuah soft skill yang merupakan bagian dari modal kultural yang dikemukakan oleh Pierre Bourdieu di dalam teori praktik modalnya. Keterampilan interpersonal dengan cakupannya berupa keterampilan dalam berkomunikasi, berkesadaran diri, dan memahami orang lain, ternyata dapat menjadi modal kultural di dalam melaksanakan program inklusi sosial, yang selalu berhubungan dengan masyarakat. Simpulan dari penelitian ini adalah Keterampilan interpersonal diartikan sebagai dasar komunikasi tatap muka, yang harus dimiliki oleh para profesional di dalam mengelola suatu hubungan dengan orang lain, yang bertujuan untuk menghasilkan keadaan yang diinginkan. Kemampuan komunikasi, empati, mendengarkan, dan memahami masyarakat membuat kegiatan-kegiatan yang menjadi bagian dari program inklusi sosial dapat terlaksana.Kata Kunci: Keterampilan interpersonal; Pustakawan; Inklusi Sosial; Modal; Masyarakat