Urfan Brury Anfaul Baroya
Fakultas Kehutanan, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

UJI KETAHANAN KAYU ULIN (Eusideroxylon zwageri), BENGKIRAI (Shorea laevifoia Endert), DAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PERAHU TERHADAP ORGANISME PERUSAK KAYU Urfan Brury Anfaul Baroya; Muhammad Faisal Mahdie; Gusti Abdul Rahmat Thamrin
Jurnal Sylva Scienteae Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Sylva Scienteae Vol 6 No 1 Edisi Februari 2023
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jss.v6i1.8210

Abstract

Iron wood (Eusideroxylon zwageri), bengkirai wood (Shorea laevifolia endert), and red meranti wood (Shorea leprosula) used as a basic material in the manufacture of a ship. The wood used is enters the class of wood that is strong and durable, so it can survive in water. The use of wood as the hull of the ship is often damaged by attacks by marine animals such as barnacles and sea worms. Barnacles attached to the bottom of the ship resulting in reduced ship speed, while the shipworm larvae would make holes in the wood and make it brittle. The goal in this study is to analyze the intensity of damage to Ironwood, bengkirai wood and red meranti wood from attacks by wood-destroying organisms to determine which type of wood is better for use in shipbuilding. The test method was conducted using SNI 01-7207-2006. The wood sample is formed 30 cm x 2.5 cm x 5 cm and the middle is made a hole with a diameter of 1.5 cm. The sample is connected with a cable rope with a distance of 5 cm using a pipe. The sample is tied to the pier pole at low tide. Wood tested included in the category of highly resistant to attack barnacle organisms with an intensity of attack on each Wood <7%. Meranti test wood samples exposed to sea worm attacks with intesitas attack 33.3% - 56.6%, so this type of wood is considered less resistant to attack.Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), kayu bengkirai (Shorea laevifolia endert), dan kayu meranti merah (Shorea leprosula) dimanfaatkan menjadi bahan dasar dalam pembuatan sebuah kapal. Kayu yang digunakan merupakan kayu yang masuk ke dalam kelas kayu yang kuat dan awet, sehingga mampu bertahan di air. Penggunaan kayu sebagai lambung kapal sering mengalami kerusakan akibat serangan binatang laut seperti teritip dan cacing laut. Teritip yang melekat pada bagian bawah kapal mengakibatkan kecepatan kapal berkurang, sedangkan larva cacing kapal akan membuat lubang pada kayu dan membuatnya rapuh. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis intensitas kerusakan kayu ulin, kayu bengkirai dan kayu meranti merah dari serangan organisme perusak kayu untuk mengetahui jenis kayu yang lebih bagus untuk digunakan dalam pembuatan kapal. Metode pengujian dilakukan menggunakan SNI 01-7207-2006. Sampel kayu dibentuk 30 cm x 2,5 cm x 5 cm dan bagian tengah dibuat lubang dengan diameter sebesar 1,5 cm. Sampel dihubungkan dengan talu kabel dengan jarak 5 cm mengunakan pipa. Sampel diikat di dermaga dengan kondisi laut yang surut. Kayu yang diuji termasuk ke dalam kategori sangat tahan pada serangan organisme teritip dengan intensitas serangan pada setiap kayu <7%. Sampel kayu uji meranti terkena serangan cacing laut dengan intesitas serangan 33,3% - 56,6 %, sehingga jenis kayu ini dinilai kurang tahan pada serangan