Dinda Fenia Sindhi Rahayu
Universitas Indonesia Maju

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor Risiko Aspek Lingkungan dan Aspek Perilaku terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya Kota Depok Tahun 2022 Firda Azkia Rahma; Dinda Fenia Sindhi Rahayu; Luqman Yoga Prawira; Mutiara Nandini; Ratu Alfiyatul Bariyah
Journal of Public Health Education Vol. 2 No. 3 (2023): Journal of Public Health Education
Publisher : MPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/jphe.v2i3.123

Abstract

Introduction: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), commonly known as Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), is an acute viral infectious disease caused by the dengue virus belonging to the Arthropod-Borne virus, genus Flavivirus, family Flaviviridae. In 2020, the Sukmajaya sub-district has a high number of dengue cases, there are 153 cases. Objectives: This study aimed to determine the description of risk factors from environmental and behavioral aspects to the incidence of dengue hemorrhagic fever in the working area of Sukmajaya Public Health Center, Depok City. Method: This research method uses a quantitative method with a descriptive approach and in this research, we get 65 respondents by taking data using a checklist. Result: The description of the characteristics of the community shows that women and men have the same opportunity to get DHF, those aged 26-65 years who are vulnerable to being infected, the level of education is still low so they still don't know about prevention of DHF. The description of the behavioral aspect was obtained by respondents whose preventive behavior was good, namely as many as 39 (60%) of respondents and 26 (40%) of respondents whose prevention preventives were not good. An overview of environmental aspects showed that 25 (38.5) respondents found larvae in their homes. And as many as 40 (61.5%) respondents at home did not find any larvae. Conclusion: The results of the health degree study found that the 10 highest diseases in the Sukmajaya Public Health Center, Depok City were against DHF in the first order.
Baju Rompi (Berantas Nyamuk dengan Lilin Aroma Therapy) Nina Nina; Dinda Fenia Sindhi Rahayu; Firda Azkia Rahma; Mutiara Nandini; Ratu Alfiyatul Bariyah; Luqman Yoga Prawira
Jurnal Pengabdian Masyarakat Saga Komunitas Vol. 2 No. 4 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat Saga Komunitas
Publisher : Sagamedia Indo Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/jpmsk.v2i4.139

Abstract

Latar belakang: Peningkatan kasus DBD di Indonesia membuat banyak produsen menciptakan produk pengusir nyamuk hingga alat dan obat yang dapat untuk membunuh nyamuk dengan berbagai jenis produk dan merek. Namun produk yang banyak di jual di pasaran, dapat dikatakan kurang baik bagi kesehatan dikarenakan banyak mengandung bahan insektida atau bahan kimia lain yang kurang ramah lingkungan. Tujuan: Memberikan fasilitas kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan DBD melalui Program Gerakan Sehat Lingkungan (GERSLING) dengan Baju Rompi (Berantas Nyamuk dengan Aedes aegypti). Metode: Metode pelaksanaan adalah ceramah, dengan melalui permainan engklek dan lagu “AYO CEGAH DBD. Hal tersebut dikarenakan motorik kasar merupakan salah satu perkembangan anak usia dini yang penting untuk menunjang aktivitas anak secara fisik. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan anak-anak kelas 6 untuk melakukan kegiatan fasilitasi dengan metode ceramah, lembar balik, Poster dan pembuatan produk lilin aroma therapy. Penyampaian informasi dengan poster diharapkan dapat diterapkan dengan baik oleh anak-anak dalam pencegahan DBD. Hasil: Tingkat pengetahuan responden sebelum diberikan fasilitasi kesehatan dari 72 siswa/siswi (72%) dengan tingkat pengetahuan baik sebelum diberikan fasilitasi meningkat menjadi 89 responden (89%). Untuk variabel tingkat pengetahuan cukup, yang sebelum diberikan fasilitasi yaitu sebanyak 25 siswa/siswi (25%) menjadi 10 siswa/sisiwi (10%). Dan untuk variabel tingkat pengetahuan  kurang terjadi penurunan yang sebelumnya sebanyak 3 responden (3%) menjadi 1 responden (1%). Kesimpulan: Pemberian materi serta diskusi dalam fasilitasi kesehatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa- siswi dalam pencegahan Demam Berdarah Dengue.