Kristian E. Y. M. Afi
Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi komparatif pendidikan karakter anak remaja usia 12-15 tahun pada keluarga di suku Boti dalam dan keluarga Kristen di suku Boti luar Yakobus Adi Saingo; Sandro G. Natonis; Kristian E. Y. M. Afi
Jurnal Pendidikan Karakter VOL 14, NO 1 (2023)
Publisher : DRPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v14i1.57045

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis perbandingan pelaksanaan pendidikan karakter orang tua bagi anak remaja usia 12-15 tahun di Suku Boti Dalam dan suku Boti Luar. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan mewawancarai 5 orang sumber primer terdiri atas 1 orang Raja Boti (Usif), 2 orang tua dari suku Boti Dalam dan 2 orang tua dari suku Boti Luar yang memiliki anak remaja usia 12-15 tahun sehingga diperoleh data yang otentik. Analisis data dilakukan secara komparatif yaitu membandingkan pendidikan karakter yang dilakukan orang tua pada anak remaja usia 12-15 tahun di suku Boti Dalam dengan di Suku Boti Luar. Hasil penelitian menemukan bahwa pendidikan karakter oleh orang tua bagi anak remaja usia 12-15 tahun di suku Boti Dalam sangatlah kental dengan adat-istiadat. Sebagai contoh raja Boti (Usif) melaksanakan pendidikan karakter dengan mengumpulkan masyarakat suku Boti Dalam pada hari ke-9 untuk menasihati, membentuk kelompok kerja, memberikan keteladanan, bercerita, melakukan pembiasan-pembiasaan positif yang dapat mendidik anak remaja. Sedangkah suku Boti Luar dalam melaksanakan pendidikan karakter tidak menghubungkannya dengan adat istiadat, tetapi dengan mendidik anak remajanya sesuai ajaran Alkitab yang menjadi dasar nilai-nilai kekristenan.This study aims to analyze the comparison of the implementation of parental character education for adolescents aged 12-15 years in the Inner Boti Tribe and the Outer Boti Tribe. The method used is qualitative descriptive by interviewing 5 primary sources consisting of 1 Raja Boti (Usif), 2 parents from the Inner Boti tribe and 2 parents from the Outer Boti tribe who have teenagers aged 12-15 years to obtain authentic data. Data analysis was carried out comparatively, namely comparing the character education carried out by parents on adolescents aged 12-15 years in the Inner Boti tribe is very thick with customs. For example, Raja Boti (Usif) carries out character education by gathering the people of the Inner Boti tribe on the 9th day to give advice, form working groups, provide examples, tell stories, make positive habits that can educate teenagers. Whereas the Outer Boti tribe in carrying out character education doesn’t not relate it to customs, but by educating their teenagers according to teachings of the Bible which are the basis of Christian values.
Strategi Pembentukan Nilai Pendidikan Karakter Religius di Sekolah Menengah Teologi Kristian E. Y. M. Afi; Hemi Bara Pa; Maglon Ferdinand Banamtuan; Yetni Malafu
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 2 (2023): April
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i2.5223

Abstract

Salah satu sekolah menengah atas yang bernaung di bawah Kementerian Agama, karena sekolah tersebut berlandaskan teologi Kristen sehingga pihaknsekolah pelru mempunyai strategi dalam membentuk nilai-nilai religius bagi seluruh siswa. Tujuan dari Riset ini adalah untuk mengetahui strategi pembentukan nilai pendidikan karakter religius di Sekolah Menengah Teologi Kristen Benfomeni. Metode adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Maka hasil penelitian yang diperolah yakni: pertama, sekolah telah merumuskan ke dalam tata tertib sekolah serta perangkat pembelajaran tentang pemberian salam, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran serta arah kebijakan sekolah terkait dengan perayaan hari bersar agama dan menjunjung tinggi akan toleransi antar umat beragama, kedua tahap pelaksanaan atau implemetasi, pihak sekolah terutama guru, siswa serta orang tua siswa selalu memberikan nasihat dalam bergaul baik dengan keyakinan yang sama baik dengan yang berkeyakinan lain, serta untuk fasilitas yang sudah disiapkan di sekolah. dan ketiga yakni tahap evaluasi, pada tahap ini masih ada kendala atau hambatan sedangkan ada bagian-bagian yang tidak ada kendala atau hambatan. Untuk mengatasi kendala yang terjadi di sekolah adalah: 1) perlu menjalin kerja sama dengan orang tua siswa dan masyarakat sekitar; 2) menghimbau orang tua siswa untuk lebih memperhatikan putra-putrinya; dan 3) memberikan pemahaman kepada siswa akan pentingnya nilai-nilai karakter religius.