This Author published in this journals
All Journal Maspari Journal
Anna Ida Sunaryo, Anna Ida
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA, Universitas Sriwijaya

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-A TERHADAP NUTRIEN DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Zulhaniarta, Dilah; ., Fauziyah; Sunaryo, Anna Ida; Aryawati, Riris
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 1 (2015): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.399 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i1.2488

Abstract

Muara S. Banyuasin menerima masukan nutrien dari berbagai aktifitas masyarakat di sekitar perairan dan secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton yang tercermin pada konsentrasi klorofil-a perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi klorofil-a dan kandungan nutrien (nitrat & fosfat) serta hubunganya dengan parameter lingkungan di perairan Muara S.Banyuasin. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013 pada kondisi perairan pasang dan surut. Proses pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Hasil sebaran klorofil-a, nutrien dan parameter lingungan diolah menggunakan software surfer 10.0 dan pengaruh parameter lingkungan terhadap klorofil-a diolah dengan metode PCA menggunakan software Statistica 8.0. Hasil penelitian pasang dan surut menunjukan bahwa konsentrasi Klorofil-a berkisar antara 4,41-55,01 mg/m3. Nitrat berkisar antara 0,94-34,44 mg/l. Fosfat berkisar antara 0,08-0,64 mg/l. Analisis Komponen Utama (PCA) menunjukkan bahwa nutrien (Nitrat & fosfat) mempengaruhi konsentrasi klorofil-a baik saat pasang pasang maupun surut, dengan nilai eigenvalue 3,04 (nitrat) dan 2,19 (fosfat) saat pasang serta 4,29 (nitrat) dan 1,27(pasang) saat surut. Secara umum konsentrasi klorofil-a dan nutrien semakin banyak ditemukan di daerah yang dekat dengan daratan yang memberi banyak masukan nutrien. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a adalah nitrat, fosfat, kecerahan, suhu, DO, dan kecepatan arus.KATA KUNCI: Fitoplankton, klorofil-a, nutrien, perairan muara Sungai Banyuasin.
Karakteristik dan Morfologi Liang Bioturbasi Kepiting di Kawasan Reklamasi Mangrove Muara Angke Kapuk - Jakarta Sunaryo, Anna Ida
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 2 (2012): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.855 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i2.1388

Abstract

ABSTRACTBioturbation organism activity that caused in displacement of sediment. This activity is not only the activities that are part of the natural organism behavior, but has an important contribution to the sustainability of ecosystems. Therefore this study was conducted to identify the physical characteristics of crab bioturbation burrows on reclaimed mangrove ecosystems, such as shape, depth, and hole diameter. The results showed there were 4 characters of burrows from 20 resin cast, which are single (50%), Y-shaped (25%), U-shaped (5%), and complex (20%) characteristics, with the dominance of the single character. SD (surface diameter) variable ranging from 0.4 to 1.8 cm and the AW (arm width) ranged from 1.1 to 2.9 cm, DO (distance opening) ranged from 3.5 to 31 cm and the UD (U-depth) and the CS (central shaft) range 3-7 cm and 5-14 cm. The total hole depth (TD) ranged from 4.5 to 19.5 cmKeywords : morphology characteristics, crab bioturbation burrows, Muara Angke KapukABSTRAKBioturbasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan organisme sehingga menyebabkan terjadinya perubahan letak (displacement) sedimen.Aktifitas ini bukan hanya aktifitas yang memang bagian dari tingkah laku biota secara alami, namun memiliki kontribusi yang penting bagi keberlangsungan ekosistemnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik liang bioturbasi kepiting pada ekosistem reklamasi mangrove, seperti bentuk, kedalaman, dan diameter lubang. Hasil penelitian menunjukkan dari 20 cetakan terdapat 4 karakter yaitu single (50%), Y-shaped (25%), U-shaped (5%), dankompleks(20%), dengan dominasi pada karakter single. Variable SD berkisar 0,4-1,8 cm dan AW berkisar 1,1-2,9 cm, DO berkisar 3,5-31 cm dan UD dan CS berkisar 3-7 cm dan 5-14 cm. Kedalaman liang secara total (TD) dari 20 cetakan berkisar 4,5-19,5 cmKatakunci : karakteristik morfologi, liang bioturbasi kepiting, Muara Angke Kapuk
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA (CH4N2O) DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP KEPADATAN SEL DAN LAJU PERTUMBUHAN Porphyridium sp. PADA KULTUR FITOPLANKTON SKALA LABORATORIUM Afriza, Zafira; Diansyah, Gusti; Sunaryo, Anna Ida
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 2 (2015): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.391 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i2.2439

Abstract

Usaha budidaya ikan dan non-ikan di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat.  Oleh karena itu dibutuhkan kultur pakan alami yang cukup dan berkualitas untuk  keberhasilan usaha  budidaya.Porphyridium  sp.  adalah salah satu  jenis  pakan  alami  yang  merupakan mikroalaga air laut yang masuk ke dalam divisi Rhodophyta (alga merah).  Porphyridium sp.dapat tumbuh optimum  dengan penambahan pupuk pada media kulturnya.  Salah satu pupuk yang dapat digunakan untuk kultur Porphyridium sp. adalah pupuk pertanian (urea, ZA, dan TSP).  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  melihat  pengaruh pemberian  urea  dengan dosis berbeda terhadap pertumbuhan  Porphyridium sp.  dan komposisi pupuk yang tepat untuk kultur  Porphyridium sp.  skala massal.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan (A-F) dan 4 kali ulangan. Perlakuan A adalah perlakuan tanpa pemberian  pupuk  dan  perlakuan  B  hingga  F  berturut -turut  memiliki dosis urea 10mg/l, 20mg/l, 30 mg/l, 40 mg/l dan 50 mg/l dengan dosis ZA 30 mgl/l dan TSP 10 mg/l. Kepadatan  populasi,  laju  pertumbuhan dan waktu generasi Porphyridium  sp.  dianalisis dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian urea dengan dosis  berbeda  memberikan  pengaruh terhadap  laju  pertumbuhan  dan  waktu  generasi. Kepadatan  populasi Porphyridium  sp.  tertinggi  terdapat  pada  pelakuan  F  yaitu  2363 x 104sel/mlpada  hari  ke  11.  Laju  pertumbuhan  tertinggi  diperoleh  pada perlakuan E 0,34 sel/ml/hari. Waktu generasi tercepat didapat pada perlakuan E 1,75 jam.KATA KUNCI: Kepadatan  populasi,  laju  pertumbuhan,  Porphyridium  sp., waktu generasi.
Daya Serap Akar dan Daun Mangrove Terhadap Logam Tembaga (Cu) di Tanjung Api-Api, Sumatera Selatan Sunaryo, Anna Ida
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 5, No 1 (2013): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (356.948 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v5i1.1288

Abstract

ABSTRACTTanjung Api-Api is an important ecosystem in South Sumatra. This ecosystem is a busy track for various types of vessels and fishing activities, and the presence of mangrove forest make this a unique ecosystem. Activities conducted in the waters of Tanjung Api-Api will generate wastes and some extent affect the mangroves along the water. One of the hazardous waste sufficient for mangrove ecosystem is copper (Cu) considering the role of Cu for plant metabolism that will lead to death if the amount of excess. Therefore, this study focused on the function of mangroves in the face of heavy metal waste by absorbing and accumulating Cu in mangrove plant tissue (roots and leafes), especially Avicennia and Rhizophora.The results showed that roots  accumulate higher. The average Cu content in the roots and leaves of Avicennia is 0.0035 ppm and 0.0013 ppm, while in the roots and leaves of Rhizophora is 0.0028 ppm and 0.0007 ppm. Those accumulation has not exceeded for mangroves beause of the ability to absorb Cu up to 15 ppm. The accumulation in Avicennia higher than Rhizopora which indicate that the leading zone of mangroves accumulate higher than the behind zone.Key words : copper (Cu), roots and leaves mangroves, Tanjung Api-Api  ABSTRAKPerairan Tanjung Api-Api merupakan suatu ekosistem penting di wilayah Sumatera Selatan. Perairannya yang menjadi jalur sibuk berbagai jenis kapal dan aktifitas perikanan, serta keberadaan hutan mangrove yang masih tebal menjadikan perairan ini sebagai ekosistem yang unik. Aktifitas yang dilakukan di perairan Tanjung Api-Api ini tentu saja akan menghasilkan limbah dan mempengaruhi kondisi mangrove yang terletak tepat di sepanjang perairan. Salah satu limbah yang cukup berbahaya bagi ekosistem mangrove adalah tembaga (Cu) mengingat peran Cu bagi metabolisme tumbuhan yang akan menyebabkan kematian bila jumlahnya berlebih . Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada fungsi mangrove dalam menghadapi limbah Cu dengan cara menyerap dan mengakumulasikannya dalam jaringan tumbuhan (akar dan daun) mangrove, khususnya Avicennia dan Rhizopora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akar mangrove mengakumulasi Cu lebih banyak. Rata-rata kandungan logam Cu pada akar dan daun Avicennia adalah 0,0035 ppm dan 0,0013 ppm, sedangkan pada akar dan daun Rhizopora adalah 0,0028 ppm dan 0,0007 ppm. Akumulasi tersebut belum melebihi ambang batas karena mangrove dapat menyerap Cu hingga 15 ppm. Akumulasi Cu pada Avicennia yang lebih tinggi dibandingkan Rhizopora menunjukkan bahwa zona terdepan hutan mangrove mengakumulasi logam berat lebih banyak dibandingkan zona mangrove di belakangnya.Kata kunci : tembaga (Cu), akar dan daun mangrove, Tanjung Api-api